Memahami 12 Prinsip Dasar Animasi Bersama Komunitas Seni Kuflet

Memahami 12 Prinsip Dasar Animasi Bersama Komunitas Seni Kuflet (Esai)

PADANG PANJANG, kiprahkita.com Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan seni visual di ranah lokal dengan menggelar diskusi bertajuk “Prinsip Dasar Animasi” pada Sabtu ini, 25 Oktober 2025, di sekretariat komunitas tersebut. Kegiatan ini menghadirkan animator muda, Teuku Faruq, sebagai pemantik diskusi yang membahas secara mendalam tentang 12 prinsip dasar animasi — fondasi penting dalam menciptakan gerak yang hidup, ekspresif, dan realistis dalam karya animasi.

Teuku Faruq menjelaskan animator legendaris 

Menelusuri Akar 12 Prinsip Dasar Animasi

Dalam paparannya, Teuku Faruq menjelaskan bahwa kedua animator legendaris Walt Disney Studios, Ollie Johnston dan Frank Thomas, pertama kali memperkenalkan dua belas prinsip dasar animasi pada tahun 1981 melalui buku “The Illusion of Life”. Prinsip-prinsip ini bukan hanya panduan teknis, melainkan juga filosofi dalam membangun karakter yang terasa “hidup” di mata penonton.

Faruq memaparkan bahwa prinsip pertama, squash and stretch, berfungsi untuk menampilkan bobot dan kelenturan objek, memberikan kesan bahwa karakter tidak kaku, melainkan memiliki volume yang bisa berubah sesuai gerakan. Sementara anticipation menjadi gerakan pendahulu sebelum aksi utama, membantu penonton memahami arah gerakan yang akan terjadi.


Prinsip staging mengatur bagaimana adegan ditampilkan agar fokus penonton terarah pada aksi utama. Sedangkan straight ahead action dan pose to pose menjadi dua metode penting dalam membuat animasi 2D — satu dilakukan secara berurutan frame demi frame, sedangkan yang lain menekankan pada pembuatan pose utama terlebih dahulu sebelum diisi gerakan antaranya.

Lebih lanjut, follow through dan overlapping action menggambarkan bahwa setiap gerakan tubuh tidak berhenti mendadak; bagian tubuh lain akan terus bergerak mengikuti momentum. Slow in dan slow out menambahkan nuansa realistis dengan menciptakan percepatan dan perlambatan alami pada setiap gerakan.

Prinsip arc menunjukkan bahwa gerakan alami biasanya mengikuti lintasan melengkung, bukan garis lurus. Secondary action memperkaya adegan dengan menambahkan gerakan pendukung, sedangkan timing berperan penting dalam menentukan tempo, bobot, dan emosi dari gerakan karakter. Dua prinsip terakhir, exaggeration dan solid drawing, berfokus pada peningkatan daya tarik visual dan kekuatan bentuk gambar. Appeal, penutup dari dua belas prinsip tersebut, memastikan bahwa karakter memiliki kepribadian yang memikat dan mudah diingat.


Peserta diskusi, Mursidiq, S.Ds., M.Sn

Kreativitas dan Emosi dalam Animasi

Peserta diskusi, Mursidiq, S.Ds., M.Sn, menambahkan bahwa proses animasi tidak hanya menuntut kemampuan teknis, tetapi juga kreativitas dan kepekaan emosional yang tinggi. Animator perlu memahami bagaimana emosi dapat diterjemahkan ke dalam gerak dan desain visual. Selain itu, kerja sama tim dan pemahaman terhadap target audiens menjadi faktor penting dalam menciptakan animasi yang berhasil menyampaikan pesan secara efektif.

Animasi sebagai Ruang Ekspresi Seni

Diskusi yang diadakan Komunitas Seni Kuflet ini bukan sekadar ruang berbagi ilmu, tetapi juga menjadi wadah penguatan ekosistem kreatif di Padang Panjang. Dengan melibatkan seniman muda seperti Teuku Faruq, Kuflet membuktikan bahwa perkembangan animasi Indonesia bisa tumbuh dari komunitas akar rumput yang memiliki semangat belajar dan kolaborasi tinggi.

Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk memahami bahwa animasi bukan sekadar hiburan visual, melainkan perpaduan antara seni, teknologi, dan psikologi gerak. Setiap prinsip yang dibahas bukan hanya soal teknik menggambar, tetapi juga tentang bagaimana menghidupkan karakter dengan emosi dan jiwa.

Diskusi “Prinsip Dasar Animasi” oleh Komunitas Seni Kuflet menjadi momentum penting dalam memperluas wawasan tentang animasi sebagai bentuk seni modern yang sarat makna. Dengan memahami dua belas prinsip dasar animasi, para kreator lokal diharapkan mampu menghasilkan karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga komunikatif, ekspresif, dan mampu menyentuh hati penontonnya.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa Padang Panjang tidak hanya kaya akan tradisi seni, tetapi juga terus berkembang dalam ranah seni digital dan kreatif masa kini.

Laporan Asli

KUFLET DISKUSIKAN 12 PRINSIP DASAR ANIMASI

Padangpanjang,- Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang

melakukan diskusi bertajuk 'Prinsip dasar animasi' Sabtu, 25/10/2025 di Sekretariat Komunitas Seni Kuflet, ini kali narasumber Faruq. Ujar Maida Bendahara Komunitas Seni Kuflet.

Pemantik Diskusi merupakan Animator Muda Teuku Faruq mengatakan, Prinsip dasar animasi pertama kali di kenalkan oleh dua animator muda adalah untuk menciptakan ilusi gerakan yang realistis dan ekspresif bagi penonton, seolah-olah karakter mengikuti hukum fisika dan memiliki kehidupan sendiri. bentuk ilustrasi Squash and stretch menunjukkan bobot serta kelenturan objek, sedangkan anticipation adalah gerakan persiapan sebelum aksi utama. Staging berfungsi untuk menampilkan aksi agar terlihat jelas dan fokus. Straight ahead dan pose to pose digunakan dalam animasi 2D untuk menggambarkan gerakan frame per frame secara berurutan. Follow through dan overlapping action menggambarkan bahwa gerakan tubuh tidak berhenti secara tiba-tiba, melainkan memiliki kelanjutan. Slow in dan slow out menciptakan akselerasi serta deselerasi alami pada gerakan. ARC  menggambarkan gerakan alami yang mengikuti jalur lengkung. Secondary action menambahkan gerakan pendukung agar aksi utama lebih hidup. Timing menentukan kecepatan, bobot, dan emosi dari sebuah gerakan. Exaggeration digunakan untuk melebih-lebihkan gerakan demi menambah daya tarik visual. Solid drawing menekankan pentingnya menggambar bentuk 3D yang kuat dan seimbang, sedangkan appeal mencerminkan daya tarik visual atau kepribadian karakter yang membuatnya menarik untuk dilihat. Paparnya.

Peserta diskusi Mursidiq, S.Ds., M.Sn  mengatakan, Proses tersebut memerlukan kreativitas tinggi, pemahaman mendalam terhadap animasi yang dibuat, dan kemampuan untuk mengekspresikan emosi melalui desain visual. Selain itu, kolaborasi dengan tim pengembangan dan pemahaman tentang target audiens juga dianggap penting dalam menciptakan karakter yang berhasil.  Ucapnya (*/Radit)

Posting Komentar

0 Komentar