Dari Fisika Menuju Spanyol

Perjalanan Lolos Program Beasiswa PKPI (Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional) di Spanyol

PASAMAN BARAT, kiprahkita.com Tanggal 10 Desember kemarin Alwi izin berangkat ke Spanyol untuk melanjutkan perjalanan ilmunya. Kami semua mendoakan semoga ia selamat sampai tujuan, diberi kelancaran dalam setiap langkah, dan kembali dengan membawa kesuksesan. Mudah-mudahan Alwi menjadi hamba Allah yang ditinggikan derajatnya karena ilmu yang diberkahi. Aamiin.

Tulisan ini menceritakan pengalaman panjang dan penuh makna ketika akhirnya Alwi dinyatakan lolos program PKPI dan mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian di Spanyol, tepatnya di Universitat Autònoma de Barcelona (UAB). Kesempatan ini menjadi salah satu capaian terbesar dalam perjalanan akademiknya, sekaligus bukti bahwa ketika seseorang berusaha, berdoa, dan berserah, Allah selalu memberikan jalan di waktu yang tepat.

Alwi sudah di pesawat


Ketika Praktik di Malaysia

Alwi merupakan penerima beasiswa fast track magister–doktor dari Kemendiktisaintek melalui program PMDSU (Pendidikan Magister Doktor untuk Sarjana Unggul). Program ini banyak membuka jalan bagi mahasiswa Indonesia untuk mempercepat studi sekaligus memperluas jejaring penelitian di dunia internasional.

Tahun ini, kesempatan mengikuti program PKPI dibuka dalam dua batch. Batch pertama hanya menerima sekitar 25 orang, sedangkan batch kedua menerima 100 orang. Sebagai bagian dari batch kedua, Alwi tentu merasa bersyukur, tetapi sekaligus menyadari bahwa perjalanan menuju titik itu tidak mudah.

Salah satu persyaratan utama PKPI adalah memperoleh acceptance letter dari profesor atau universitas tujuan. Dari sinilah perjuangannya dimulai.

Alwi menyiapkan CV, research interest, dan email template terbaik yang bisa ia susun. Ia mengirimkan lamaran ke 10 profesor dari berbagai negara: Turki, Portugal, Spanyol, Jerman, Polandia, dan lainnya.



Seperti yang biasa terjadi dalam proses mencari supervisor, sebagian besar email tersebut tidak mendapatkan balasan. Ada yang dibaca tanpa respons, dan ada juga yang membalas tetapi mengatakan kuota mahasiswa penuh.

Namun alhamdulillah, dari sepuluh profesor tersebut, tiga profesor memberikan respons positif dan bersedia menerima Alwi:

  • Satu dari Turki (Ankara University)

  • Satu dari Portugal (Politecnico de Lisboa)

  • Satu dari Spanyol (Universitat Autònoma de Barcelona)

Saat itu ia mulai menimbang antara negara, bidang penelitian, fasilitas laboratorium, dan ranking universitas. Setelah mempertimbangkan semuanya secara matang, Alwi memilih Spanyol, tepatnya Universitat Autònoma de Barcelona, karena riset mereka paling relevan dengan fokus studinya.

Setelah mendapatkan acceptance letter, Alwi langsung mendaftar TOEFL ITP sebagai persyaratan PKPI. Persiapan yang singkat membuatnya sempat khawatir, namun alhamdulillah hasilnya memenuhi syarat.

Selanjutnya adalah seleksi administrasi. Berkas demi berkas ia siapkan dengan teliti: surat rekomendasi, proposal penelitian, LoA, hingga dokumen tambahan dari kampus asal. Berkat persiapan yang matang, seleksi administrasi dapat ia lewati tanpa kendala.

Tahap berikutnya adalah wawancara yang dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Inggris oleh tim PKPI. Ini merupakan tahap yang cukup menegangkan karena menentukan apakah ia layak melanjutkan ke tahap akhir.

Namun alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar. Semua pertanyaan mengenai topik penelitian, motivasi, dan kemampuan akademik dapat Alwi jawab dengan baik.

Pada akhir Agustus, pengumuman resmi keluar—nama Alwi tercantum sebagai salah satu peserta yang lolos PKPI. Rasanya seperti beban besar tiba-tiba terangkat.

Tetapi ia tidak menyangka bahwa tantangan terbesar justru datang setelah itu.


Setelah dinyatakan lolos, Alwi harus segera menyiapkan dokumen keberangkatan. Dan inilah bagian paling melelahkan dari keseluruhan proses.

Visa Spanyol memiliki banyak persyaratan detail, mulai dari asuransi kesehatan, surat bank, hingga accommodation letter. Persyaratan terakhir inilah yang membuat Alwi cukup tertekan karena ia harus memiliki bukti tempat tinggal resmi di Barcelona.

Ia mencoba menghubungi PPI Spanyol untuk meminta bantuan, namun pada saat itu mereka belum bisa memberikan solusi.

Hampir seminggu penuh Alwi mencari berbagai opsi sewa kamar di Barcelona. Banyak yang tidak menerima penyewa jangka pendek, dan hampir semuanya menetapkan syarat ketat: pembayaran awal mahal, verifikasi sponsor, atau dokumen tambahan.

Ia mulai merasa pesimis. Waktu semakin sempit dan ia belum mendapatkan kepastian tempat tinggal.


Di tengah kebingungan dan kelelahan mental itu, tiba-tiba terlintas ide di benak Alwi: “Bagaimana kalau mencari organisasi keagamaan Indonesia di Spanyol?”
Mungkin itu adalah ilham dari Allah.

Karena ia dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah, Alwi langsung mengetik di Google: “Muhammadiyah di Spanyol.”

Betapa terkejutnya ia ketika menemukan bahwa memang ada PCIM Spanyol (Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah).

Tanpa berpikir panjang, ia mengirim email panjang untuk memperkenalkan diri sekaligus meminta arahan. Ia tidak terlalu berharap cepat dibalas karena memahami bahwa para pengurus biasanya sibuk, namun ia tetap berdoa.

Hingga akhirnya, tiga minggu kemudian, email balasan datang.

Mereka tidak hanya membalas, tetapi juga mencantumkan Alwi dalam grup inti PCIM Spanyol. Ketika masuk grup, sambutan pertama yang ia terima adalah:

“Selamat datang uda Alwi.”

Kalimat sederhana itu terasa sangat hangat. Mereka memperlakukannya layaknya keluarga yang datang dari jauh.

Tidak berhenti di situ, salah satu pengurus bahkan memberikan rekomendasi tempat tinggal yang aman, strategis, dan berada di pusat kota Barcelona—kos yang beliau kelola sendiri.

Rasanya seperti keajaiban. Semua masalah yang membuat Alwi hampir menyerah tiba-tiba menemukan solusinya hanya dalam beberapa hari.

Saat itu ia benar-benar merasakan bahwa:

Jika Allah sudah meridai sebuah urusan, maka setiap jalan akan dibukakan, bahkan melalui pintu-pintu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.


Setelah semua proses panjang mulai dari mencari LoA, seleksi administrasi, wawancara, hingga perjuangan mendapatkan tempat tinggal—alhamdulillah kini semua dokumen keberangkatan Alwi sudah lengkap.

InsyaAllah ia akan berangkat pada tanggal 10 Desember 2025.

Perasaannya campur aduk antara haru, semangat, dan rasa syukur yang mendalam.

Perjalanan ini mengajarkannya bahwa usaha manusia dan pertolongan Allah berjalan seiring. Kita berjuang sekuat tenaga, tetapi pada akhirnya Allah-lah yang menentukan jalan terbaik.

Seluruh biaya kegiatannya di sana dibiayai secara penuh oleh Kemendiktisaintek melalui program PKPI–PMDSU. Dari Fisika ke Spanyol.

Nama lengkap: Alwi Nofriandi Musanif Ismail Kiprah Kita
Status/Peran: Penerima beasiswa PKPI (Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional) — bagian dari PMDSU (Pendidikan Magister Doktor untuk Sarjana Unggul) dari Kemendiktisaintek. Kiprah Kita
Universitas tujuan (host): Universitat Autònoma de Barcelona (UAB), Spanyol. Kiprah Kita
Asal & Latar belakang: Berdasarkan profil yang ditulis di sebuah portal cerita/berita — disebut bahwa ia berasal dari lingkungan pendidikan di SD Negeri Kampung Kubu-Padang Tujuh, MTsN I Pasaman Barat, SMA Negeri I Simpang Empat-Pasaman Barat, lalu melanjutkan ke jalur tinggi (S1/S2/S3) melalui program PMDSU. Kiprah Kita
Motivasi & Fokus: Tertarik pada Fisika dan riset internasional dan publikasi ilmiah, memilih UAB karena relevansi bidang penelitian dan fasilitas laboratoriumnya—mengindikasikan bahwa bidang studinya kemungkinan di ranah sains/teknologi (sesuai konteks PKPI/PMDSU). Kiprah Kita

Posting Komentar

0 Komentar