MAGELANG, kiprahkita.com –Ya, benar. Salah satu korban kecelakaan tragis yang menimpa rombongan guru SD Islam Tahfidz Qur'an As Syafi'iyah, Mendut, Magelang, adalah Aulia Anggi Prastiwi, seorang guru yang baru saja menikah pada 20 April 2025, sekitar 17 hari sebelum kejadian naas tersebut terjadi.
![]() |
Kantor guru dan foto bersama guru |
Aulia dikenal sebagai sosok yang ceria dan berdedikasi dalam mengajar. Kepergiannya yang mendadak ini meninggalkan duka mendalam, terutama bagi suaminya yang baru saja memulai kehidupan rumah tangga bersamanya. Belum ada pernyataan resmi dari suaminya di media, namun dapat dibayangkan betapa beratnya kehilangan pasangan hidup dalam waktu yang sangat singkat setelah pernikahan.
Keluarga besar SD ITQ As Syafi'iyah dan masyarakat sekitar turut berduka atas kehilangan ini. Mereka mengadakan doa bersama dan tahlil selama tujuh hari untuk mendoakan para korban, termasuk Aulia. Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
Tragedi Pagi Itu: Aulia Anggi Prastiwi, Korban Kecelakaan Tragis
Pada pagi yang cerah, ketika banyak orang baru saja memulai aktivitas sehari-hari mereka, sebuah tragedi menyelimuti jalanan di sekitar Mendut, Magelang. Aulia Anggi Prastiwi, seorang wanita muda yang baru saja menikah pada 20 April 2025, menjadi korban dalam kecelakaan yang melibatkan sebuah truk pasir yang menabrak angkutan kota (angkot) yang membawa rombongan guru dari SD Islam Tahfidz Qur'an As-Syafi'iyah Mendut.
Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB itu, menghebohkan warga sekitar dan menyebabkan kepanikan di sepanjang jalan raya. Truk pasir yang melaju dengan kecepatan tinggi mendadak kehilangan kendali, meluncur tanpa bisa dihentikan, dan menabrak angkot yang sedang mengangkut sekelompok guru. Aulia, yang baru saja menjalani hari-hari bahagia setelah pernikahannya, ikut dalam rombongan tersebut sebagai salah satu guru muda yang bersemangat memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada anak-anak.
Kecelakaan itu menyebabkan angkot terguling, dan sejumlah penumpang mengalami luka-luka, termasuk Aulia Anggi Prastiwi. Warga sekitar dan pengemudi kendaraan yang lewat segera bergegas memberikan pertolongan. Namun, meskipun tim medis datang dengan cepat, nyawa Aulia tidak dapat diselamatkan. Ia meninggal dunia di tempat kejadian karena luka-luka parah yang dideritanya.
Mengenang Aulia: Sosok Guru yang Berhati Mulia
Aulia Anggi Prastiwi bukan hanya seorang istri yang baru menikah, tetapi juga seorang pendidik yang penuh dedikasi. Setelah menamatkan pendidikannya, ia bergabung dengan SD Islam Tahfidz Qur'an As-Syafi'iyah Mendut sebagai pengajar. Ia dikenal oleh rekan-rekannya sebagai pribadi yang sabar, rendah hati, dan sangat mencintai dunia pendidikan.
Teman-teman Aulia mengenangnya sebagai sosok yang selalu siap membantu, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Ia juga sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pengajaran agama, terutama dalam mendidik anak-anak untuk mencintai Al-Qur'an.
"Dia selalu ceria dan penuh semangat," kata seorang rekan sejawat yang enggan disebutkan namanya. "Bahkan di hari-hari terakhirnya, meskipun baru menikah, Aulia masih tetap datang ke sekolah dengan penuh semangat untuk mengajar."
Kecelakaan yang Mengguncang Komunitas
Kecelakaan ini tentu mengguncang banyak pihak, terutama komunitas pendidikan di sekitar Mendut. Kepala SD Islam Tahfidz Qur'an As-Syafi'iyah, yang sempat ditemui di rumah duka, mengungkapkan rasa duka mendalam atas kehilangan salah satu guru terbaik mereka.
"Kepergian Aulia adalah kehilangan besar bagi kami. Ia bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga teladan bagi banyak orang. Kami sangat kehilangan sosok yang penuh kasih dan pengabdian," ungkap Kepala Sekolah dengan mata berkaca-kaca.
Keluarga yang Berduka
Keluarga Aulia Anggi Prastiwi, terutama suaminya yang baru saja menikahinya bulan lalu, tampak hancur dengan kehilangan mendalam. Mereka tidak pernah menyangka, kebahagiaan yang seharusnya dinikmati bersama, terenggut dalam sekejap oleh tragedi ini.
"Baru beberapa minggu menikah, kami sudah kehilangan dia. Rasanya sangat sulit untuk menerima kenyataan ini," kata suami Aulia, dengan suara tercekat.
Proses Hukum dan Penyidikan
Pihak kepolisian setempat segera melakukan penyidikan terkait kecelakaan tersebut. Pengemudi truk pasir yang terlibat dalam insiden ini telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa truk pasir tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dan tampaknya mengalami masalah teknis, yang menyebabkan truk kehilangan kendali.
Pihak keluarga Aulia, bersama dengan masyarakat, berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab di jalan raya. Mereka juga mengharapkan adanya keadilan bagi almarhumah dan keluarga yang ditinggalkan.
Kasus kecelakaan tragis yang menewaskan 11 guru dari SD IT As Syafi'iyah, Mendut, Magelang, di Kalijambe, Purworejo, pada Rabu, 7 Mei 2025, masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian hingga saat ini. Peristiwa ini terjadi ketika truk tronton bernomor polisi B 9970 BYZ diduga mengalami rem blong dan menabrak angkot yang membawa rombongan guru yang hendak bertakziah ke rumah duka KH. Barzakki di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Purworejo.
Perkembangan Terkini:
Sopir Truk Meninggal Dunia: Sopir truk, Ladis (49), warga Bojonegoro, Jawa Timur, yang sempat dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, meninggal dunia pada Jumat, 9 Mei 2025, pukul 05.08 WIB. Sebelum meninggal, Ladis berpotensi menjadi tersangka dalam kasus ini. Namun, meskipun sopir telah meninggal, penyelidikan tetap dilanjutkan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan.
Korban Selamat: Dari total 17 penumpang angkot, lima orang selamat, termasuk tiga guru: Ayu Salwa, Sufita, dan Mila Mudiana. Mereka mengalami luka berat dan telah dirujuk ke RST dr. Soedjono Magelang untuk perawatan lebih lanjut.
Penyelidikan Lanjutan: Pihak kepolisian menggunakan teknologi 3D Laser Scanner untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mendapatkan gambaran detail kronologi kecelakaan. Hasil dari olah TKP ini akan digunakan dalam gelar perkara untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.
Duka Mendalam: Kecelakaan ini meninggalkan duka yang mendalam, terutama bagi keluarga besar SD IT As Syafi'iyah. Suasana hening menyelimuti ruang guru di sekolah tersebut, dengan bangku-bangku yang kosong dan tas-tas yang masih tertinggal, menjadi saksi bisu kehilangan para guru tercinta.
Pihak berwenang terus berupaya menyelidiki kasus ini secara menyeluruh untuk memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga proses hukum berjalan lancar dan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.(Infobuplik*)
0 Komentar