Menjemput Peluang, Menantang Zaman: Wajah Baru Wirausaha 2025

Menjemput Peluang, Menantang Zaman: Wajah Baru Wirausaha 2025

NASIONAL, kiprahkita.com Pernyataan judul itu menggambarkan semangat baru dalam dunia usaha Indonesia, terutama di tahun 2025. Meskipun ada tantangan global seperti ekonomi yang melambat, teknologi yang cepat berubah, dan krisis iklim, justru terbuka banyak peluang, terutama bagi mereka yang mau belajar, cepat beradaptasi, dan kreatif.


Poin-poin penting:

1. UMKM Masih Jadi Harapan: Meski ekonomi tumbuh, masih banyak orang yang kerja di sektor informal. UMKM bisa jadi solusi, tapi tantangan mereka bukan cuma modal, tapi juga kemampuan mengikuti perubahan zaman.

2. Modal Bukan Segalanya: Sekarang, yang penting adalah keberanian, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi. Contohnya, pemuda yang jual batik lewat TikTok dan ibu-ibu yang ajar masak online.

3. Konsumen Berubah: Orang sekarang cari produk yang punya nilai lebih, seperti cerita dan kepercayaan, bukan cuma murah.

4. Teknologi AI Membantu Usaha: Banyak usaha kecil mulai pakai teknologi seperti ChatGPT untuk bantu bikin konten dan melayani pelanggan.

5. Kesadaran Lingkungan Meningkat: Konsumen mulai pilih produk ramah lingkungan, dan pemerintah mulai beri dukungan bagi bisnis yang peduli lingkungan.

6. Tantangan Tetap Ada: Masalah klasik seperti keterbatasan modal, jaringan internet, dan pendidikan kewirausahaan masih jadi hambatan.

7. Butuh Dukungan Nyata: Pelaku usaha butuh pelatihan yang rutin, aturan pemerintah yang mempermudah, dan narasi bahwa wirausaha itu pilihan utama, bukan alternatif.

Tahun 2025 adalah peluang emas bagi siapa pun yang berani mencoba, terus belajar, dan siap berkolaborasi. Dunia usaha kini terbuka bagi semua orang, tak hanya untuk mereka yang bermodal besar. Yang penting adalah semangat, keberanian, dan dukungan nyata dari berbagai pihak.

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Ini adalah jenis usaha yang dijalankan oleh perorangan atau kelompok kecil, biasanya dengan modal terbatas dan skala usaha yang tidak terlalu besar.

Berikut penjelasan singkatnya:

1. Usaha Mikro

Modal kecil, biasanya di bawah Rp1 miliar (termasuk aset dan omset).

Contoh: warung kelontong, pedagang kaki lima, penjual gorengan, penjahit rumahan.


2. Usaha Kecil

SLkala usaha lebih besar dari mikro, tapi masih terbatas.

Contoh: toko sembako, laundry kecil, warung makan, usaha kerajinan.

3. Usaha Menengah

Usaha yang sudah punya sistem manajemen dan pegawai cukup banyak, tapi belum sebesar perusahaan besar.

Contoh: pabrik roti lokal, usaha mebel skala kabupaten, pengolahan hasil pertanian.

UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia karena mereka menyerap banyak tenaga kerja dan ada di hampir semua wilayah, termasuk desa-desa.

Dalam dunia usaha saat ini, seseorang tidak harus punya banyak uang (modal besar) untuk bisa sukses. Yang lebih penting justru adalah:

1. Kreativitas– Bisa menciptakan ide yang unik dan menarik dalam usahanya.

2. Keberanian– Berani memulai meskipun dengan sumber daya terbatas saat itu.

3. Kemampuan beradaptasi– Cepat belajar dan mengikuti perkembangan zaman, terutama teknologi.

4. Manfaatkan teknologi– Seperti menjual lewat media sosial, membuat konten menarik, atau pakai AI untuk bantu kerja.

Contohnya, pemuda dari Kulon Progo mengekspor batik lewat TikTok, bukan toko mewah.

Ibu rumah tangga di Tapanuli mengajar masak lewat video online, bukan restoran besar.

Mereka tidak punya modal besar, tapi punya ide dan cara baru untuk memasarkan usaha mereka.

Jadi, "modal bukan segalanya" berarti: uang penting, tapi *bukan satu-satunya kunci sukses. Yang lebih penting adalah cara berpikir dan bertindak.

Adapun cara orang membeli dan memilih barang atau jasa sekarang tidak sama lagi seperti dulu. Dulu, konsumen biasanya hanya fokus pada: harga murah dan fungsi produk*

Sekarang, konsumen juga mempertimbangkan hal-hal seperti:

1. Nilai dan makna – Mereka pembeli suka produk yang punya cerita, misalnya buatan lokal, hasil tangan sendiri, atau mendukung usaha kecil.

2. Kepercayaan– Mereka pembeli lebih percaya pada produk yang punya testimoni jujur, ulasan bagus, atau transparan asal-usulnya.

3. Keberlanjutan (ramah lingkungan)– Banyak orang sekarang memilih produk yang tidak merusak lingkungan, seperti tanpa plastik, bisa didaur ulang, atau mendukung petani lokal.

Contoh:

Alih-alih membeli sabun dari pabrik besar, orang sekarang bisa lebih tertarik beli sabun herbal buatan rumahan yang alami, dikemas ramah lingkungan, dan dijual oleh UMKM lewat Instagram—walau harganya sedikit lebih mahal.

Jadi, "konsumen berubah" artinya selera, kebiasaan, dan cara memilih barang/jasa masyarakat sudah berkembang. Sekarang yang dijual bukan cuma produk, tapi juga cerita, nilai, dan kepercayaan.

Cara orang membeli dan memilih barang atau jasa sekarang tidak sama lagi seperti dulu. Dulu, konsumen biasanya hanya fokus pada: harga murah dan fungsi produk, sekarang, konsumen juga mempertimbangkan hal-hal seperti:

1. Nilai dan makna – Mereka suka produk yang punya cerita, misalnya buatan lokal, hasil tangan sendiri, atau mendukung usaha kecil.

2. Kepercayaan– Mereka lebih percaya pada produk yang punya testimoni jujur, ulasan bagus, atau transparan asal-usulnya.

3. Keberlanjutan (ramah lingkungan) – Banyak orang sekarang memilih produk yang tidak merusak lingkungan, seperti tanpa plastik, bisa didaur ulang, atau mendukung petani lokal.

Contoh:

Alih-alih membeli sabun dari pabrik besar, orang sekarang bisa lebih tertarik beli sabun herbal buatan rumahan yang alami, dikemas ramah lingkungan, dan dijual oleh UMKM lewat Instagram—walau harganya sedikit lebih mahal.

Jadi, "konsumen berubah" artinya selera, kebiasaan, dan cara memilih barang/jasa masyarakat sudah berkembang. Sekarang yang dijual bukan cuma produk, tapi juga cerita, nilai, dan kepercayaan.

Teknologi AI (Kecerdasan Buatan) juga sangat membantu usaha, termasuk UMKM, dengan cara mempermudah, mempercepat, dan menghemat biaya. Berikut beberapa contoh nyata:

1. Membuat Konten Promosi Otomatis

Pelaku usaha bisa pakai AI seperti ChatGPT untuk:

* Menulis deskripsi produk

* Membuat caption media sosial

* Menyusun iklan atau promosi

2. Chatbot untuk Melayani Pelanggan

AI bisa menjawab pertanyaan pelanggan secara otomatis 24 jam lewat WhatsApp, Instagram, atau website.

Contoh: pelanggan tanya harga, stok, atau cara pesan — langsung dijawab oleh chatbot.

3. Riset Pasar dan Ide Produk

AI bisa bantu mencari:

* Tren produk yang sedang laris

* Kata kunci pencarian populer

* Ide kemasan atau nama produk yang menarik

4. Desain Visual Otomatis*

Dengan bantuan AI (seperti Canva AI), pelaku usaha bisa:

* Membuat logo

* Mendesain brosur, poster, atau konten promosi

  Tanpa harus punya skill desain tinggi.

5. Perencanaan Keuangan

AI bisa bantu mencatat pemasukan-pengeluaran, memberi saran keuangan, bahkan mengingatkan jadwal pembayaran utang atau pajak.

6. Efisiensi Produksi dan Inventaris

Untuk usaha yang sudah cukup besar, AI bisa bantu:

* Menghitung kebutuhan bahan baku

* Mengelola stok barang

* Memprediksi penjualan

AI membuat usaha kecil jadi lebih pintar dan efisien, seolah punya tim kerja digital. Dulu ini cuma bisa dilakukan oleh perusahaan besar—sekarang, pelaku UMKM pun bisa.

Kesadaran Lingkungan Meningkat

Artinya:

Orang-orang sekarang makin peduli pada lingkungan hidup. Mereka mulai memilih produk atau jasa yang:

* Ramah lingkungan (misalnya tidak pakai plastik sekali pakai)

* Diproduksi dengan cara yang tidak merusak alam

* Menggunakan bahan alami, bisa didaur ulang, atau hemat energi

Contoh:

Orang lebih suka beli tas dari anyaman bambu lokal ketimbang tas dari bahan sintetis pabrik besar.

Pemerintah juga mulai memberi dukungan, seperti:

*Insentif pajak untuk usaha yang peduli lingkungan

*Pinjaman lunak untuk bisnis yang menerapkan prinsip ramah lingkungan (ESG: Environmental, Social, and Governance)

Tantangan Tetap Ada: Masalah Klasik

Maksudnya:

Meskipun ada banyak peluang, UMKM masih menghadapi masalah lama yang belum juga selesai, seperti:

*Akses modal: susah dapat pinjaman atau bantuan usaha

*Infrastruktur digital: sinyal internet lemah, khususnya di desa

*Pendidikan kewirausahaan: pelaku usaha kurang pelatihan bisnis

Contoh:

Ada ibu-ibu pintar bikin kue, tapi tidak bisa jual online karena tidak paham cara buat akun Instagram atau Shopee.

Butuh Dukungan Nyata: Pelatihan dan Kebijakan

Maksudnya:

UMKM dan pelaku usaha tidak cukup hanya diberi seminar sekali dua kali oleh pemerintah daerah atau kota, mereka butuh:

1. Pelatihan yang rutin dan sesuai kondisi lokal (bukan pelatihan umum yang tidak relevan).

2. Aturan pemerintah pun yang memudahkan bagi pelaku usaha, misalnya:

  * Urusan izin usaha tidak ribet

  * Pajak tidak memberatkan mereka 

  *Perlindungan hukum jika terjadi masalah

Intinya: Pelaku usaha butuh bantuan nyata, bukan hanya kata-kata manis.

Peluang rendang sapi misalnya mendapat dukungan dari pemerintah daerah masing- masing sehingga usaha rumahan ini sudah merambah dunia internasional nasional. Di antaranya:

Rendang Kampung Guci (pick up Point)

Medika Guci, Jl. Soekarno - Hatta No.68, Parik Rantang, Kec. Payakumbuh Bar., Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26222, Indonesia

Dikelola oleh Cherry Lenggogeni, usaha ini mengolah rendang secara tradisional menggunakan kayu bakar dan tenaga manusia. Produk mereka telah diekspor ke Abu Dhabi dan sedang dalam proses ekspor ke Brunei dan Australia.

Rendang Gadih Payakumbuh](https://rendanggadih.com/)

Jln Soekarno Hatta Ruko Depan SPBU Koto Nan Ampek, Bulakan Balai Kandih, Kec. Payakumbuh Barat., Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26225, Indonesia

Didirikan oleh Dedy Syandera pada 2016, merek ini menawarkan rendang kemasan dengan cita rasa yang disesuaikan untuk pasar internasional. Produk mereka telah diekspor ke Jerman, Amerika, Korea, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Rendang Uni Lili

Jl. Ir. H. Juanda No.39a, Rimbo Kaluang, Kec. Padang Barat., Kota Padang, Sumatera Barat 25115, Indonesia

Ermaneli, yang akrab disapa Uni Lili, memulai usaha ini pada 2016 dengan modal kecil. Kini, produk mereka telah diekspor ke Eropa, Amerika, dan Jepang melalui platform online dan reseller.

Rendang ASESE

Alang Laweh, Padang, Sumatera Barat

Didirikan oleh Eva Milza pada 2003 dengan modal Rp 500.000, usaha ini kini telah berkembang pesat dan dikenal luas di pasar internasional.

Rendang Unikayo

Dibelakang Arizul Fish Farm, Jl. Raflesia No.Kelurahan, Koto Tangah, Kec. Payakumbuh Barat., Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26223, Indonesia

Laurencia De Richo memulai usaha ini dengan kedai konvensional dan kini telah merambah pasar online internasional, termasuk Eropa.


Para pengusaha ini menunjukkan bahwa dengan inovasi, kualitas produk, dan pemanfaatan platform digital, usaha kuliner khas Minang seperti rendang dapat berkembang pesat dan dikenal di pasar global. "Bermodal 5 Juta, Dedy Syandera Sukses Merintis Rendang Gadih ..." (*/Yus /M)

Posting Komentar

0 Komentar