"Aduh, Saya Dikenai Pembayaran Ganda oleh Driver! Saldo Gopay Dipotong, Tiba di Tujuan Bayar Kes!"

Ketertiban Tarif dan Etika Layanan dalam Transportasi Online

PADANG PANJANG, kiprahkita.com "Aduh, Saya Dikenai Pembayaran Ganda oleh Driver! Saldo GoPay Dipotong, Tiba di Tujuan Bayar Kes lagi!"

Begitu jeritan seorang teman di kantor saat menyadari saldo GoPaynya juga terkuras. Alih-alih hemat dong. Malah berbayar dua kali untuk satu kali transaksi.

Layanan GoCar 


Pemotongan Saldo GoPay 

Saldo Kembali Sesudah Melapor 

Transportasi online telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Kemudahan memesan layanan melalui aplikasi seperti Maxim, GoCar (Gojek), dan Combi memberikan alternatif yang efisien dan praktis dibandingkan moda transportasi konvensional umum seperti angkot dan ojek. Namun, di balik kemudahan itu, masih terselip persoalan serius yang mengganggu kenyamanan penumpang: ketidaksesuaian tarif antara aplikasi dan praktik di lapangan seperti pengalaman teman di atas.

Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah teman di kantor mengeluh dan melaporkan kejadian tak menyenangkan ketika mereka menggunakan jasa transportasi online itu. Salah satunya terjadi pada aplikasi Maxim, Combi, dan GoCar. Awalnya, tarif yang tertera di aplikasi hanya Rp12.000 ketika mereka naik dari kantor menuju lokasi tujuan, tetapi sesampainya di tujuan, sang mitra driver mengubah tarif menjadi Rp30.000 karena penumpang saat itu berjumlah enam orang. Padahal, tidak ada pemberitahuan atau peringatan dalam aplikasi bahwa tarif akan melonjak drastis karena jumlah penumpang 6 orang.

Pengalaman serupa terjadi pula saat teman lain memesan layanan GoCar lewat aplikasi Gojek. Ia membayar menggunakan kes sesuai aplikasi Driver. GoPay juga sesuai tarif yang ditampilkan. Setiba di tujuan, pengemudi menagih pembayaran tunai. Saat cek Saldo GoPay juga ada pemotongan mengakibatkan pembayaran ganda. Kes iya dan Saldo GoPay dipotong juga iya. Driver santai aja menerima dua kali pembayaran untuk satu transaksi.

Kami pun melaporkan kejadian ini ke pihak Gojek melalui aplikasi. Syukurlah, GoPay segera mengembalikan saldo yang terpotong dua kali, disertai permintaan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Pihak GoPay juga mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan edukasi ulang kepada mitra driver yang bersangkutan.

Begitu juga dengan layanan Combi. Meskipun aplikasi menunjukkan tarif Rp11.700 untuk dua penumpang, sopir tak segan-segan meminta Rp15.000 tanpa penjelasan memadai. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pengemudi “mengejar setoran” dengan cara-cara yang mengaburkan etika. Ketika ditanya, "Diaplikasi Rp.11.700?"

Sang Driver menjawab, "Emang punya uang pas segitu?"

Harusnya Driver memberikan jawaban pembulatan terdekat dong. Rp 12.000.

Masalah Etika dan Transparansi

Ketidaksesuaian tarif ini menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa tidak aman bagi pelanggan. Masyarakat, terutama pengguna yang awam teknologi, pelajar, atau ibu rumah tangga, menjadi korban dari sistem yang tidak sepenuhnya transparan. Ketika harga awal dalam aplikasi berubah secara sepihak, maka kepercayaan terhadap layanan pun akan luntur. Idealnya sih pembayaran dengan Qris atau langsung potong saldo seperti GoCar/GoPay dan tanpa drama minta kes.

Transparansi adalah nilai utama dalam layanan publik. Ketika tarif sudah ditentukan dalam sistem digital, maka itulah yang seharusnya berlaku. Jika ada tambahan biaya karena alasan tertentu — seperti jumlah penumpang, permintaan khusus, atau rute tambahan — pihak penyedia jasa wajib memberi tahu sejak awal dan bukan sesudah perjalanan selesai. Begitu juga dengan pembulatan. Driver harus membulatkan ke angka terdekat dan siap menyediakan uang kembalian bila kes.

Yang patut kita ingat, logikanya, tarif transportasi online dengan kendaraan roda empat sejatinya sudah sangat murah. Bayangkan, hanya Rp10.000–Rp12.000 untuk perjalanan yang bisa menampung dua hingga enam orang! Maka dari itu, bisa jadi praktik akal-akalan para mitra driver ini muncul karena mereka merasa tarif terlalu rendah. Perusahaan perlu mengkaji ulang tarif-tarif tersebut secara berkala agar tetap adil, layak, dan mencegah manipulasi lapangan. Kalau memang terasa berat bagi pihak pengusaha dan Driver sebesar itu bayaran, lakukan pengkajian ulang. Jangan terkesan melakukan manipulasi pembayaran.

Saya pun paling kapok naik ojek. Tarif ojek tidak jelas. Ketika saya menumpang dari Rumah Sakit Ibnu Sina Padang Panjang ke rumah, saya berikan uang Rp.10.000 lalu Driver Ojek bilang, "Pas saja, Bu?" Padahal kita lagi kesusahan merawat orang tua di rumah sakit. Kembalian Rp.3.000 mungkin dalam pikiran sebagian orang kecil, namun pada kondisi tertentu sesorang sangat menilai itu besar. Karena kita naik ojeknya bukan 1x. Tapi 30x. 30xRp.3,000 sudah Rp.90.000.

Saya pernah bayar pajak di SAMSAT, uang saya kurang Rp.500. Saya lihat kiri kanan tak ada yang dikenal. Begitu juga petugas Bank dan petugas pajak.Tak ada yang saya kenal. Saya pun harus pergi ke rumah untuk mendapatkan jumlah uang Rp.500 itu. Begitu berharga uang Rp.500. Apalagi Rp.3000. Sudah bisa buat ongkos angkot anak ke sekolah. Driver harus menyadari ini.

Peran Perusahaan dan Regulasi

Perusahaan penyedia layanan transportasi online seperti Gojek dan Maxim wajib menanggapi persoalan ini dengan serius. Mereka harus memperbarui sistem aplikasi agar lebih tegas dalam menangani skenario penumpang tambahan atau permintaan khusus, dan menindak mitra yang melanggar etika.

Pemerintah daerah pun melalui Dinas Perhubungan juga perlu membuka kanal aduan untuk kasus-kasus semacam ini. Apalagi dengan adanya imbauan ASN untuk naik angkutan umum setiap hari Rabu. Bagi beberapa orang uang Rp.10.000 bayar ojek dan angkot tak masalah. Namun Bapak Ibu pejabat tidak tahu bahwa meski mereka ASN, mereka juga punya tanggungan hutang di bank buat cicilan rumah, buat kuliah, anak, bantu saudara, dan seabrek kebutuhan lainnya. Apalagi pada situasi harga yang serba mahal saat ini.

Dalam jangka panjang, ketegasan dari regulator dan penyedia jasa akan menjaga kenyamanan, keadilan, serta menjamin keselamatan dan hak-hak pelanggan. Bila ini tak diperbaiki, maka penjualan motor akan kembali lancar. Masyarakat akan lebih memilih kredit motor daripada harus terjebak dalam manipulasi tarif. Imbasnya pendapatan Driver akan terus menurun.

Penutup: Laporkan Jika Dirugikan, Bersama Kita Jaga Ketertiban

Kami menyarankan kepada masyarakat: jangan ragu untuk melaporkan jika merasa dirugikan. Seperti yang kami alami, uang bisa kembali jika kita lapor secara resmi. Pihak aplikasi biasanya akan bertindak cepat jika bukti kuat dan pelanggan bersikap tegas.

Sebagai pengguna, kita pun punya peran menjaga budaya transportasi online yang jujur dan tertib. Sebagai mitra pengemudi, kejujuran serta pelayanan baik akan menjadi investasi jangka panjang. Bersama-sama, mari kita dorong terciptanya layanan transportasi digital dan non digital yang transparan, aman, dan saling menghargai.

Berikut Cara Melaporkan Kejadian tidak Sesuai Tarif atau Pembayaran Ganda

Di layanan transportasi online seperti Gojek, Maxim, dan lainnya, agar pengguna bisa mendapat keadilan dan mitra driver juga bisa dibina berikut cara melaporkannya:

🟩 Cara Lapor di Aplikasi Gojek (GoCar/GoRide)

✅ Jika pakai GoPay dan terjadi pembayaran ganda atau ketidaksesuaian tarif:

1. Buka aplikasi Gojek.

2. Masuk ke menu “Riwayat Pesanan” (ikon jam di pojok kanan atas).

3. Pilih perjalanan yang bermasalah.

4. Scroll ke bawah, lalu klik “Butuh bantuan?” atau “Laporkan masalah”

5. Pilih topik sesuai keluhan seperti:

 “Saya dikenai biaya tambahan”

  “Pembayaran saya terduplikasi”

   “Driver meminta pembayaran lagi”

6. Tulis kronologi kejadian dan unggah bukti bayar atau riwayat chat WA yang ada (screenshot pembayaran atau chat).

7. Kirim laporan pada bagian foto dengan klik tambah.

8. Gojek akan mengonfirmasi lewat notifikasi & email, lalu biasanya saldo dikembalikan dalam hitungan menit.


🟨 Cara Lapor di Maxim

Maxim agak berbeda karena sistem pelaporannya lebih manual, tapi tetap bisa dilakukan:

✅ Melalui Aplikasi:

1. Buka aplikasi Maxim.

2. Pilih “Riwayat Pesanan”.

3. Pilih order bermasalah.

4. Klik ikon “bantuan” (kadang berupa ikon pesan atau tanda seru).

5. Tulis keluhan secara rinci: sebutkan tarif yang muncul di aplikasi dan berapa yang diminta driver.

6. Kirimkan.

✅ Alternatif: Kirim Email ke Maxim

Jika tidak ada respon cepat dari aplikasi, bisa email ke:

📧 [[email protected]](mailto:[email protected])

Format laporan:

Nama lengkap dan nomor telepon

Tanggal dan waktu kejadian

Tujuan perjalanan

Tarif aplikasi vs. tarif yang diminta driver

Kronologi singkat

Lampirkan screenshot jika ada

🟦 Tips Tambahan agar Aman & Tertib

Simpan screenshot tarif sebelum naik kendaraan.

Gunakan pembayaran non-tunai (GoPay, LinkAja, dll) bila memungkinkan.

Jangan segan untuk bilang ke driver: “Di aplikasi tertulis segini ya, Pak.”

Jika ada ancaman atau paksaan, catat plat nomor dan lapor ke call center. (Yus MM/*)

Posting Komentar

0 Komentar