Tragedi Kecelakaan Maut di Gerik: Duka dari Mahasiswa UPSI Negeri Jiran Malaysia

Tragedi Kecelakaan di Gerik: Duka dari Kecelakaan Maut Mahasiswa UPSI

MALAYSIA, kiprahkita.com Kecelakaan lalu lintas kembali merenggut nyawa, kali ini di negeri jiran Malaysia. Sebuah peristiwa tragis terjadi pada Senin dini hari tadi 9/6 di Jalan Tol Timur-Barat, Distrik Gerik, Perak, Malaysia.

Kondisi bus mahasiswa terbalik 

Sebuah bus yang membawa rombongan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) bertabrakan dengan sebuah kendaraan jenis minibus. Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan tersebut. Kecelakaan ini menciptakan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat pendidikan Malaysia dan negara-negara tetangga yang mengikuti perkembangan insiden ini dengan keprihatinan.

Menurut laporan kantor berita Bernama yang dikutip oleh ANTARA, kecelakaan terjadi sekitar pukul 1.10 dini hari waktu setempat. Pusat kendali operasi Hulu Perak dari Pasukan Pertahanan Sipil Malaysia menerima panggilan darurat dan segera mengerahkan bantuan ke lokasi kejadian. 

Keterangan pers dari pejabat negara 

Namun, besarnya dampak kecelakaan serta kondisi kendaraan membuat upaya penyelamatan menjadi tantangan berat. Korban jiwa dilaporkan mencakup mahasiswa yang sedang dalam perjalanan pendidikan maupun sopir dari kedua kendaraan.

Peristiwa ini menyisakan pertanyaan besar terkait aspek keselamatan dalam transportasi umum, khususnya dalam kegiatan perjalanan kelompok mahasiswa yang seharusnya diawasi dengan ketat. Mengingat waktu kejadian yang terjadi pada dini hari, faktor kelelahan pengemudi atau kurangnya pencahayaan dan pengawasan jalan bisa menjadi salah satu penyebabnya. 

Investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang Malaysia tentu sangat dinantikan untuk menjawab berbagai pertanyaan publik, serta menentukan langkah-langkah pencegahan ke depan.

Tragedi seperti ini memperlihatkan betapa pentingnya regulasi keselamatan transportasi yang harus ditegakkan tanpa kompromi. Perjalanan kelompok, apalagi yang melibatkan mahasiswa atau pelajar, semestinya dilengkapi dengan standar operasional yang tinggi — termasuk pemeriksaan kendaraan secara menyeluruh sebelum berangkat, jadwal perjalanan yang tidak memaksakan pengemudi untuk berkendara di jam-jam rawan, serta kehadiran pendamping yang memastikan segala prosedur keamanan dijalankan.

Bagi keluarga korban, duka ini tentu sangat dalam. Mahasiswa yang seharusnya sedang menapaki masa depan dengan penuh semangat, justru harus pulang dalam keadaan tak bernyawa. Ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga kehilangan besar bagi dunia pendidikan.

Solidaritas pun mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari mahasiswa dan akademisi di kawasan Asia Tenggara. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap kegiatan pendidikan di luar kampus. Kejadian ini juga mendorong refleksi kolektif, terutama bagi institusi pendidikan, untuk lebih memperhatikan aspek teknis dan logistik dalam setiap kegiatan luar kampus.

Di tengah kesedihan, semoga peristiwa ini menjadi momentum untuk perbaikan sistem keselamatan transportasi, tidak hanya di Malaysia, tetapi juga di negara-negara lain. Karena pada akhirnya, setiap nyawa yang hilang dalam kecelakaan lalu lintas adalah pengingat bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam membangun budaya keselamatan di jalan raya.

Berdasar Laporan Malay Mail menyebut bus yang celaka membawa mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI). Pasukan Pertahanan Sipil sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa tabrakan tersebut melibatkan total 48 orang.

Beberapa korban kecelakaan telah dilarikan ke Rumah Sakit Gerik untuk mendapatkan perawatan.

Perubahan Rencana Menyelamatkan Alia 

Perubahan rencana di menit-menit terakhir menyelamatkan seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) dari perjalanan bus mengerikan yang telah merenggut nyawa 15 orang.

Alia, seorang mahasiswa tahun pertama, telah kembali ke kampung halamannya tetapi memutuskan untuk kembali ke UPSI Kamis (5/6) lalu dan merayakan Idul Adha di kampus karena alasan pribadi, Berita Harian di sana melaporkan.

"Saya seharusnya merayakan Idul Adha di Setiu, Terengganu, dan kembali ke kampus dengan bus itu tadi malam, tetapi saya mengubah rencana dan kembali ke Universitas Pendidikan Sultan Idris lebih awal. Kemudian sekitar pukul 3 pagi hari ini, saya terkejut mendengar bahwa bus yang membawa mahasiswa UPSI – yang seharusnya saya tumpangi – terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan 15 orang," katanya.

Alia mengatakan bahwa dia menerima rentetan panggilan dari orang-orang yang mengira dia ada di dalam bus. Dia semakin terkejut saat mengetahui bahwa namanya tercantum di antara penumpang bus yang terlibat dalam kecelakaan pukul 1 dini hari di Jalan Raya Timur-Barat dekat Tasik Banding, Perak.

"Saya tercengang dan tidak bisa berkata-kata saat mengetahui teman-teman saya terlibat dalam kecelakaan itu. Sebenarnya, banyak orang mengira saya ada di dalam bus itu karena nama saya ada di sana," katanya kepada surat kabar Malaysia.

Alia mengatakan semua korban di dalam bus berasal dari Besut dan Setiu di Terengganu. (Antara/Liputan 6/Yus MM*)

Suasana di lokasi saat mendapat bantuan 


Posting Komentar

0 Komentar