"Gala Teater" Pertunjukan "The Ballad of Sumarah" Karya Tentrem Lestari, Sutradara Enrico Alamo Mampu Mengaduk-Aduk Emosi Penonton

PERTUNJUKAN "THE BALLAD OF SUMARAH" DI GALA TEATER MENGADUK-ADUK EMOSI PENONTON

PADANG PANJANG, kiprahkita.com "Gala Teater" Prodi Seni Teater ISI Padangpanjang,  Hari pertama pertunjukan (Jum'at, 10/10/2025) digelar  pertunjukan Monolog "The Ballad of Sumarah" Karya Tentrem Lestari dengan Sutradara Enrico Alamo pada pukul 21.00 - 21.50 WIB mampu mengaduk-aduk emosi  penonton. Ini Tim produksinya "The Ballad of Sumarah" Karya  Tentrem Lestari, Skenografi/Sutradara 

"The Ballad of Sumarah"

"The Ballad of Sumarah"

Enrico Alamo, Asisten Skenografi Rajudin, Aktris

Ghea Nabila Athifa, Penata Musik Jhori Andela, Lighting

Dedi Darmadi,  Penata Kostum Azizah Al Hidayati, Sett Property Haikal, Mapping

Fadil Ramdanus dan Taufik Mulia Siregar, Multimedia/Dokumentasi Aulia Abdul Arif, 

Farel Valdino, M Fadil Akbar, Koordinator tempat Latihan

Cindy Vinciana,  Mitra Pertunjukan TEATER SAKATA, 

Direktur Artistik Tya Setiawati, Manajer Program

Fauziah Laili.


Totalitas Pemain 

Sutradara   "The Ballad Of sumarah" Enrico Alamo mengatakan,  Lewat durasi yang diberikan oleh panitia, apalagi kami  tidak melakukan Gladi Resik.  Namun Pemain, Penata Lampu, Penata Musik mampu berkolaborasi dengan baik  untuk memberikan pertunjukan dengan baik. Paparnya 

Enrico menambahkan,  Saya merasa cukup senang, sukses dan pertunjukan dapat dinikmati dengan baik dalam durasi kurang lebih 40 menit, sehingga saya melihat pemainnya walaupun ada yang sedang sakit, tapi masih berusaha  untuk melawan sakitnya untuk menampilkan sosok 'Sumarah dengan baik. Ungkapnya.

Enrico juga menyebutkan, Emosinya juga cukup baik walaupun ada kesalahan sedikit di proyektor seharusnya tiga, karena masalah teknis atau tidak sengaja terpijak kabelnya oleh penonton karena  penonton juga membludak untuk ikut menonton pertunjukan ini. Pungkasnya.

Fey salah seorang penonton dari ASWARA Malaysia menyebutkan,

Sebenarnya kalau di ASWARA kita sudah lebih dari tiga kali mementaskan monolog ini. Hanya saja adengannya dipotong-potong. Jadi, ini pertama kali saya lihat versi pertunjukan yang utuh. Namun bagi teman-teman saya dari Malaysia mungkin agak susah untuk dimengerti jalan ceritanya karena ini menceritakan tentang peristiwa di  Republik Indonesia. Ujarnya.



Mampu Mengaduk-aduk emosi penonton 

Sementara Farah penonton dari UPSI Malaysia mengatakan, Pertunjukan ini sangat menarik, memainkan  emosi penonton, sehingga penonton ikut merasakan emosi yang dirasakan monologer. Paparnya (*/Kay/Aji)

Posting Komentar

0 Komentar