PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Sebuah hadiah terindah di usia ke-102 Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Tepat di Hari Pahlawan, 10 November 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bunda Rahmah El Yunusiyyah dari Kota Sejuk Padang Panjang.
Pengakuan yang begitu berarti atas jasa dan perjuangan beliau — bukan hanya dalam memajukan pendidikan bagi perempuan, namun juga atas keikutsertaannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga penganugerahan gelar ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus meneladani ketulusan, keberanian, dan visi pendidikan serta perjuangan Bunda Rahmah dalam membangun generasi bangsa.
Bunda Rahmah El Yunusiyyah: Cahaya Perjuangan dari Diniyyah Puteri
"Tepat di Hari Pahlawan, 10 November 2025, kemarin bertepatan dengan usia ke-102 tahun Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, bangsa Indonesia menerima kabar penuh syukur dan kebanggaan: Presiden Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bunda Rahmah El Yunusiyyah. Sebuah hadiah terindah di hari bersejarah bagi lembaga pendidikan perempuan tertua di Indonesia ini dan warga Kota Padang Panjang tentunya." Kata Ibu Zizi salah seorang cicit dari Bunda Rahmah El Yunusiah di sela acara penganugerahan di Jakarta.
Siapakah Bunda Rahmah El Yunusiyyah?
Beliau adalah sosok perempuan visioner kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, tahun 1900.an. Dikenal sebagai pendiri Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Bunda Rahmah memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dan bermartabat—di masa ketika pendidikan bagi perempuan masih dipandang sebelah mata.
Dengan semangat keislaman, keilmuan, dan kebangsaan, beliau memadukan nilai agama dan pengetahuan modern dalam kurikulum Diniyyah Puteri. Dari tangan dinginnya lahir banyak tokoh perempuan Indonesia yang berperan besar dalam dunia pendidikan, sosial, dan perjuangan kemerdekaan. Namun perjuangan Bunda Rahmah tidak berhenti di bidang pendidikan.
Beliau juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, memberikan dukungan moral dan logistik bagi para pejuang, serta menanamkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air kepada para santrinya. Keberanian, ketulusan, dan keteguhan prinsip menjadikan beliau teladan abadi bagi generasi bangsa.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini menjadi pengakuan resmi atas jasa luar biasa Bunda Rahmah El Yunusiyyah — seorang pendidik, pemimpin, dan pejuang yang membangun peradaban melalui pendidikan perempuan.
Semoga penghargaan ini menguatkan semangat kita semua untuk terus meneladani nilai-nilai beliau: keikhlasan dalam berjuang, keberanian dalam mengambil langkah, dan visi besar dalam membangun generasi bangsa.
Murid pertama Bunda Rahmah El Yunusiyyah di Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang adalah adiknya sendiri, Rasuna Said — yang kelak juga dikenal sebagai Hajjah Rangkayo Rasuna Said, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Fakta menarik:
Ketika Diniyyah Puteri berdiri pada 1 November 1923, Rahmah El Yunusiyyah memulai kelas pertamanya dengan hanya dua orang murid, salah satunya adalah Rasuna Said.
Dari ruang belajar sederhana itu, Rahmah membentuk sistem pendidikan yang memadukan ilmu agama, pengetahuan umum, dan keterampilan hidup, sesuatu yang sangat maju untuk zamannya.
Hubungan antara kakak beradik ini luar biasa: Rahmah mendidik Rasuna menjadi perempuan berpendirian kuat dan berani bersuara. Tak heran, Rasuna kemudian tumbuh menjadi orator ulung dan tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Jadi bisa dibilang, murid pertama Diniyyah Puteri juga menjadi salah satu pahlawan perempuan pertama Indonesia.
Perjuangan Bunda Rahmah El Yunusiyyah untuk Tentara Nasional dan Kemerdekaan
Ketika perjuangan kemerdekaan berkobar di Sumatera Barat pada akhir 1940-an, Padang Panjang menjadi salah satu daerah penting dalam pergerakan rakyat melawan penjajah. Di masa genting itu, Bunda Rahmah El Yunusiyyah tidak tinggal diam.
![]() |
| Bunda Rahmah El Yunusiyyah |
"Teringat dulu di sini kita mengantar nasi para tentara pejuang." Kenang Bu Ati, istri sastrawan terkenal Bapak Taufik Ismail ketika berkunjung ke pondok ini. Beliau juga murid Bunda Rahmah di masa itu. Gedung Diniyyah Puteri pernah dijadikan tempat persembunyian dan perlindungan bagi para pejuang dan tentara Indonesia kala itu tutur beliau.
Bunda Rahmah bersama para guru dan santri membantu menyembunyikan dokumen, logistik, bahkan para pejuang yang diburu penjajah. Ia juga menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan harian untuk para prajurit yang berjuang di sekitar Padang Panjang dan Bukittinggi.
Membentuk Santriwati Relawan dan Palang Merah
Bunda Rahmah melatih sebagian santrinya menjadi relawan medis dan dapur umum, mirip dengan pasukan Palang Merah. Mereka membantu merawat tentara yang terluka dan korban perang — sebuah langkah luar biasa untuk perempuan di masa itu. Ia ingin santrinya tidak hanya pandai mengaji, tapi juga tangguh dan siap berbakti untuk tanah air. Di antaranya Bu Ati dan teman-teman.
Menanamkan Semangat Nasionalisme dalam Pendidikan
Walau Diniyyah Puteri adalah lembaga pendidikan Islam, Rahmah menanamkan nilai cinta tanah air dan bela negara dalam setiap pelajaran. Ia selalu berkata bahwa “mendidik perempuan berarti mendidik bangsa,” karena dari rahim perempuanlah lahir generasi pejuang.
Berkomunikasi dan Berkoordinasi dengan Pejuang di Daerah Lain
Rahmah juga menjalin hubungan dengan para tokoh perjuangan, termasuk pemimpin militer di Sumatera Barat. Ia dikenal tegas dan berani berbicara tentang peran perempuan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan.
Karena jasa-jasanya itulah, Bunda Rahmah dianggap berperan langsung dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, bukan hanya sebagai pendidik tapi juga sebagai pendukung moral dan logistik bagi Tentara Nasional Indonesia.
Kini, dengan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2025, perjuangan beliau akhirnya diakui secara resmi oleh negara — sebuah penghormatan yang pantas untuk sosok yang membaktikan seluruh hidupnya bagi pendidikan dan kemerdekaan bangsa. (BS)*
Info
Perguruan Diniyah Puteri: Penerimaan Santri Baru 2026/2027 telah dibuka!
Tingkat MTs/SMP dan MA/SMA
1 September – 21 Desember 2025
Info lengkap: klik link di bio! Facebook Perguruan
Jangan lewatkan juga Open House Diniyyah Puteri 15–16 November 2025
.jpg)
.jpg)

0 Komentar