Muhammadiyah Mengangkat Tema Milad ke-113, “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” sesuai Komitmen Persyarikatan

“Memajukan Kesejahteraan Bangsa”

KUDUS-JAWA TENGAH, kiprahkita.com Muhammadiyah mengangkat tema Milad ke-113 “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” sebagai komitmen nyata, bukan sekadar slogan. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa tema ini telah diwujudkan dalam berbagai tindakan konkret yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Dalam amanatnya pada Refleksi Milad Ke-113 Muhammadiyah dan Milad Ke-27 Universitas Muhammadiyah Kudus, ia menyampaikan bahwa upaya tersebut sudah berlangsung secara konsisten dan menyeluruh.

Mu’ti menjelaskan tiga alasan utama pemilihan tema tersebut. Pertama, memajukan kesejahteraan bangsa merupakan amanat konstitusi yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 serta sejalan dengan tujuan berdirinya Republik Indonesia. Kedua, tuntunan syariat Islam juga menekankan pentingnya kesejahteraan sebagai bagian dari upaya meraih kebahagiaan hidup. Dengan demikian, sikap Muhammadiyah selaras dengan nilai kebangsaan dan ajaran Islam dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Jadi tema Milad Muhammadiyah ke-113 “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” itu bukan hanya sekadar slogan. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa tema tersebut sudah diwujudkan dalam langkah nyata dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Bukan hanya omon-omon saja, tetapi sudah diwujudkan dalam tindakan dan langkah-langkah yang nyata serta dirasakan oleh seluruh masyarakat,” ujarnya dalam amanat pada Refleksi Milad Ke-113 Muhammadiyah dan Milad Ke-27 Universitas Muhammadiyah Kudus, Sabtu (22/11).

Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI tersebut, terdapat tiga alasan mendasar pemilihan tema Milad Muhammadiyah tahun ini.

Pertama, memajukan kesejahteraan bangsa merupakan amanat konstitusi sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini juga sejalan dengan tujuan berdirinya Republik Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum.

“Inilah sikap dan pandangan Muhammadiyah yang senantiasa sejalan dengan negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Mu’ti.

Kedua, nilai kesejahteraan menjadi tuntunan syariat Islam. Al-Qur’an mengajarkan umat untuk meraih khasanah atau kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

“Allah mensyariatkan Islam sebagai agama yang menuntun manusia meraih kesejahteraan,” terangnya.

Ketiga, sesuai dengan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang menegaskan visi gerakan untuk menyejahterakan bangsa, memajukan umat, serta menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh makhluk di alam semesta. Karena itu, Muhammadiyah berdakwah dengan segenap kemampuan agar nilai-nilai Al-Qur’an hadir dalam realitas kehidupan.

Mu’ti memandang tema Milad tahun ini menjadi relevan di tengah situasi dunia yang sedang “tidak baik-baik saja”. Banyak negara tergolong sejahtera secara ekonomi, namun masyarakatnya tidak bahagia.

“Mudah-mudahan dengan kerja sama Muhammadiyah, pemerintah, dan seluruh komponen bangsa, kita dapat mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang sejahtera, maju, berdaulat, adil, dan makmur. Sesuai dengan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” tandasnya. 

Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam modernis di Indonesia yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan pembaruan (tajdid) yang menekankan pemurnian ajaran Islam serta pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, kesehatan, sosial, dan dakwah.

Komitmen, Karakter, dan Prinsip Utama Persyarikatan Muhammadiyah

Purifikasi (pemurnian)

Mengembalikan ajaran Islam kepada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai semangat zaman.

Modernisasi / Tajdid

Mengembangkan cara berpikir rasional, sistematis, dan maju untuk kemajuan umat.

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran dalam kehidupan sosial.

Kiprah Muhammadiyah

1. Pendidikan

Muhammadiyah adalah salah satu penyelenggara pendidikan terbesar di Indonesia:

Ribuan TK, SD, SMP, SMA/SMK

Puluhan universitas (misal: UMY, UMM, UMS, UMJ)

Sekolah kejuruan dan boarding school

2. Kesehatan

Mengelola banyak rumah sakit bernama RS PKU Muhammadiyah dan klinik kesehatan di berbagai daerah.

3. Sosial dan Kemanusiaan

Panti asuhan

Lembaga sosial (Lazismu, MDMC)

Penanggulangan bencana

4. Dakwah dan Keagamaan

Pengajian dan pembinaan umat

Fatwa dan panduan ibadah oleh Majelis Tarjih

Pengembangan literasi Islam melalui penerbitan buku dan media

Struktur Organisasi

Tingkat Pusat (PP Muhammadiyah)

Wilayah (PW)

Daerah (PDM)

Cabang (PCM)

Ranting (PRM)

Organisasi otonom (Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM, Tapak Suci, Hizbul Wathan, dll.)

Ciri Khas Muhammadiyah

Berorientasi pada pembaharuan dan kemajuan

Menghindari bid’ah, takhayul, dan khurafat

Menekankan amal nyata daripada hanya wacana

Moderat, terbuka, dan berfokus pada pemberdayaan masyarakat. (Muhammadiyah.or.id)

Posting Komentar

0 Komentar