YOGYAKARTA, kiprahkita.com –Pusat Pendidikan dan Pelatihan Muhammadiyah (PusdiklatMU) akan diverifikasi oleh Dinas Tenaga Kerja Sleman sebagai bagian dari pemenuhan perizinan dan standarisasi lembaga pelatihan. Pada saat derasnya arus perubahan dan persaingan global, Muhammadiyah terus berupaya memperkuat kapasitas organisasi melalui pengembangan sumber daya manusia. Salah satu langkah strategis tersebut diwujudkan melalui proses verifikasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Muhammadiyah (PusdiklatMU) oleh Dinas Tenaga Kerja Sleman sebagai bagian dari pemenuhan perizinan dan standarisasi lembaga pelatihan.
![]() |
Melalui pernyataan Direktur Pusdiklat Muhammadiyah, Sarjilah, mengungkap bahwa langkah ini adalah capaian penting dalam perjalanan panjang pembentukan PusdiklatMU. Ia mengungkap, proses tersebut bukanlah suatu yang mudah, melainkan membutuhkan konsistensi, usaha berkelanjutan dan sinergi dengan berbagai pihak.
“Ini penting agar kami betul-betul terlibat dalam membangun, dan membina sumber daya kami, untuk berkontribusi bagi bangsa,” ujar Sarjilah dalam agenda verifikasi oleh Dinas Tenaga Kerja Sleman, Kamis, (20/11).
Selaras dengan itu, Ketua Biro Pengembangan Organisasi PP Muhammadiyah, Punang Amaripuja, menyatakan harapannya atas Pusdiklat Muhammadiyah untuk menjadi rumah bersama untuk menyatukan berbagai inisiatif pelatihan sumber daya manusia di seluruh lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
“Ini adalah momen bagi kita menciptakan lembaga yang menjadi rumah besar untuk mensinergikan berbagai pelatihan mewujudkan visi Muhammadiyah untuk menjadi center of excellence yang berkemajuan,” ujar Punang.
Sebagai tahapan lanjutan, Ketua tim verifikasi Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sleman, Muhammad Imam Syahroni, menyebut proses verifikasi ini akan melalui 2 tahapan yaitu penyesuaian berkas dan pemeriksaan sarana dan prasarana.
Tak lupa, dengan diresmikannya Pusdiklat Muhammadiyah yang diresmikan pada 18 November 2025 yang lalu, Imam turut menyampaikan selamat dan berharap bahwa langkah ini dapat menjadi langkah strategis Muhammadiyah dalam berkolaborasi dengan pihak pemerintah.
Dengan proses verifikasi ini, Pusdiklat Muhammadiyah menegaskan tekadnya untuk hadir sebagai lembaga pelatihan yang kredibel, modern, dan responsif terhadap kebutuhan bangsa. Muhammadiyah berharap, keberadaan PusdiklatMU ini akan menjadi kekuatan baru dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (Bhisma)
Berita 2
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq Realisasi Revitalisasi Sekolah dan Pembagian Interactive Flat Panel (IFP) di PAUD
Saat ini realisasi revitalisasi sekolah dan pembagian interactive flat panel (IFP) di berbagai satuan pendidikan sedang berlangsung. Melalui program-program tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa tujuan besarnya adalah untuk pemerataan dan perbaikan mutu pendidikan.
Hal itu disampaikan Wamen Fajar dalam pengukuhan pengurus Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) pada Rabu (19/11), di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah.
Wamen Fajar menuturkan ada sejumlah program prioritas Presiden Prabowo. Di antara program-program itu adalah revitalisasi infrastruktur pendidikan dan pembagian interactive flat panel atau tv layar besar yang masuk dalam PHTC (program hasil terbaik cepat).
“Jadi, program-program prioritas Presiden Prabowo tersebut sejatinya ditujukan untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Untuk memperbaiki mutu, tentu banyak hal yang harus ditingkatkan. Banyak hal yang harus diperbaiki. Salah satunya adalah infrastruktur penunjang pembelajaran termasuk revitalisasi sekolah,” tutur Wamen Fajar.
Program berikutnya, kata Wamen Fajar, yang sekarang juga sedang berjalan adalah pembagian tv interaktif digital. Bahasa asingnya adalah interactive flat panel. Sebagian sekolah sudah menerima. Di Banyumas, sudah ada ratusan PAUD yang telah memperoleh IFP.
“Target Bapak Presiden, semua PAUD, semua sekolah harus punya interactive flat panel ini,” katanya.
Wamen Fajar mengatakan bahwa sejumlah PAUD yang telah menerima IFP kini sudah bisa menggunakannya secara baik. Setelah mendapatkan IFP, para guru dan murid mengakui bahwa suasana belajar lebih menggembirakan, semakin interaktif, bahkan para guru tidak terlalu susah untuk mencari bahan pembelajaran.
Lebih lanjut, Wamen Fajar membeberkan tujuan di balik berbagai program-program seperti IFP dan revitalisasi sekolah. Tujuan besar pemerintah adalah pemerataan mutu pendidikan.
“Pak Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa tujuan besar pendidikan kita itu adalah menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua. Karena apa? Karena, masih banyak kelompok masyarakat yang belum dapat pendidikan bermutu,” terang Wamen Fajar.
“Kita ingin anak-anak kita bukan hanya asal sekolah. Bukan hanya asal kuliah untuk mendapatkan ijazah. Tetapi kita ingin anak-anak kita ini betul-betul tumbuh kembang sebagai anak yang cerdas, sebagai anak yang berakhlak, dan sehat,” imbuhnya.
Menurut Wamen Fajar, persoalan utama yang saat ini dihadapi dalam dunia pendidikan kita ialah persoalan mutu atau kualitas. Sebab, banyak anak-anak yang sekolahnya sudah di jenjang SMP, tetapi kemampuannya SD. Pun dengan yang sudah SMA, tetapi kemampuannya SMP.
“Jadi tidak paralel antara sekolahnya dengan belajar. Kita harus membedakan mana sekolah, mana belajar. Sekolah itu masuk tiap hari, ada kurikulumnya, ada ruang kelasnya, dan ada waktu liburnya di sekolah. Tetapi kalau belajar, tidak mengenal batas waktu,” paparnya.
“Banyak orang yang sekolah, tetapi tidak belajar. Itu yang disebut dengan schooling without learning,” sambung Wamen Fajar.
Oleh karena itu, Wamen Fajar menilai perlu adanya peningkatan mutu sehingga kualitas belajar pun turut membaik. Kemendikdasmen berupaya mengarah ke arah itu dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan, mulai dari pembelajaran mendalam hingga tes kemampuan akademik (TKA).
Di sisi lain, Wamen Fajar mendorong para guru PAUD untuk mulai bergerak maju dengan mengubah model pembelajaran yang ada saat ini. Caranya ialah dengan tidak terlalu membebani para murid dengan materi yang banyak.
“Program pendekatan pembelajaran di PAUD adalah play base learning. Pembelajaran berbasis bermain, menggemburkan, dan interaktif,” ujar Wamen Fajar.
“Jangan sampai anak-anak kita di PAUD sudah dibebani dengan berbagai macam materi, tetapi kemampuan kognitifnya tidak diasah dan tidak dilatih,” pungkasnya. (Muhammadiyah.or.id)


0 Komentar