PAGARUYUANG, kiprahkita.com - Dalam Islam, kepemimpinan itu semata-mata ditujukan untuk mendapatkan ridha Allah. Organisasi punya peranan penting dalam mempersatukan umat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Batusangkar melaksanakan kaderisasi, dalam rangka mempersiapkan calon pimpinan, baik kepemimpinan dalam himpunan maupun kepemimpinan umat.
Demikian dikatakan Ketua Umum HMI Cabang Batusangkar Masrizal Rahmadhani, saat menyampaikan laporan terkait kegiatan Intermediate Training (LK II) dan Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional, di Islamic Center; Komplek Kantor Bupati Tanah Datar, Pagaruyuang, Jumat (13/10) malam.
Pengkaderan yang pembukaannya turut dihadiri Bupati Eka Putra itu berlangsung hingga Ahad (15/10), mengusung tema Reposisi gerakan HMI dalam mewujudkan Smart Society 5.0 menuju Indonesia emas 2045.
Masrizal menjelaskan, kegiatan itu merupakan salah satu program kepengurusannya pada periode 2023-2024.
“Tujuan intermediate training ini juga sebagai upaya membina kader HMI, yang memiliki kemampuan intelektual dalam memetakan peradaban, dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi,” katanya.
Peserta, katanya, terdiri dari kader-kader cabang HMI baik dari dalam provinsi dan luar Provinsi Sumatera Barat, menghadirkan pemateri yang berkompeten di bidangnya, baik itu di forum LK II maupun LKK.
Bupati Eka saat memberi sambutan mengatakan, menjadi pemimpin di masa depan harus dipersiapkan dari sekarang.
“Kita harus disiplin, bertanggung jawab dan tekun belajar serta tidak terpengaruh dengan kemajuan teknologi digital saat ini, bahkan bisa lebih canggih lagi ke depan,“ ucapnya.
Terkait dengan kepemimpinan dalam Islam, Eka menegaskan, pada dasarnya kepemimpinan secara Islam hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT, dan semata-mata mencontoh kepemimpinan Nabi Muhammad. SAW sebagai suri tauladan yang baik.
“Buya Hamka sebagai ulama besar juga menyampaikan tentang karakteristik kepemimpinan Islam dalam Tafsir Al Azhar, sebagai khalifah yaitu melestarikan dan menjaga bumi, menciptakan hal yang bermanfaat, berusaha mencari dan menambah ilmu dan membangun,“ ulasnya.
Pemimpin yang imamah, imbuh bupati, yaitu pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa dan tidak menjadi uswatun hasanah saja, tapi juga harus melihat dari sisi keagamaan seorang pemimpin.
Selain itu, tegasnya, pemimpin harus bijaksana, memiliki pengetahuan yang luas, dapat mengukur kekuatan dan kemampuannya, setia kawan, menjalin komunikasi dan kedekatan dengan rakyat atau orang-orang yang dipimpinnya.
Eka menegaskan, pemimpin di Tanah Datar berjuluk Luhak Nan Tuo, dia bertekad mewujudkan kabupaten yang madani. Untuk itum dia mengharapkan dukungan HMI dalam meyakinkan masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai hukum, norma adat dan agama, peradaban yang tinggi, dan berkarakter.(prokopimtd; ed. mus)
0 Komentar