Mangaletek Tradisi Nan Tetap Terjaga


AJIBATA, kiprahkita.com - Tradisi menganyam tikar dari daun pandan berduri, hingga saat ini masih tetap terjaga di Kabupaten Toba, khususnya di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, sebuah desa dalam kawasan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).


Desa Sigapiton terletak di bawah The Kaldera Nomadic Escape. Kerajinan tangan menganyam itu, oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan mangaletek. Pekerjaan menganyam baion itu umumnya dilakoni kalangan perempuan. 


Opung Boru Sijabat, salah seorang perempuan warga Desa Sigapiton, menjelaskan, untuk usaha kerajinan tangan untuk membuat tikar (lage), tandok dan lainnya dari bahan pandan berduri, hingga kini masih tetap dilaksanaan.


"Di sini namanya mangaletek. Kami masih membuat lage, tikar, atau tandok. Pengerjaan satu tikar pandan (lage) berukuran 1x2 meter dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Itupun jika konsisten mengerjakannya. Jika tidak, bisa lewat dari waktu tersebut," ujarnya, dikutip dari pemberitaan infopublik.id, diakses dan dikutip pada Selasa (24/10).


Bahan baku yang diperlukan adalan baion berduri atau pandan berduri atau pandanus tectorius. Peralatan mengerjakannya terdiri dari pisau, gunting atau cutter.


Berbicara soal nilai jual, Obung Bori Sijabat menyebut tergantung kepada ukuran dan tingkat kesulitan motifnya. Harga paling murah untuk tandok kecil pajangan di rumah, dibandrol seharga Rp20.000. Untuk tikar pandan ukuran 1x2 meter harganya sekitar Rp600.000.


Selain Boru Sijabat, ada kaum ibu lainnya yang ikut mempertahankan tradisi ini, di antaranya Boru Sinaga, yang masih bertetangga dengan Boru Sijabat.


Sewaktu Sigapiton akan dijadikan sebagai desa wisata, masyarakat setempat berupaya untuk menjadikan produk tikar anyaman ini sebagai produk khas Sigapiton.


Harnitop Manurung, anak perempuan Boru Sinaga, menggagas agar tradisi mangaletek baion dapat dipertahankan. Ia mengumpulkan para ibu yang adalah ibu kandungnya sendiri dan tetangga sekitar, untuk memproduksi tikar pandan, tandok, dan produk lainnya dari tikar pandan.


Upaya para ibu di Desa Sigapiton pertahankan tradisi mangeletek menjadi bukti, tidak sedikit masyarakat semangat untuk mendukung Desa Wisata.(infopublik.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar