“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (Al-Baqarah: 30)
Oleh Dr. Suhardin, M. Pd.
(Sekretaris LPLH & SDA MUI Pusat)
OPINI, kiprahkita.com - Manusia diberikan kemuliaan oleh Allah SWT sebagai mandataris-Nya, dengan tugas menjaga keutuhan semesta.
Manusia diberikan kepercayaan melangsungkan kehidupan, memanfaatkan segala sumber daya alam untuk kehidupan, menggali potensi segenap isi bumi ini untuk eksistensi dan kemuliaan manusia dan semesta yang ditempati, sebagai wujud peribadatan kepada-Nya.
Manusia diberikan karomah, seperti dinyatakan Allah dalam firman-Nya:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Qs. Al-Isra: 70)
Manusia dianugerahkan Allah kelebihan dari segenap makhluk ciptaan-Nya, ia tersusun dalam bentuk yang sempurna secara fisik, memiliki kelengkapan biologis dan fisiologis.Hal ini terlihat dari susunan fisik dan kerangka manusia sangat sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Allah SWT yang lain.
Demikian juga secara psikologis dan neurologis, manusia memiliki watak dan karakter yang dapat memberikan kekuatan terhadap dirinya secara personal dibandingkan dengan personal lain dan jenis makluklain.
Personality memiliki kekuatan terhadap individu manusia dalam memfungsionalisasikan dirinya di tengah kehidupan. Personality kekuatan nyata bagi individu manusia untuk berada di tengah lingkungan.
Individu manusia yang senantiasa menghiasi dirinya dengan kepribadian terpuji, maka ia akan menjadi individu yang karomah. Komunitas yang membiasakan berperilaku baik terhadap lingkungan akan membuat komunitas tersebut karomah.
Jenis makluk manusia yang senantiasa berperilaku baik terhadap berbagai jenis makhluk hidup ciptaan Allah SWT senantiasa membuat manusia karomah. Kemuliaan manusia tergantung dari perilakunya yang bertanggungjawab dalam memuliakan sumber daya alam ciptaan Allah SWT.
Wujud dari kepribadian manusia adalah tanggungjawab. Tanggungjawab utama manusia adalah memuliaakan makhluk yang ada di semesta sebagai sesama ciptaan Allah SWT.
Perwujudan tanggungjawab terhadap lingkungan dengan memuliakan lingkungan, karena lingkungan tersebut diciptakan Allah untuk kelangsungan hidup segenap makhluk-Nya.
Pemuliaan lingkungan yang terpancar dari perilaku yang bertanggungjawab secara aksiologis dapat dilakukan manusia secara universal, pertama, menjaga kelangsungan biodiversity. Allah SWT menciptakan makhluk dengan sangat beraneka ragam, satu sama lain memiliki ketergantungan, untuk melangsungkan kehidupan fananya di semesta ini.
Manusia untuk kelangsungan kehidupan memerlukan sandang, pangan, papan, mobile, interaksi dan komunikasi, semua akan terpenuhi dengan memgambil dari lingkungan sekitar. Mendapatkan sandang ia harus mengekploitasi dari sebagian sumber daya alam, demikian juga pangan dan lainnya.
Upaya eksploitasi yang dilakukan manusia haruslah ia ukur dengan keberlangsungan (sustainability) segenap sumber daya alam, tidak boleh menguras dan menggerus alam secara berlebihan, sehingga merusak keberlangsungannya. Inilah wujud dari perilaku yang bertanggungjawab.
Kedua, membaca dan menganalisa segenap interaksi makhluk hidup di alam semesta, sehingga terbaca dimana kelemahan dan kekurangharmonisan alam. Ketidakharmonisan alam akan mendatangkan sesuatu hal yang membuat manusia tidak nyaman dan aman hidup di tengah alam dan lingkungan, untuk itu manusia harus secepatnya melakukan recovery, rehabilitasi terhadap ketimpangan tersebut.
Suasana panas yang dihadapi tentu akibat dari kurangnya secara significant forestry, hilangnya konservasi, menjamurnya emisi, sehingga alam mengalami anomaly, panas dan hujan nyaris tidak memunculkan tanda, ia tiba dan pergi sekehendaknya, akibat system alam yang rusak oleh perilaku manusia sendiri.
Manusia yang bertanggungjawab, haruslah melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan alam. Lahan gersang perlu dihijaukan, sehingga menjadi forestry. Bibir pantai yang terjal perlu direhabilitasi dengan mangrove, sehingga kita memiliki view estuary.
Bibir pantai yang terhias oleh mangrove dan nyiur dalam rangka membentengi darat dari terpaan berbagai badai yang datang dari laut, meremajakan berbagai jenis ikan untuk keberlangsungan kehidupan manusia, asupan protein yang tak ternilai harganya.
Ketiga, jadilah manusia nyinyir terhadap lingkungan. Di tengah kehidupan sosial yang individual dan kapitalistik ini, jadilah anda sebagai seorang yang nyinyir, senantiasa peduli (conscience) dengan kelestarian dan keasrian lingkungan.
Kita semua jadi pengaman sosial (social security) dalam mengamankan lingkungan dari perbuatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungan. Kapitalistik lebih mengedepankan perilaku hidup exploitative, consumptive, hedonistic dan anthropocentrism.
Keempat, berbuatlah kecil dan bermanfaat untuk kelestarian alam. wujud dari perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungan bukan mengharapkan pekerjaan besar dan hasil besar, tetapi cukup sedikit dan dibiasakan semenjak usia dini sampai mati dan dikampanyekan kepada segenap orang.
Wujudnya nyatanya menyangi dan merawat serta menanam tanaman di segenap tempat yang layak tanam. Menanam dibiasakan semenjak dini demikian juga merawat tanaman dibiasakan semenjak dini.
Kebiasaan kecil jika diamalkan oleh segenap orang akan mendatangkan kemanfaatan, demikian juga sebaliknya, kebiasaan jelek dilakukan oleh banyak orang akan mendatangkan mudharat besar untuk lingkungan.
Kelima, pengaruhi kebijakan pemerintah untuk pro lingkungan (environmental priority), jangan lebih mengedepankan investasi yang berdampak buruk terhadap lingkungan, apalagi investasi yang memiliki konsensi dan durasi yang cukup lama, sehingga investor dapat memiliki alam dan lingkungan kita, generasi kita tergadai akibat ambisi pemerintah yang berlebihan, kerena mengejar materi untuk modal eksistensi dan hegemoni.
Pemerintah sebagai manusia yang berkaromah, harus disadarkan (awareness) untuk kembali kejati dirinya yang sebenarnya, rugyah kepentingan dunianya, dengan kepentingan hakiki dan abadi. Wallahu’alam.***
0 Komentar