SUNGAYANG, kiprahkita.com - Petani di Kabupaten Tanah Datar setahun belakangan mengeluh. Hasil panen mereka menurun. Ada juga yang tak jadi panen. Itu semua disebabkan hama tikus yang dirasa mulai mengganas.
Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar merilis, dari 500 hektare sawah yang terancam hama tikus, sebanyak 44,5 hektare di antaranya sudah terserang. Kabupaten berjuluk Luhak Nan Tuo itu memiliki sawah seluas 22.170 hektare.
Kecamatan yang paling banyak diserang hama tikus adalah Batipuh, X Koto, dan Kecamatan Rambatan.
Di Kecamatan Sungayang, Dinas Pertanian Tanah Datar menggelar program Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus. Program mendapat dukungan dari Kelompok Tani Topi Lawik di Jorong Taratak Indah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang.
Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani menjelaskan, Gerdal dilaksanakan Selasa (24/10). Tujuannya adalah untuk mengurangi dan mengendalikan populasi tikus di aral persawahan. Kegiatannya digelar dalam bentuk pengasapan.
Ada beberapa metode yang digunakan, yakni pengendalian dengan cara terpadu, serentak, dan berkelanjutan. Harapan utama, ujarnya, kelompok tani di daerah itu bisa melakukan tanam secara serentak, sehingga periode panennya bisa serentak pula.
"Dengan begitu, ketersediaan padi di lapangan tidak ada terus menerus, sehingga ada masa dimana tikus itu tidak mendapatkan makanan sama sekali," jelas dia, dikutip dari pemberitaan Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Datar.
Bila pola tanam serentak itu tak memungkinkan, misalnya terkendala ketersediaan air, maka langkah berikutnya adalah mengatur pola tanam. Sri mencontohkannya dengan tidak menanam padi terus, sesekali diselingi juga dengan tanam palawija atau tanaman hortikultura.
Sri mengimbau para petani untuk juga memperhatikan sanitasi sawah, dan pembersihan di sekitaran areal sawah yang memungkinkan bersarangnya tikus.(kominfotd; ed. mus)
0 Komentar