PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, Sabtu (11/11), melakukan diskusi Review Film Ampu, di Sekretariat Komunitas Seni Kuflet.
Diskusi itu, menurut Ketua Umum Kuflet Riska Lovani Akbar, menghadirkan narasumber Maksalmina dengan Moderator Sarah Samosir. Maksalmina adalah mahasiswa Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, juga anggota Komunitas Kuflet.
Dalam pemaparannya, Maksalmina mengatakan, Film Ampu saat ini masih dalam proses pengeditan. Hal yang dilakukan dalam proses itu, jelasnya, di antaranya adalah split screen, yaitu sebuah konsep editing yang mengaplikasikan dua buah gambar di dalam satu frame.
"Tujuannya adalah menghadirkan dua adegan di dalam sebuah scene, untuk menghadirkan dua buah ekspresi dan gesture aktor atau artis," ucap mahasiswa Prodi Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana ISI Padangpanjang itu.
Menurutnya, film ini sangat bagus secara akademisi dengan pengaplikasian konsep editing yang tepat. Hal itu berbeda dengan film pada umumnya.
Salah seorang peserta diskusi; Nela Febri Yasmi menambahkan, ampu yang menjadi judul fil itu dalam Bahasa Minang artinya berbeda-beda, sesuai dengan pemaknaan daerah-daerah.
Nela yang juga merupakan sekretaris umum Kuflet itu mengatakan, dalam Bahasa Minang di Payakumbuh, ampu itu adalah jari jempol. Pemaknaannya adalah kekuasaan yang diberikan kepada perempuan di rumah gadang.(fazha)
0 Komentar