34 Gempa Hembusan Marapi Terjadi dalam 12 Jam

PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Sedikitnya terjadi 34 kali gempa hembusan, terkait dengan erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Ahad (25/2) pukul 06.00-18.00 WIB.


Sedangkan letusannya, teramati secara visual dari Kota Padang Panjang dan instrumental dari Pengamat Gunung Api Marapi, erupsi dengan tinggi kolom abu bervariasi, sepanjang hari ini terjadi beberapa kali.


Mengutip sajian informasi Magma Indonesia, dalam rentang waktu itu, terjari erupsi pada pukul 09.06 WIB, 11.12 WIB, 11.33 WIB, 12.20 WIB, 12.44 WIB, 13.24 WIB, dan 13.54 WIB.


Untuk kegempaan selain gempa hembusan dalam rentang waktu itu, tercatat ada gempa hembusan sebanyak tujuh kali, gempa tremor menerus dua kali, tornillo satu kali, gempa low frequency satu kali, dan tiga gali gempa hybrid atau fase banyak.


Lalu, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tremor menerus.


Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam itu, berstatus Level III atau siaga, setelah dinaikkan dari Level II atau waspada pada 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB.


Erupsi terbesarnya terjadi pada Ahad, 3 Desember 2023 sekitar pukul 15.40 WIB. Dalam peristiwa itu, 24 pendaki meninggal dunia.


Dengan statusnya Level III, maka PVMBG merekomendasikan:


1. Hindari Wilayah Radius 4.5 km dari Pusat Erupsi : Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan para pendaki, pengunjung, serta wisatawan diminta untuk tidak memasuki wilayah dengan radius 4,5 km dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek.


2. Waspada terhadap Ancaman Bahaya Lahar : Masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di Gunung Marapi diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan.


3. Perlindungan Saat Hujan Abu : Jika terjadi hujan abu vulkanik, masyarakat diminta untuk menggunakan masker, penutup hidung dan mulut, guna menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA). Selain itu, perlengkapan lain seperti kacamata pelindung dan pakaian yang menutupi seluruh tubuh perlu dipersiapkan untuk melindungi mata dan kulit. Mengamankan sumber air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal juga penting untuk mencegah kerusakan.


4. Jaga Kondusivitas dan Hindari Informasi Palsu : Seluruh pihak diminta untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat dengan tidak menyebarkan informasi palsu atau hoax. Mengikuti arahan resmi dari Pemerintah Daerah sangat penting untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu.


5. Koordinasi dengan PVMBG : Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam diharapkan untuk senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung, atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No. 168 Bukittinggi guna mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.


6. Pantau Informasi Melalui Berbagai Media : Masyarakat, instansi pemerintah, dan instansi terkait lainnya diimbau untuk memantau, perkembangan aktivitas dan rekomendasi terkait Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), serta media sosial PVMBG seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.


Dalam situasi ini, keselamatan dan keamanan masyarakat merupakan prioritas utama. Dengan kerjasama dan kewaspadaan bersama, diharapkan risiko dan dampak dari potensi erupsi Gunung Marapi dapat diminimalkan. 


Tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan resmi adalah kunci untuk menghadapi situasi darurat semacam ini.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar