JAKARTA, kiprahkita.com - Dua gempa cukup kuat, Ahad (25/2) malam, mengguncang Samudera Hindia Selatan, dekat Provinsi Banten. Guncangnnya terasa hingga Bandung dan Lembang.
Gempa pertama dengan magnitudo 5,7 terjadi pukul 20.07 WIB, sedangkan gempa kedua terjadi pukul 22,04 dengan magnitudo 5,1.
Untuk gempa pertama, menurut analisis analisis BMKG menunjukkan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,63 derjat LS ; 105,74 derjat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 kilometer arah Barat Daya Bayah, Banten pada kedalaman 43 km.
Sedangkan gempa kedua terjadi pada kedalaman 10 kilometer, pada koordinat 7,54 LS : 105,95 BT
Lokasi Gempa, 75 kilometer Barat Daya Bayah, Banten.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi Lempang Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), yang merupakan cerminan Gempa Megathrust," jelasnya.
Daryono menyebut, di daerah Surade, gempa ini dirasakan IV MMI, maksudnya bila terjadi pada siang hari, maka dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sedangkan di daerah Pelabuhan Ratu, Bayah, Malimping, dan Garut gempa terasa III MMI; getaran dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Sementara itu di daerah Bandung, Cilacap, Panimbang dan Cigelis, gempa pertama dirasakan pada skala II-III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Di daerah Serang dan Lembang dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Gempa disebut tidak berpotensi tsunami.
Hingga berita ini diilis, sekira pukul 22.30 WIB, belum diperoleh laporannya adanya kerusakan dan korban jiwa.
BMKG merekomendasikan, masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," jelasnya.
Ditegaskan pula, masyarakat fapat memastikan informasi resmi, hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.(mus)
0 Komentar