Saat Diskusi di Kuflet, Yusril Sebut Kurangnya Variasi Naskah

PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, menggelar diskusi bertajuk "Teater sebagai Seni Pertunjukan" pada Sabtu, 24 Februari 2024 di Sekretariat Komunitas Seni Kuflet. 


Diskusi tersebut menjadi ajang berkumpulnya para seniman teater dan mahasiswa, yang tertarik dalam bidang seni pertunjukan, dengan pemateri utama Dr. Yusril, S.S., M.Sn yang dipandu oleh Moderator Siti Nur Atikah.


Dalam diskusi tersebut, Yusril menyoroti tentang kurangnya variasi naskah dalam pertunjukan teater setiap tahunnya. 


Dia mengambil contoh dari teater surealisme yang dikembangkan oleh Solehah Hasanah Nasution, dengan konsep monolog yang dimainkan oleh dua orang. 


"Studi dua latar settingnya adalah segitiga sama sisi dan balon, balon menggambarkan harapan yang kosong. Sedangkan segitiga sama sisi mengungkapkan peristiwa yang sama dari dua aktor," ujar Yusril. yang juga merupakan sutradara teater di Komunitas Seni Hitam Putih.


Dia menekankan pentingnya latihan dalam melatih ingatan para aktor, seperti kemampuan menangis, tertawa, marah, atau bahkan teriak. 


"Latihan ingatan itu tentu untuk kebutuhan teks yang kita mainkan di atas panggung. Tata artistik sangat penting dalam sebuah pertunjukan, misalnya kostum tokoh sangat berpengaruh dalam pertunjukan untuk menggambarkan tokoh protagonis dan antagonis," tambahnya.


Solehah Hasanah Nasution, sutradara Komunitas Seni Kuflet, menambahkan bahwa pentingnya menulis naskah baru yang mencerminkan isu-isu sosial kontemporer. 


"Pertunjukan teater haruslah mengangkat isu-isu aktual, seperti depresi remaja akibat kurangnya perhatian dari orang tua yang menyebabkan terjerumus ke dalam pergaulan bebas," ungkap Solehah.


Di sisi lain, Maharani Saputri, peserta diskusi dan juga bidang Perpustakaan di Kuflet, menekankan pentingnya peran mahasiswa teater dalam menulis naskah-naskah baru yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. 


"Keterkaitan tentang pertunjukan teater selama ini masih menggunakan naskah yang sama. Sebaiknya sebagai mahasiswa teater mulai menulis kisah baru yang terinspirasi dari kisah sehari-hari," ucapnya.


Diskusi ini menjadi momentum penting bagi para seniman dan mahasiswa teater untuk berbagi gagasan dan memperkaya pemahaman tentang seni pertunjukan teater, serta menggali potensi kreativitas yang lebih dalam untuk menghadirkan karya-karya teater yang lebih beragam dan relevan dengan realitas sosial yang ada.(fazha)

Posting Komentar

0 Komentar