TANAH DATAR, kiprahkita.com - Kabupaten Tanah Datar terus mencatat penurunan signifikan dalam jumlah dan persentase, penduduk miskin dalam tiga tahun terakhir.
Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, menunjukkan tren yang positif dalam upaya mengurangi kemiskinan di wilayah tersebut.
Menurut Kepala BPS Tanah Datar Chardiman, berdasarkan data BPS per Januari 2024, jumlah penduduk miskin di Tanah Datar pada tahun 2021 sebanyak 15.890 jiwa. Angka ini kemudian turun menjadi 14.900 jiwa pada tahun 2022, dan terus menurun di tahun 2023 menjadi 14.560 jiwa.
"Peningkatan kesejahteraan penduduk Tanah Datar tercermin dari penurunan jumlah penduduk miskin dalam tiga tahun terakhir," ujar Chardiman, sebagaimana dirilis Dinas Kominfo setempat, Rabu (28/2/2024).
Senada dengan penurunan jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin di Kabupaten Tanah Datar juga mengalami penurunan.
Persentase tersebut mencatatkan 4,54 persen pada tahun 2021, kemudian menurun menjadi 4,26 persen pada tahun 2022, dan turun lebih jauh menjadi 4,16 persen di tahun 2023.
“Persentase penduduk miskin Tanah Datar berada di urutan ke-4 terendah dari kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Paling rendah ada Kota Sawahlunto dengan 2,27 persen, menyusul Kota Solok 3,05 persen, dan Kota Bukittinggi di urutan ke-3 dengan 4,11 persen,” tambahnya.
BPS menegaskan, penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan, sedangkan persentase penduduk miskin adalah persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
“Garis kemiskinan Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp515.587 per kapita per bulan,” jelas Chardiman.
Komitmen dan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah daerah, bersama dengan berbagai pihak terkait diharapkan terus memberikan dampak positif, dalam upaya mengurangi kemiskinan di Tanah Datar, serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.
Dengan adanya upaya berkelanjutan, diharapkan Kabupaten Tanah Datar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam penanganan masalah kemiskinan.(*/mus)
0 Komentar