SURABAYA, kiprahkita.com - Ratusan rumah warga Jawa Timur dilaporkan roboh dan rusak, setelah beberapa kabupaten diguncang gempa hebat, yang berpusat dekat Pulau Bawean.
Gempa berkekuatan Magnitudo 6,0 dan M6,5 itu, hingga pagi ini sudah diikuti 158 kali gempa susulan. Gempa pertama dengan M6,0 (update M5,9) terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024 pukul 11.22 WIB, sedangkan gempa kedua M6,5 terjadi pada hari yang sama pukul 15.52 WIB.
Terkait tengan keberadaan pusat gempat di Laut Jawa atau di sisi utara Pulau Jawa, sementara yang dikhawatirkan banyak pihak dan memang kerap terjadi gempa adalah di sisi selatan, Kepala Pusat Gempa Bum dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menjelaskan, Laut Jawa di sisi utara Jawa Timur itu sebenarnya memiliki catatan sejarah gempa merusak.
"Ancaman gempa tidak hanya berasal dari selatan, yakni subduksi lempeng atau mengathrust, tetapi juga dari sesar aktif di daratan dan laut utara Jatim," jelasnya pada akun X pribadi, diakses pada Sabtu (23/3) siang.
Daryono mengungkapkan, pada tahun 1890 kawasan itu pernah diguncang gempa hebat dengan M6,5; disusul kemudian 1902 (M6,0); 1939 (M6,5); 1950 (M6,5), dan 2024 dengan M5,9 dan M6,5.
Menurutnya, Pulau Bawean dan sekitarnya berada pada Zona Suture yang mengindikasikan jejak keberadaan sesar-sesar utama yang berusia tua.
Dua rangkaian gempa yang terjadi Jumat itu, ujarnya, menjadi bukti bahwa jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat agar selalu waspada terhadap keberadaan sesar yang aktif dasar laut, yang jalur dekat pulau berpenduduk.
"Gempa dapat terjadi dan berulang kapan saja," ucapnya.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Sabtu (23/3) pukul 00.20 WIB, terdapat 10 kepala keluarga terdampak di Kabupaten Tuban, 130 kepala keluarga di Kabupaten Gresik, satu kepala keluarga di Kabupaten Pamekasan, dan dua kepala keluarga di Kota Surabaya.
Dampak gempa tersebut tidak hanya terbatas pada jumlah kepala keluarga yang terdampak, tetapi juga menyebabkan kerusakan berbagai infrastruktur.
Di Kabupaten Tuban, terdapat empat unit rumah yang mengalami kerusakan berat, empat unit rumah rusak sedang, dan dua unit rumah rusak ringan. Selain itu, satu balai desa mengalami kerusakan parah, satu fasilitas ibadah mengalami kerusakan ringan, dan satu kandang milik warga roboh akibat guncangan gempa.
Sementara di Kabupaten Gresik, terdapat 19 unit rumah yang mengalami kerusakan berat, 61 unit rumah rusak sedang, dan 50 unit rumah yang mengalami kerusakan ringan. Beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan, termasuk fasilitas pendidikan, masjid, kantor desa, gedung perkantoran, dan RSUD Umas Mas’ud Sangkapura yang mengalami kerusakan ringan.
Di Kabupaten Pamekasan, satu unit rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan ringan, sedangkan di Kota Surabaya, terdapat dua unit rumah warga yang mengalami kerusakan ringan. RS Unair dan RSUD M Soewandhi juga dilaporkan mengalami kerusakan ringan. RSUD Soetrasno di Kabupaten Rembang juga terdampak, sehingga pasien dievakuasi keluar gedung.
BPBD setempat masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti pendataan dan pemantauan di berbagai lokasi terdampak.
Mereka juga mendirikan tenda pengungsian di halaman RS Unair Surabaya dan mengirimkan personel serta perlengkapan darurat ke pusat gempa di Pulau Bawean untuk melakukan penanganan lebih lanjut di wilayah tersebut.(*/mus)
0 Komentar