BPS Catat 9,9 Juta Gen Z Menganggur


JAKARTA, kiprahkita.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sebanyak 9,9 juta Gen Z di Indonesia, yang berada dalam rentang usia 15 hingga 24 tahun, menganggur atau tidak terlibat dalam pekerjaan, pendidikan, maupun pelatihan (NEET). 


Angka ini menjadi pukulan keras bagi Indonesia, di tengah target mencapai Indonesia Emas pada 2045 mendatang.


Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, berharap agar investasi Indonesia ke depan lebih difokuskan pada investasi padat karya. 


Nevi menilai, selama ini investasi banyak berfokus pada investasi padat modal yang tidak banyak menyerap tenaga kerja.


"Dan tentu kita juga pada tahun 2025 nanti, apakah pemerintah akan fokus pada investasi padat karya atau padat modal? Kami berharap pemerintah dapat mengembangkan investasi padat karya, mengingat pengangguran kita sekarang banyak sekali, Pak Menteri, bertambah," kata Nevi di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024).


Menurutnya, dengan semakin banyaknya investasi padat karya, maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat. 


"Kita tahu (sudah menjadi) rahasia umum, Gen Z kita sudah menganggur sebanyak 10 juta orang. Investasi padat karya agar dapat mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam negeri dengan maksimal," harap Politisi PKS ini, sebagaimana dirilis dpr.go.id.


Dalam kesempatan yang sama, Nevi juga menyoroti capaian investasi yang masuk ke Indonesia selama ini, belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 


Ia mempertanyakan capaian investasi Kementerian Investasi yang dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.


"Mengapa, Pak Menteri, investasi yang dicapai selama ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ucapnya bernada tanya.


Mengingat capaian investasi yang masuk ke dalam negeri, menurut Nevi, ternyata tak membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh kencang, tapi terus-menerus stagnan di level 5 persen. Ini terjadi sejak tahun 2014 hingga 2023.


Dengan kondisi tersebut, DPR berharap pemerintah dapat mengarahkan investasi yang lebih berfokus pada sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, guna mengatasi masalah pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih signifikan.(dpr/red. mus)

Posting Komentar

0 Komentar