Kondisi Jembatan Trikora Batangtoru Kian Memprihatinkan

BATANGTORU, kiprahkita.com –Kondisi di sekitar Jembatan Trikora Batangtoru saat ini menjadi perhatian serius warga. Erosi dan longsor di bantaran sungai yang terus terjadi dikhawatirkan dapat mengancam rumah warga, badan jalan, hingga struktur jembatan itu sendiri. Menurut pantauan warga setempat, tebing sungai semakin tergerus air, terutama saat hujan deras dan debit sungai meningkat. Beberapa rumah yang berada di dekat bantaran sungai sudah berada dalam kondisi rawan terdampak longsor. “Kalau dibiarkan terus, takutnya lama-kelamaan rumah bisa hanyut, jalan amblas, bahkan jembatan bisa terputus. Jangan sampai nanti sudah ada korban baru ditangani,” ujar salah seorang warga. Jembatan Trikora merupakan akses penting bagi aktivitas masyarakat dan perekonomian di wilayah Batangtoru. Warga berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera turun tangan, melakukan peninjauan lapangan, serta mengambil langkah penanganan seperti penguatan tebing sungai dan pengamanan struktur jembatan. Warga juga mengajak semua pihak untuk ikut menyuarakan kondisi ini agar segera mendapat perhatian serius, demi keselamatan bersama.

Jembatan Trikora Batangtoru: Menunggu Ambruk atau Menunggu Korban? Begitulah tulis salah satu pemerhati sosial di Batangtoru, Ibu Siti. Jembatan Trikora Batangtoru bukan sekadar bangunan beton yang menghubungkan dua sisi wilayah. Ia adalah urat nadi kehidupan masyarakat: jalur ekonomi, akses pendidikan, dan penghubung aktivitas harian warga. Namun hari ini, jembatan itu berdiri di atas ancaman yang nyata—erosi, longsor, dan kelalaian. Di sekitar jembatan, bantaran sungai terus tergerus tanpa ampun. Tanah longsor Di sekitar jembatan, bantaran sungai terus tergerus tanpa ampun. Tanah longsor perlahan, seolah memberi peringatan yang jelas: bahaya sedang mendekat. Rumah warga yang berdiri di sekitar sungai kini berada di garis paling depan ancaman bencana. Jalan yang dilewati setiap hari tak lagi kokoh seperti dulu. Dan jembatan—ikon penghubung itu—perlahan dipaksa menanggung risiko yang bukan kesalahannya Pertanyaannya sederhana tapi menohok: haruskah menunggu rumah hanyut, jalan amblas, atau jembatan terputus dulu baru ada tindakan? Atau lebih tragis lagi, menunggu jatuhnya korban jiwa? Bencana tidak selalu datang tiba-tiba. Dalam kasus ini, ia datang perlahan, memberi waktu untuk berpikir dan bertindak. Sayangnya, waktu itu sering dihabiskan untuk menunggu, bukan bekerja. Padahal pencegahan jauh lebih murah daripada perbaikan, dan keselamatan warga tak seharusnya ditukar dengan alasan anggaran atau prosedur birokrasi yang ribet. Pemerintah dan instansi terkait punya kewenangan, sumber daya, dan tanggung jawab. Yang dibutuhkan sekarang bukan janji atau wacana, melainkan tindakan nyata: peninjauan lapangan, penguatan tebing Pemerintah dan instansi terkait punya kewenangan, sumber daya, dan tanggung jawab. Yang dibutuhkan sekarang bukan janji atau wacana, melainkan tindakan nyata: peninjauan lapangan, penguatan tebing sungai, dan pengamanan struktur jembatan. Ini bukan soal proyek, ini soal nyawa. Masyarakat sudah bersuara. Alam sudah memberi tanda. Jika semua peringatan ini tetap diabaikan, maka ketika bencana benar-benar terjadi, yang runtuh bukan hanya jembatan, tapi juga rasa kepercayaan publik. Jembatan Trikora Batangtoru tidak sedang meminta perhatian. Ia sedang meminta diselamatkan—sebelum terlambat.

Tolong pemerintahan yang berwewenang kondisi di sekitar jembatan Trikora Batangtoru seperti inilah keadaannya.takutnya lama-kelamaan rumah dan sampai kejalan dan juga ke jembatan bisa-bisa jembatan terputus kalau di biarkan terus dan jangan sampai memakan korban.mohon perhatiannya.#fyp#facebook#jangkauan

#Batangtoru #JembatanTrikora #SaveBatangtoru #PerhatianPemerintah #FYP #Facebook