TANAH DATAR, kiprahkita.com - Menyikapi bencana banjir bandang dan lahar dingin yang terjadi di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Tanah Datar, Anggota Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini, mengingatkan pentingnya Sekolah Siaga Bencana (SSB).
Dyah mengatakan hal itu, saat menyerahkan bantuan dan mengunjungi korban bencana galodo dan banjir lahar dingin di Luhak Nan Tuo, diterima Bupati Eka Putra, didampingi Ketua DPRD Rony Mulyadi Dt Bungsu, Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Agus Priyo Pujo Sumedi, dan Danyon Marharlan II Padang Mayor Marinir Danny Aprianto Putro, di Gedung Indojolito Batusangkar pada Selasa (4/6)
"Kehadiran kami di sini untuk menyampaikan duka yang mendalam dan menyalurkan bantuan, sekaligus memastikan kondisi anak-anak yang terdampak dari musibah banjir bandang,” ujarya.
Menurutnya, sebelum menghadiri pertemuan tersebut, pihaknya telah mengunjungi beberapa posko di nagari.
"Alhamdulillah, berkat komando dari Pak Bupati dan jajaran, korban galodo dapat diatasi bersama-sama, termasuk anak-anak korban yang telah kembali ke sekolah setelah sebelumnya dilakukan trauma healing di lokasi pengungsian. Terima kasih, Pak," ucapnya.
Melihat kondisi Kabupaten Tanah Datar yang rawan terhadap bencana, Diyah mengusulkan perlunya diadakan Sekolah Siaga Bencana (SSB), sebagai upaya membangun kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana, sebelum maupun setelah bencana terjadi.
Hal ini dinilai penting, ujarnya, untuk mengurangi dampak negatif terhadap jiwa, harta benda, maupun psikologis masyarakat, khususnya anak-anak.
Sementara itu, Bupati Eka Putra menyampaikan terima kasih atas bantuan dan ucapan duka dari KPAI dan jajaran.
"Terima kasih atas bantuan yang diberikan, ini tentunya menjadi penyemangat bagi kami bahwa kami tidak sendiri, masih banyak saudara yang peduli untuk penanganan musibah ini," ujar Eka Putra.
Bupati uga menginformasikan, sampai saat ini masih ada 10 korban hilang yang belum ditemukan.
"Saat ini tim gabungan terus berusaha mencari korban, dan kami terus berupaya menyampaikan duka kepada keluarga korban serta berharap keikhlasan dari keluarga korban," ujarnya.
Eka menambahkan, pemerintah daerah juga melakukan berbagai upaya seperti normalisasi aliran sungai, perbaikan jembatan, dan penelusuran ke hulu sungai, untuk pembersihan kayu-kayu dan pemecahan bebatuan yang menghambat aliran sungai.
Khusus untuk penanganan anak-anak pasca banjir bandang, bupati mengatakan, pemerintah daerah telah membentuk tim trauma healing yang dibantu oleh Polres Tanah Datar, perguruan tinggi, LSM, dan relawan.
Berbagai upaya dan langkah, katanya, terus dilakukan pasca bencana banjir bandang dan longsor di Tanah Datar.
"Kami akan memasang Early Warning System berupa sirine, membangun Sabo Dam, serta merelokasi rumah penduduk di zona merah ke lokasi yang lebih aman," pungkasnya. (mus)
0 Komentar