Kuflet Diskusikan Teknik Bloking dalam Proses Kreatif Teater


PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Komunitas Seni Kuflet, Padang Panjang, kembali mengadakan diskusi rutin. Kali ini bertajuk Teknik Bloking dalam Proses Kreatif Teater, Sabtu (22/6/2024) di sekretariatnya.


Diskusi ini menghadirkan Soleha Hasanah Nasution, seorang sutradara muda berbakat dari Kuflet, sebagai pemateri dan dimoderatori oleh Siti Nuratikah. Acara tersebut dibuka oleh Ketua Komunitas Seni Kuflet Akbar.


Soleha memulai pemaparannya dengan mengevaluasi hasil teater sebelumnya. "Hasil dari teater yang ujian kemarin, ternyata bloking tidak sesuai yang diajarkan dulu," ujarnya. 


Biasanya, menurut Soleha, di Gedung Pertunjukan yang lebih besar, panggung Gedung Pertunjukan berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 13x8 meter dan terbagi menjadi 9 bagian. 


Sedangkan di arena terdapat 6 bagian, di mana arena cenderung lebih serong daripada GP. Posisi penonton dari GP biasanya menghadap ke depan, sementara di arena posisi penonton cenderung lebih menyamping. 


Menurutnya, penting untuk memperhatikan, posisi bloking sebaiknya seimbang dan tidak berat sebelah. Hal ini penting untuk memastikan, sudut pandang dari penonton dapat terakomodasi dengan baik. 


Oleh karena itu, imbuhnya, penataan bloking yang melibatkan aktor, properti, dan penari harus dipertimbangkan dengan cermat sesuai dengan jenis panggung yang digunakan.


Hasanah menambahkan pentingnya menghindari bloking yang berat sebelah, menghindari aktor membelakangi penonton, dan memastikan tidak ada penumpukan elemen di panggung. 


"Dalam konteks pertunjukan teater, penting untuk memperhatikan bagaimana penonton dapat melihat pergerakan dan perjalanan pertunjukan," katanya. 


Pertimbangan bloking yang melibatkan penonton duduk harus memastikan, penonton dapat melihat aksi aktor dari berbagai sudut pandang. 


Imajinasi penonton juga harus dipertimbangkan tanpa perlu dijelaskan secara terperinci, sehingga dapat memberikan pengalaman yang menarik. 


Dalam situasi di mana terdapat 4 posisi penonton di arena, sebaiknya aktor tidak keluar menghadap penonton untuk menghindari kebocoran informasi kepada penonton. 


"Selain itu, logika keluar masuk panggung juga perlu diperkirakan dengan baik untuk menjaga kelancaran pertunjukan," tambah mahasiswa S2 Pascasarjana ISI Padangpanjang itu.


Penasihat sekaligus Pendiri Kuflet, Sulaiman Juned, menekankan pentingnya semua elemen di panggung berkomunikasi. 


"Segala hal yang diletakkan di atas panggung berbicara. Karena itu, semua yang ada di panggung harus merespons, tidak hanya sebagai hiasan. Respon tidak harus disampaikan melalui sentuhan, namun bisa dilihat; intinya adalah memberikan respons," jelasnya.

 

Sulaiman menyatakan, tidak ada dialog yang diperlukan, tetapi komunikasi juga bisa dibangun melalui gerakan tubuh. Sutradara harus merancang bloking dasar yang tidak boleh diganggu oleh para aktor. 


Kemudian, para aktor dapat mengembangkan kreativitas mereka dan menunjukkan kecerdasan mereka. Berbicara tentang bloking sama halnya dengan karakter dialog.


Diskusi yang berlangsung interaktif ini, diakhiri dengan kesimpulan dari moderator Siti Nuratikah. "Bloking panggung itu penting dan wajib dipahami, terutama yang berkecimpung dalam dunia peran," tuturnya.(maharani saputri)

Posting Komentar

0 Komentar