Muhammadiyah-Arab Saudi Berbeda Idul Adha 1445 H, Begini Penjelasannya



OPINI, kiprahkita.com - Setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha dengan penuh suka cita. Namun, tidak jarang perbedaan tanggal perayaan Idul Adha terjadi, seperti yang akan kita saksikan pada tahun 2024 M atau 1445 H. 


Muhammadiyah dan Pemerintah Arab Saudi akan merayakan Idul Adha pada tanggal yang berbeda. Penyebab utama perbedaan ini terletak pada metode penentuan awal bulan kamariah yang digunakan oleh masing-masing pihak, yakni Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.


Berikut adalah penjelasan yang dikutip dari laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah :


Metode Wujudul Hilal Muhammadiyah


Wujudul Hilal adalah metode yang digunakan oleh Muhammadiyah saat ini untuk menentukan awal bulan kamariah. 


Menurut metode ini, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam, terpenuhi tiga syarat secara kumulatif:


1. Telah terjadi konjungsi (ijtimak).

2. Konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam.

3. Pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.


Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari. Pada 6 Juni 2024, yang bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1445 H menurut kalender Muhammadiyah, konjungsi belum terjadi ketika maghrib tiba. 


Konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB, sehingga syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi. Oleh karena itu, Muhammadiyah menggenapkan bulan Zulqa’dah menjadi 30 hari. 


Dengan demikian, 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.


Metode Rukyatul Hilal Pemerintah Arab Saudi


Rukyatul Hilal, di sisi lain, adalah metode yang mengandalkan pemantauan hilal (bulan sabit pertama) secara visual saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan kamariah. 


Rukyat dilakukan hanya jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat. 


Jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat, baik karena faktor cuaca atau memang hilal belum tampak, maka bulan kamariah digenapkan menjadi 30 hari.


Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul Hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada maghrib 6 Juni 2024. 


Dengan penampakan hilal ini, mereka menetapkan bahwa Jumat, 7 Juni 2024, adalah awal Zulhijah 1445 H. Berdasarkan keputusan ini, Idul Adha dirayakan pada Ahad, 16 Juni 2024.


Solusi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT)


Perbedaan tanggal perayaan hari besar seperti Idul Adha sering kali menimbulkan kebingungan dan ketidakseragaman di kalangan umat Islam. Salah satu solusi yang diusulkan untuk mengatasi perbedaan ini adalah penggunaan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT). 


KHGT memiliki prinsip satu hari satu tanggal yang sama di seluruh dunia. Dengan penerapan KHGT, diharapkan tidak akan ada lagi perbedaan dalam perayaan hari-hari besar Islam, termasuk Idul Adha, sehingga seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia dapat merayakannya secara serempak.


Penerapan KHGT akan membawa umat Islam menuju kesatuan dalam perayaan hari-hari besar mereka. Selain meminimalisir kebingungan, ini juga akan memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan di antara umat Islam di seluruh dunia. 


Diharapkan dengan adanya keseragaman ini, perayaan Idul Adha dan hari-hari besar lainnya akan semakin bermakna dan penuh keberkahan.


Solusi ini memerlukan kerjasama dan kesepakatan dari seluruh pihak yang berwenang dalam penentuan kalender Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional. 


Semoga dengan adanya upaya untuk menyamakan perayaan hari-hari besar Islam, umat Islam dapat menikmati kebersamaan dan kekhidmatan yang lebih mendalam dalam merayakan momen-momen penting tersebut.***

Posting Komentar

0 Komentar