Teuku Afifuddin Raih Gelar Doktor Seni


SOLO, kiprahkita.com - Keluarga besar Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang bergembira dan bersyukur, seiring dengan keberhasilan Teuku Afifuddin, meraih gelar doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.


Untuk meraih gelar akademik itu, Afifuddin mengajukan disertasi bertajuk Perubahan Bentuk Peugah Haba dari Tradisi Lisan ke Pertunjukan. 


Ujian terbuka ini digelar di ruang Seminar gedung Pascasarjana ISI Surakarta pada Selasa, 25 Juni 2024. Afifuddin aalah lulusan ke-123 dari Pascasarjana ISI Surakarta.


Penelitian Afifuddin mengkaji perubahan bentuk tradisi lisan Peugah Haba di masyarakat Aceh, khususnya di Aceh bagian barat selatan. 


Peugah Haba mengalami transformasi dari tradisi lisan menjadi pertunjukan teater modern, perubahan yang dipelopori oleh Mak Lapee asal Manggeng dan diteruskan oleh muridnya, Teungku Adnan PMTOH dan Agus Nur Amal. 


Disertasi ini menyoroti bagaimana penciptaan teater Indonesia, khususnya di Aceh, terjadi berdasarkan pengaruh lokal tanpa dominasi teater Barat.


Pertunjukan Peugah Haba yang tercipta dari tradisi lisan menjadi teater modern ini tidak hanya berhasil menembus kancah lokal tetapi juga 


global. Proses perubahan ini mencakup aspek artistik dan konseptual, membawa implikasi penting dalam memahami dan mengembangkan teater Indonesia berbasis lokalitas.


Dalam ujian tersebut, Dr. Aris Setiawan selaku promotor mengatakan, selama ini pihaknya sangat sulit untuk melacak jejak seni pertunjukan teater di Aceh. 


Novelty dari penelitian ini menjadi palang pintu untuk membuka lorong kecil dalam menemukan upaya bagaimana kesenian Aceh itu berkembang. 


Dari titik hanya sekedar mitos (dangdeuria) yang oleh Mak Lapee menjadi realitas yang dipanggungkan. Kebaruan hasil penelitian ini menjadi peta jalan bagi penelitian teater berikutnya di Aceh.


Bentuk pertunjukan Peugah Haba hasil perubahan tradisi lisan ini kemudian dianalisis menggunakan perspektif masyarakat Aceh terhadap kesenian dan olahraga, yang disebut meu’en. 


Konsep meu’en dalam disertasi ini mencakup unsur-unsur seperti awak meu’en (pemain/penyaji), meuneu’en (konten), peumeu’en (metode memainkan), alat meu’en (peralatan main), panteu (tempat bermain), dan tereutib meu’en (urutan/alur bermain). 


Konsep ini tidak hanya cocok untuk menganalisis Peugah Haba, tetapi juga kesenian lain di Aceh, bahkan di daerah lain dengan penyesuaian bahasa.


Afifuddin menjadi doktor teater pertama untuk Prodi Teater ISBI Aceh dan alumni Komunitas Seni Kuflet yang bergelar Doktor Seni. 


Hadir dalam acara tersebut Dr. Marwan, WR II ISBI Aceh, mewakili Rektor ISBI Aceh yang berhalangan hadir karena harus membuka acara Peksimida Aceh di ISBI Aceh. Selain itu, hadir juga ketua Yayasan Masyarakat Aceh Surakarta, Adi Fa, beserta masyarakat Aceh di Surakarta. Momen ini juga disajikan kuliner Aceh seperti Kuah Beulangong dan timphan asoe kaya sebagai upaya promosi budaya Aceh.


Ketika ditanya oleh salah satu penguji tentang langkah selanjutnya dari hasil penelitiannya, Afifuddin dengan mantap menjawab, jika Mak Lapee memindahkan Peugah Haba dari ruang intim di masyarakat ke realitas panggung.


"Maka saya ingin ke depan Peugah Haba menjadi realitas dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Peugah Haba menjadi ilmu untuk menata tatanan kehidupan masyarakat modern hari ini," ujarnya, Kamis (27/6).


Saat sidang akan diskors untuk menghitung nilai, Teuku Afifuddin diminta oleh pimpinan sidang untuk mempertunjukkan Peugah Haba terbaru sebagai bukti, ia benar-benar menguasai objek penelitiannya. 


Afifuddin kemudian menyampaikan ucapan terima kasih dalam bentuk Peugah Haba menggunakan ca’e (irama) dan tuto (tutur), yang disambut dengan hal yang sama oleh ketua penguji yang menskors sidang dengan irama Jawa. Ini merupakan kali pertama ujian terbuka disertasi yang berbeda karena ada penggalan pertunjukan.


Tampil sebagai Promotor Dr. Aris Setiawan, Ko-Promotor Prof. Sarwanto, Penguji Ahli Dr. Sulaiman, yang saat ini adalah dosen ISI Padangpanjang dan Ketua MAA Perwakilan Provinsi Sumatera Barat. (rel)

Posting Komentar

0 Komentar