![]() |
ilustrasi dari agroindonesia |
JAKARTA, kiprahkita.com - Plt. Sekjen Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir, menekankan pentingnya segera menemukan solusi, untuk berbagai masalah penyebaran pupuk.
Hal itu perlu dilakukan, agar tidak mengurangi produktivitas petani, baik di tingkat pemerintah daerah maupun pusat.
Demikian diungkapkannya, Selasa (2/7), pada Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi yang diikuti jajaran pemerintah daerah dari seluruh Indonesia.
Rakor tersebut juga diikuti oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara virtual dari Ruang Balkon Kantor Bupati setempat.
Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, menjelaskan mengenai tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi.
Ia menegaskan, harga pupuk yang tidak terjangkau dapat menurunkan produktivitas pertanian.
“Biaya pupuk berkontribusi sebesar 23% dari biaya produksi padi. Program subsidi pupuk mampu menurunkan biaya pupuk padi hingga 9 persen," katanya, dikutip dari rilisan Dina Kominfo Pasaman Barat.
Setiap kenaikan harga pupuk sebesar Rp1000/kg, ujarnya, menyebabkan penurunan volume pemupukan sebesar 13 persen untuk pupuk urea dan 14 persen untuk NPK.
Penurunan volume pemupukan ini berdampak pada penurunan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton/ha, dengan potensi penurunan pendapatan petani mencapai Rp3,1 juta/ha.
Ia juga melaporkan, stok pupuk NPK per 1 Juli 2024 sebesar 612 ribu ton, sangat aman dan cukup untuk kebutuhan nasional maupun di setiap provinsi. Namun, perlu dilakukan mitigasi kondisi El Nino.
Pada kesempafan itu, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, M. Habibullah, menyampaikan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi penyumbang utama deflasi pada Juni 2024 dengan tingkat deflasi yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024.
Inflasi tahunan Juni 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 2,51%. Beberapa komoditas utama penyumbang deflasi Juni 2024 adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras dengan kontribusi deflasi masing-masing sebesar 0,09%, 0,07%, 0,05%, dan 0,02%.
Komoditas emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi penyumbang inflasi utama dalam 6 bulan berturut-turut dari Januari hingga Juni 2024.(*)
0 Komentar