PADANG, kiprahkita.com - Usai menggelar Pelatihan Instruktur Muballigh Muhammadiyah Sumatera Barat, para peserta dengan arahan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), membentuk Korps Instruktur Muballigh Muhammadiyah Sumbar.
Terpilih menjadi ketua adalah Dr. Elsandra Eka Putra, Wakil Ketua I-III Dr. Taufiq, Dr. Aprianto, dan Yoserizal, MH. Sekretaris dipercayakan kepada Maspeg, MA, Wakil Sekretaris Nofrijon, M.Pd,Im dab Bendahara Dr. Syafrul Nalus.
Kegiatan pelatihan berlangsung sejak 18 Juli 2024, ditutup secara resmi oleh Ketua PWM Sumbar Buya Dr. Bachtiar M. Ag., Ahad (21/7) sore, di Gedung BB PMP Air Tawar, Padang.
Pelatihan diikuti 60 peserta yang berasal dari utusan 19 daerah kabupaten kota se-Sumatera Barat.
Peserta lainnya termasuk utusan dari Majelis Tabligh Muhammadiyah Sumatera Barat, anggota Korp Mubaligh Muhammadiyah Sumatera Barat, serta beberapa utusan dari majelis, badan, dan lembaga di tingkat wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat.
Ketua Stering Komite Pelatihan H. Apris, MM, dalam laporannya menyampaikan, pelatihan tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Sebanyak 17 materi yang telah disiapkan berhasil disampaikan oleh para narasumber dengan lancar.
Apris yang juga PWM Sumbar menyatakan, semua peserta dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat.
Namun, tugas berat masih menanti para instruktur, yaitu melaksanakan Rencana Tindak :anjut (RTL) pelatihan di daerah masing-masing dalam waktu 12 bulan ke depan.
RTL ini berupa pelaksanaan pelatihan instruktur mubaligh dan pelatihan mubaligh Muhammadiyah di setiap cabang di daerah masing-masing, dengan target 10 peserta per cabang.
:Bila suatu daerah memiliki 10 cabang, maka diperlukan pelatihan untuk 100 orang ditambah 20 orang dari utusan mubaligh tingkat daerah," katanya.
Bagi mereka yang telah melaksanakan pelatihan di daerahnya masing-masing, kata Apris, laporan pelaksanaan akan menjadi dasar untuk mendapatkan syahadah sebagai tanda kelulusan.
Buya Bachtiar dalam arahannya, menekankan pentingnya keberadaan instruktur mubaligh bagi Muhammadiyah saat ini.
Beliau menyoroti adanya individu yang mengaku sebagai mubaligh Muhammadiyah namun tidak memahami paham Muhammadiyah dengan benar, sehingga menyampaikan pesan-pesan agama yang tidak sejalan dengan Muhammadiyah.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas mubaligh Muhammadiyah di daerah-daerah dan cabang-cabang sangat diperlukan untuk mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah.
Master of Training Drs. H. Adrian Muis, juga menyampaikan pesan-pesan kepada para instruktur mubaligh, menekankan pentingnya perencanaan pelatihan di daerah masing-masing serta inventarisasi tenaga mubaligh Muhammadiyah di cabang-cabang.
Dalam membimbing peserta pelatihan, Adrian didampingi tim instruktur, terdiri dari Hendri Novigator, M.Pd., dan Nasrul A, MM.
Ustad Yose Rizal, MH, utusan dari Kota Pariaman, mewakili peserta pelatihan, menyatakan rasa beruntungnya mengikuti pelatihan ini dan memperoleh banyak ilmu yang akan digunakan untuk melatih para mubaligh di daerahnya.
Ia mengajak peserta lain, untuk mengamalkan dan mempraktekkan ilmu yang didapatkan. agar kualitas dan kuantitas pembinaan umat di daerah masing-masing meningkat.(mus)
0 Komentar