TANAH DATAR, kiprahkita.com – Tim dari Institute of Care Life (ICL) Cina, Ahad (29/9), kunjungi Kabupaten Tanah Datar.
Agendanya dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dini terhadap potensi bencana alam, seperti banjir bandang dan lahar dingin akibat erupsi Gunung Marapi,
ICL bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, untuk memasang Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) di Kabupaten Tanah Datar.
Direktur ICL Tun Wang, bersama timnya melakukan kunjungan ke lokasi yang direncanakan untuk pemasangan MHEWS di Lumbung Bapereng, Nagari Rao-Rao. Kunjungan tersebut didampingi oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BNPB Sumbar, Kepala Bappeda Sumbar, dan Komandan Kodim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Agus Priyo Pujo Sumedi.
Arry Yuswandi menyampaikan, kunjungan Direktur ICL dan tim ke Tanah Datar bertujuan, untuk meninjau lokasi pemasangan MHEWS di daerah hulu Sungai Bangkahan, aliran lahar Gunung Marapi.
"Kehadiran Direktur ICL dan tim adalah bagian dari upaya antisipasi dini terhadap kemungkinan erupsi Gunung Marapi dan potensi lahar dingin di daerah Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab," ungkapnya.
Arry juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, atas perhatian dan dukungan dalam pemasangan MHEWS yang diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana.
Tun Wang mengapresiasi sambutan hangat yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Tanah Datar.
"Kami hadir untuk membantu dalam pemasangan sistem peringatan dini ini guna mendeteksi lebih awal potensi banjir lahar dingin dan tanah longsor akibat letusan Gunung Marapi. Harapan kami, sistem ini dapat mengurangi jumlah korban dari bencana tersebut," ujarnya.
Tun Wang juga sempat berdiskusi dengan pihak Pemda Tanah Datar mengenai rencana pemasangan serta keamanan alat setelah dioperasikan.
Kunjungan ini menandai langkah awal yang penting dalam peningkatan mitigasi bencana di Tanah Datar, dengan harapan bahwa sistem peringatan dini yang akan dipasang dapat berfungsi optimal dan memberikan perlindungan bagi masyarakat setempat.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menurunkan tim survei untuk pemasangan Early Warning System (EWS) di Gunung Marapi, Batang Lona.
Kepala Pelaksana BPBD Tanah Datar Ermon Revlin, melalui Kasi Pencegahan Robert Cahneldi menyampaikan, survei ini bertujuan untuk memasang sensor ketinggian air dan sirene peringatan, sebagai langkah antisipasi dampak bencana.
"Survei ini bertujuan untuk pasang sensor ketinggian air, sirine peringatan untuk antisipasi dampak bencana," kata Robert, diberitakan Dinas Kominfo Tanah Datar.
Ia menambahkan, pemasangan sensor EWS ini, merupakan yang pertama dan direncanakan akan dipasang di atas sabodam. "Ini masih tahap awal. Kalau EWS dari BMKG sudah ada dipasang di Batang Lona ini," tambahnya.
Selain pemasangan EWS, BNPB juga berencana memasang tanda rambu jalur evakuasi, dan papan informasi bencana di aliran Batang Lona.
Batang Lona diketahui sebagai salah satu sungai besar, yang berhulu langsung dari Gunung Marapi, yang berpotensi mengalami banjir bandang dan lahar dingin.
Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrech menambahkan, selain Batang Lona, aliran Batang Sigarungguang juga berpotensi mengalami banjir bandang dan lahar dingin.
Batang Sigarungguang berhulu langsung dari Gunung Marapi, dan hilir dari sungai ini melewati Pasar Batusangkar, yang bila terjadi bencana dapat mengancam banyak jiwa.
"BNPB telah menyetujui pemasangan EWS ini ditambahkan di Batang Sigarungguang dalam waktu dekat. Totalnya akan dipasang 22 alat di 11 aliran sungai di Tanah Datar ini, dalam masa transisi darurat ini," ujar Udrech.
Pemasangan EWS ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Tanah Datar, dalam menghadapi potensi bencana alam, serta meminimalisir dampak yang ditimbulkan.(prokopimtnd/mus)
0 Komentar