TANAH DATAR, kiprahkita.com - Ada 1.500 lamang kujuik, Kamis (31/10), muncul di sebuah event budaya yang dilaksanakan di Nagari Batipuah Ateh, Kecamatan Batipuh, Sumatera Barat.
Kuliner ini adalah makanan khas daerah setempat. Munculnya hanya pada upacara adat atau saat lebaran. Kali ini, hadir dalam Festival Budaya dalam rangka Satu Nagari Satu Event, yang berlangsung hingga Jumat, 1 November 2024.
Penjabat Sementara Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi hadir pada kesempatan itu, mengapresiasi kemasan event yang menarik perhatian.
Menurutnya, festival ini tidak hanya memperkenalkan adat dan budaya Batipuh Ateh, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat, baik yang berada di ranah maupun di rantau.
"Pemerintah daerah sangat mengapresiasi masyarakat yang telah bersatu padu, baik yang ada di ranah maupun di rantau, hingga terlaksananya acara ini. Ini adalah salah satu cara untuk melestarikan dan mempromosikan potensi nagari Batipuh Ateh," ungkapnya.
Dia berharap, Festival Budaya 1500 Lamang Kujuik ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat, mulai dari sektor kuliner, transportasi, hingga kerajinan rakyat.
"Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi memiliki tujuan strategis untuk mengaktifkan sanggar-sanggar kesenian di nagari, mengembangkan UMKM, serta mempererat rasa kebersamaan dalam membangun nagari," lanjutnya.
Lamang kujuik adalah penganan khas yang berbahan dasar beras ketan. Menikmatinya menjadi lengkap bila dimakan bersamaan dengan pisang.
Meski lamang kujuik tetap populer di Tanah Datar, generasi muda mulai jarang mempraktikkan cara pembuatannya. Tantangan utama dalam melestarikan lamang kujuik adalah keterampilan dalam proses pembuatannya.
Lamang kujuik bukan sekadar kuliner biasa; ia adalah simbol warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Di balik setiap gigitan lamang kujuik, tersimpan rasa cinta dan kebanggaan masyarakat Batipuah Ateh terhadap tradisi mereka.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Tanah Datar, lamang kujuik adalah sajian yang wajib dicicipi untuk merasakan sendiri kelezatan dan kearifan lokal yang masih hidup hingga kini.(mus)
0 Komentar