TANAH DATAR, kiprahkita.com - Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani mengakui, kasus rabies dan gigitan hewan liar mengalami peningkatan.
Ia menjelaskan, rabies merupakan salah satu zoonosis prioritas sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2023.
“Pengendalian rabies dan zoonosis lainnya sangat penting karena menyangkut kesehatan masyarakat yang sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Sri memaparkan tren peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies di Tanah Datar selama empat tahun terakhir:
- 2020: 180 gigitan (anjing 124, kucing 46, kera 7, lain-lain 3).
- 2021: 110 gigitan (anjing 64, kucing 41, kera 4, lain-lain 1).
- 2022: 195 gigitan (anjing 97, kucing 90, kera 8, lain-lain 0).
- 2023: 240 gigitan (anjing 109, kucing 106, kera 25, lain-lain 10).
Menurutnya, meski menghadapi keterbatasan anggaran, Pemkab Tanah Datar telah melaksanakan berbagai upaya, seperti sosialisasi rabies, vaksinasi rabies, serta penjaringan hewan liar.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian hewan rabies, menyusul maraknya kasus gigitan anjing liar di daerah tersebut.
Rakor dilaksanakan di Aula Eksekutif Kantor Bupati Tanah Datar, Selasa (24/12/2024), sebagaimana dirilis Dinas Kominfo setempat, diakses pada Rabu (25/12) pafi.
Rapat ini dihadiri oleh Asisten Ekonomi dan Pemerintahan Alfian Jamrah, Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani beserta jajaran, serta perwakilan dari berbagai instansi.
Hadir juga perwakilan Bappeda dan Litbang, Badan Pengelola Keuangan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Perkim LH, Dinas Sosial, Satpol PP, dan Sekretaris Dinas Kominfo Tanah Datar Lovely Harman.
Pemkab Tanah Datar berharap hasil Rakor ini dapat menjadi langkah strategis untuk menekan kasus rabies di wilayah tersebut.
Kolaborasi antarinstansi menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh hewan penular rabies.(kominfotnd)
0 Komentar