Patahan Semangko Ancaman Geologi Laten di Sumatra

Ngarai Sianok di Bukittinggi, bagian dari Sesar Semangko yang membelah Sumatera.(indonesiakaya/com)
PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Pulau Sumatra, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, ternyata menyimpan sebuah ancaman geologi yang selalu mengintai. 

Patahan Semangko, sebuah sesar atau patahan yang membentang sepanjang 1.900 kilometer dari Aceh hingga Lampung, menjadi salah satu sumber kekuatan alam yang memicu gempa bumi dahsyat di wilayah ini. 

Patahan ini tidak hanya membentuk Pegunungan Barisan yang megah, tetapi juga menjadi ancaman laten bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang jalurnya.

Patahan Semangko terbentuk jutaan tahun yang lalu, sebagai hasil dari tabrakan antara Lempeng Samudra Hindia-Australia dengan Lempeng Benua Eurasia. 

Tabrakan ini tidak terjadi secara tegak lurus, melainkan dengan sudut yang menyerong, menghasilkan dua jenis gaya yang bekerja pada lempeng-lempeng tersebut. 

Gaya pertama bersifat tegak lurus, yang menyeret Lempeng Hindia ke bawah Lempeng Sumatra, menciptakan zona subduksi. Zona ini menjadi salah satu pusat gempa bumi yang paling aktif di dunia.

Gaya kedua adalah gaya horizontal yang sejajar dengan palung, menciptakan retakan panjang sejajar dengan batas lempeng, yang kemudian dikenal sebagai Patahan Besar Sumatra. 

Retakan ini, menurut geolog Katili dalam The Great Sumatran Fault, terbentuk pada periode Miosen Tengah sekitar 13 juta tahun yang lalu. 

Pergerakan lempeng yang terus-menerus ke arah barat laut dengan kecepatan 10-30 milimeter per tahun menyebabkan akumulasi tekanan yang dapat dilepaskan dalam bentuk gempa bumi.

BACA JUGA

Pulau Sumatra, yang terletak di salah satu area seismik paling aktif di dunia, kerap kali diguncang oleh gempa bumi yang berasal dari Patahan Semangko. 

Salah satu contohnya adalah gempa dahsyat yang mengguncang Aceh pada tahun 2004, yang memicu tsunami besar di Samudra Hindia. Gempa ini menunjukkan betapa besarnya potensi bencana yang bisa ditimbulkan oleh Patahan Semangko.

Selain gempa bumi, Patahan Semangko juga menyebabkan aktivitas vulkanik di beberapa lokasi. 

Di tempat-tempat tertentu, getaran gempa bumi dapat menyebabkan air permukaan bersentuhan dengan magma, menghasilkan letupan uap atau letupan freatik yang kadang-kadang disertai dengan munculnya gas beracun.  Peristiwa semacam ini pernah terjadi di Suoh, Lampung, pada tahun 1933.

MITIGASI

Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh Patahan Semangko, kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana menjadi sangat penting. 

Faizal Adriansyah, seorang geolog asal Aceh, menyebutkan bahwa semua lempeng bumi saling berhubungan satu sama lain. Setiap kali terjadi pergerakan pada Patahan Semangko, hal ini bisa memicu gempa di lokasi lain. 

Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar jalur patahan ini harus selalu siap dan terbiasa dengan langkah-langkah mitigasi bencana, terutama saat gempa bumi terjadi.

Dengan demikian dapat diketahui, Patahan Semangko, dengan segala kompleksitas geologinya, bukan hanya membentuk lanskap yang indah di Sumatra, tetapi juga membawa ancaman besar yang harus diwaspadai. 

Sebagai salah satu patahan paling aktif di dunia, Patahan Semangko menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga. 

Mitigasi dan kesadaran masyarakat adalah kunci utama untuk menghadapi ancaman laten ini, agar kita dapat hidup berdampingan dengan alam yang penuh misteri ini.(indonesia.go.id/anton setiawan)

Posting Komentar

0 Komentar