Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang Tanam 80 Pohon di Puncak Gagoan, Wujudkan Pembelajaran Ekologi dan Sinergi dengan Masyarakat
SOLOK-KAUMAN, kiprahkita.com –Minggu, 17 Agustus 2025 – Sebanyak 80 santri dari Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang yang tergabung dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) melakukan penanaman pohon secara massal di Kawasan Puncak Gagoan, Kecamatan Solok, Sumatera Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh Dewan Penghela (DP) dan Dewan Kerabat (DK) HW, Badan Pembina Pesantren, serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan RI dan implementasi kurikulum ekologi pesantren.
![]() |
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Dr. Bakhtiar |
Sebanyak 80 pohon, terdiri dari durian dan pinang, diserahkan secara simbolis oleh perwakilan pesantren kepada Wali Jorong Baru, Koto Baru Tambak, Bapak Muhammad Hanafi, sebelum ditanam di lahan yang rawan erosi tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi santri tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam sekaligus menguatkan kontribusi nyata lembaga pendidikan dalam isu lingkungan.
"Ini adalah bentuk link and match antara teori ekologi dalam kurikulum pesantren dengan aksi di lapangan. Pohon durian dan pinang dipilih karena nilai ekologis dan ekonomisnya untuk masyarakat," ujar Mudir Pesantren KAUMAN, Dr. Derliana, MA.
![]() |
Mudir Pesantren KAUMAN, Dr. Derliana, MA |
Wali Jorong Baru, Muhammad Hanafi, menyambut positif inisiatif ini:
"Kami sangat berterima kasih kepada Pesantren Kauman Muhammadiyah dan para santri. Penanaman pohon ini tidak hanya mencegah longsor, tetapi juga bisa menjadi sumber penghidupan warga kedepannya. Semoga kerja sama seperti ini bisa berlanjut dengan program lainnya, seperti edukasi pengolahan hasil hutan."
Hanafi juga berharap kegiatan ini memotivasi pemuda setempat untuk turut aktif menjaga lingkungan.
Dr. Bakhtiar, Ketua PWM Sumbar dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Muhammadiyah untuk pembangunan berkelanjutan.
"Pesantren tidak hanya mencetak ahli agama, tetapi juga generasi yang peka terhadap lingkungan," tegasnya.
Kegiatan penanaman 80 pohon di Puncak Gagoan ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang dalam mengintegrasikan pembelajaran ekologi ke dalam kurikulum pendidikan. Kolaborasi dengan Badan Pembinaan Pendidikan (BPP) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat semakin memperkuat dampak positif dari aksi ini.
Menanam untuk Masa Depan: Sinergi Pesantren dan Masyarakat di Puncak Gagoan, Link and Match
Pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang menunjukkan bahwa cinta tanah air tidak hanya diwujudkan melalui upacara dan simbol, tetapi juga melalui tindakan nyata yang berdampak jangka panjang. Salah satu bentuk nyata tersebut adalah penanaman 80 pohon oleh 80 santri Hizbul Wathan di kawasan Puncak Gagoan, Solok, Sumatera Barat.
![]() |
Pemilihan pohon durian dan pinang sebagai jenis yang ditanam bukan tanpa alasan. Keduanya tidak hanya memiliki nilai ekologis dalam mencegah erosi di lahan rawan longsor, tetapi juga bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, penanaman ini menjadi investasi jangka panjang yang dapat memperkuat ketahanan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah yang dimaksud oleh Mudir Pesantren, Dr. Derliana, sebagai bentuk Link and Match antara teori dan praktik—antara pendidikan dan kehidupan nyata.
Pujian pun datang dari berbagai pihak. Muhammad Hanafi, sebagai tokoh masyarakat, mengapresiasi keterlibatan aktif pesantren dalam menjaga lingkungan, dan bahkan berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke bidang lain seperti edukasi pengolahan hasil hutan. Ketua PWM Sumbar, Dr. Bakhtiar, menegaskan bahwa aksi ini sejalan dengan semangat Muhammadiyah untuk membentuk generasi yang tidak hanya alim secara agama, tetapi juga peka terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan termasuk ketahanan pangan.
Lebih dari sekadar menanam pohon, kegiatan ini adalah bentuk konkret pendidikan karakter dan kepemimpinan berbasis ekologi. Santri diajak untuk tidak hanya memahami konsep lingkungan dalam teori, tetapi juga merasakan tanggung jawab langsung terhadap bumi yang mereka pijak. Inisiatif ini menjadi bukti bahwa pesantren mampu menjelma sebagai pusat perubahan sosial, spiritual, dan ekologis sekaligus.
![]() |
80 santri menanam 80 pohon dalam HUT RI 80 |
Penanaman pohon di Puncak Gagoan mungkin terlihat kecil hari ini, tapi kelak akan tumbuh menjadi warisan yang mengakar kuat di hati dan tanah masyarakat. Dari akar pohon hingga akar budaya peduli lingkungan, Pesantren KAUMAN telah menanam lebih dari sekadar tanaman—mereka menanam harapan. (TR/Yus MM)*
0 Komentar