Longsor di Pekalongan Renggut 17 Nyawa

PEKALONGAN, kiprahkita.com - Tim gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia akibat longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025). 

Dengan tambahan ini, total korban yang ditemukan hingga pukul 17.30 WIB menjadi 17 orang.  

Namun, laporan jumlah korban hilang juga bertambah menjadi 9 orang, seperti yang disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. 

"Tim gabungan masih melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban. Namun, proses ini terkendala cuaca buruk dan kondisi jalan yang terputus," ujar Muhari, diberitakan infopublik.id, Rabu (22/10).

Hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut memperparah situasi. Lokasi kejadian sulit diakses oleh alat berat yang sangat diperlukan untuk evakuasi. 

"Hujan menyulitkan tim pencarian untuk melakukan penyisiran di lokasi kejadian," tambahnya.  

Selain longsor, banjir juga melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Pekalongan, yaitu Kecamatan Petungkriyono, Doro, Lebakbarang, Talun, Karanganyar, Kedungwuni, Wonopringgo, Wiradesa, dan Tirto.  

Banjir mengakibatkan dua orang mengalami luka ringan, sementara 145 warga terpaksa mengungsi. Titik pengungsian tersebar di dua lokasi, yakni Mushola As-Syafaah (75 jiwa) dan Mushola Baitul Makmur (70 jiwa).  

Selain korban manusia, banjir juga merusak 25 unit rumah, menenggelamkan tiga akses jalan, memutuskan tiga jembatan, serta menjebol satu tanggul di Kecamatan Tirto.  

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan bergerak cepat, dengan memberikan bantuan darurat berupa 1.875 lembar karung, untuk memperkuat tanggul yang limpas di Desa Pesanggrahan, Kelurahan Bener, dan Desa Karanghompo.  

BMKG memprediksi cuaca di wilayah Kabupaten Pekalongan hingga Kamis (23/1/2025) masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, yang dapat memicu banjir, banjir bandang, dan longsor susulan.  

BNPB mengimbau warga yang berada di sekitar lokasi longsor untuk menjauh guna menghindari risiko longsor susulan. 

Abdul Muhari juga meminta warga untuk terus waspada, terutama mereka yang tinggal di dekat lereng dan tebing.(*)

Posting Komentar

0 Komentar