- Oleh Cennif, S.Ag.
- Ketua PCM Sasak Ranah Pasisie
- Kabupaten Pasaman Barat
OPINI, kiprahkita.com - Selesai pelantikan Kepala MTs Muhammadiyah Maligi, Pasaman Barat, Sabtu, 18 Rajab 1446 Hijriah/18 Januari 2025 M, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Kabupaten Pasaman Barat, didampingi Ketua PCM Sasak Ranah Pasisie serta Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, memberikan penguatan kepada Kepala MTsM Maligi Andri Afriza, S.Pd.I., dan segenap majelis guru.
Dalam penuturannya, Suroyo selaku ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasaman Barat, menyampaikan bahwa perubahan dan kebangkitan akan terbangun dengan adanya kerja sama dan kekompakan antara pimpinan dengan majelis guru.
Selain itu, pimpinan juga harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan PC Muhammadiyah dan pihak-pihak lain, tanpa mengabaikan disiplin serta komitmen kerja yang kuat.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris PDM Pasaman Barat selaku Koorbid Pendidikan Dasar dan Menengah PNF Alwizra, S.Pd.I., M.Pd., menuturkan bahwa kepala sekolah yang baru diharapkan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat, terkait pergantian dan pengangkatan kepala sekolah baru dengan membawa SK sebagai bukti administrasi.
Hal ini ditegaskan agar segala hal yang berhubungan dengan pencairan dana BOS dapat berjalan sesuai dengan petunjuk pelaksana (juklak) yang berlaku.
Lebih lanjut, Alwizra juga menekankan bahwa salah satu ciri khas sekolah Muhammadiyah adalah tertanamnya ideologi Muhammadiyah dalam seluruh komponennya.
Hal ini ditandai dengan kewajiban bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti Baitul Arqam Muhammadiyah serta memiliki Nomor Baku Muhammadiyah (NBM).
Dengan demikian, tidak akan ditemukan lagi tenaga pendidik di sekolah Muhammadiyah yang hanya mengajar tanpa memahami Muhammadiyah.
Ironisnya, terdapat kasus di mana tenaga pendidik tidak mengetahui apa itu ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah dan tidak mengenal organisasi-organisasi tersebut.
Selain itu, standar pendidikan Muhammadiyah juga dikenal dengan 9 standar ISMUBAIS. Kepanduan Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci, dan keorganisasian IPM juga menjadi program wajib yang harus ditumbuhkembangkan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan sekolah Muhammadiyah (AUM) berperan aktif dalam menumbuhkembangkan kaderisasi dan keberlanjutan organisasi.
Cennif, S.Ag., selaku ketua PCM Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, menambahkan bahwa diharapkan Andri mampu menegakkan disiplin, mengelola, dan memimpin sekolah sesuai dengan aturan Muhammadiyah.
Meskipun terdapat keterbatasan dalam fasilitas dan media pembelajaran di MTs Muhammadiyah Maligi, kepala sekolah diharapkan dapat mulai menyusun anggaran kebutuhan, baik untuk operasional maupun pembangunan sekolah di masa mendatang.
Dengan menjalin komunikasi dan keterbukaan antara sekolah, PCM, donatur di perantauan dan kampung, alumni, serta pihak-pihak lainnya, diharapkan muncul terobosan-terobosan baru dan perkembangan positif di bawah kepemimpinan Andri. Keberhasilan ini tentu akan menjadi tantangan sebagai tolok ukur kompetensi kepemimpinan yang dijalankan.***
0 Komentar