PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Cabang ISI Padangpanjang, menggelar aksi seni kreatif sebagai bentuk protes terhadap belum dicairkannya tunjangan kinerja (Tukin) bagi dosen ASN di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Aksi damai ini berlangsung di depan Gedung Pertunjukan ISI Padangpanjang pada Senin (12/2) pukul 13.30 WIB, dihadiri ratusan dosen yang menyuarakan tuntutan mereka.
Dalam aksi tersebut, para peserta mengenakan kaos seragam berwarna hitam yang sarat dengan pesan perjuangan. Pada bagian depan tertulis "Bayar Tukin Dosen, Dosen Bukan Sapi Perah", sementara di bagian belakang terdapat tulisan "Tukin Tak Dibayar Kami Mogok Mengajar".
Ketua ADAKSI Korwil Sumatera Barat sekaligus Koordinator Aksi Dosen ISI Padangpanjang, Aryoni Ananta, menyatakan bahwa aksi ini memiliki keunikan tersendiri, karena protes disampaikan melalui pertunjukan seni budaya khas Minangkabau, bukan dengan orasi panjang.
“Rangkaian pertunjukan seni diawali dengan atraksi Gandang Tambua yang menggelegar, mencerminkan semangat perjuangan para dosen. Kemudian, pertunjukan Debus menggambarkan ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi ketidakadilan," katanya.
Tari Piring ditampilkan sebagai simbol kerja keras dan keseimbangan dalam kehidupan akademik, sementara teater Randai menuturkan kisah perjuangan dosen dalam menuntut hak mereka.
Senandung Ratok yang mengharukan menjadi penutup aksi, menggambarkan keluh kesah akademisi yang terus berjuang demi kesejahteraan mereka.
Sementara itu, Dosen Televisi dan Film ISI Padangpanjang, Edi Suisno, turut membacakan surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto.
Dalam surat tersebut, para dosen menuntut agar tunjangan kinerja yang tertunda segera dicairkan, mengingat peran dosen sebagai ujung tombak pendidikan tinggi di Indonesia.
Aksi ini merupakan bentuk perlawanan intelektual melalui seni budaya, menegaskan identitas perguruan tinggi seni yang menjunjung tinggi kreativitas dan keadilan.
Selain menjadi ajang protes, aksi ini juga menjadi pengingat bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat dalam menyampaikan pesan sosial dan politik.
Para dosen pun menegaskan, jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi, mogok mengajar akan menjadi langkah selanjutnya dalam perjuangan ini. (rel)
0 Komentar