Kuthbah Idul Fitri: Berbakti kepada Orang Tua Lebih Utama daripada Berperang di Jalan Allah

PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Berbakti kepada Orang Tua Lebih Utama daripada Berperang di Jalan Allah, inilah isi khutbah Hari raya Idul Fitri pagi tadi di Masjid Nurul Yaqin Padang Reno, Koto Panjang, Padang Panjang Timur di hadapan lebih dari 100-an jamaah Idul Fitri. Khutbah disampaikan Ustadz Juprizal, M.Ag.

Dalam Islam, berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Bahkan, dalam beberapa hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa berbakti kepada orang tua lebih utama daripada jihad di jalan Allah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dalam kehidupan seorang Muslim dan betapa besar pahala yang dijanjikan bagi mereka yang memperlakukan orang tua dengan baik.

Dalil dan Hadis tentang Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?”

Beliau menjawab: “Salat pada waktunya.”

Aku bertanya lagi: “Kemudian apa?”

Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.”

Aku bertanya lagi: “Kemudian apa?”

Beliau menjawab: “Jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua lebih utama daripada jihad, kecuali dalam kondisi tertentu di mana jihad menjadi fardhu ‘ain, misalnya ketika musuh menyerang negeri Muslim.

Kisah Anak yang Berbakti pada Masa Rasulullah

Salah satu contoh anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya di zaman Rasulullah adalah Uwais al-Qarni. Uwais adalah seorang pemuda dari Yaman yang sangat ingin bertemu Rasulullah, tetapi karena harus merawat ibunya yang sudah tua dan sakit, ia mengurungkan niatnya. Meskipun demikian, karena baktinya yang luar biasa kepada sang ibu, Rasulullah menyebut namanya di hadapan para sahabat dan memerintahkan mereka untuk meminta doa dari Uwais jika bertemu dengannya.

Diriwayatkan dalam hadis dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

"Akan datang kepadamu seorang lelaki dari Yaman yang bernama Uwais. Ia memiliki ibu dan sangat berbakti kepadanya. Jika ia bersumpah atas nama Allah, pasti akan dikabulkan. Jika engkau bertemu dengannya, mintalah ia berdoa untukmu.” (HR. Muslim)

Kisah Uwais menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua tidak hanya mendatangkan pahala besar, tetapi juga keberkahan dalam hidup, bahkan Rasulullah sendiri mengakui keutamaan amal yang dilakukan Uwais.

Berikut beberapa cara Uwais menunjukkan baktinya kepada ibunya:  

1. Mengurus ibunya dengan penuh kasih sayang  

Uwais tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Ia merawat, melayani, dan memenuhi segala kebutuhan ibunya dengan penuh keikhlasan. Bahkan ia menggendong ibunya ke mana saja ia pergi. 

2. Tidak menikah demi menjaga ibunya  

Uwais memilih untuk tidak menikah agar bisa fokus merawat ibunya tanpa terbagi perhatian dan tanggung jawabnya.  

3. Menggendong ibunya untuk berhaji  

Salah satu kisah paling terkenal adalah ketika Uwais membawa ibunya pergi haji dengan cara menggendongnya dari Yaman ke Mekah karena ibunya sudah tidak mampu berjalan jauh. Ia menempuh perjalanan yang sangat berat demi memenuhi keinginan ibunya untuk beribadah di Tanah Suci.  

4. Mengutamakan ridha ibunya  

Uwais dikenal sebagai orang yang sangat patuh kepada ibunya. Ia tidak melakukan sesuatu tanpa restu ibunya dan selalu berusaha membuat ibunya bahagia.  

5. Menjaga keikhlasan dan tidak mencari ketenaran 

Meskipun Rasulullah ï·º menyebut namanya sebagai seseorang yang doanya mustajab, Uwais tetap rendah hati dan menghindari ketenaran. Ia lebih memilih hidup sederhana dan tidak menonjolkan dirinya.  

Kisah Uwais al-Qarni menjadi teladan luar biasa dalam berbakti kepada orang tua, mengajarkan bahwa keikhlasan dan pengorbanan demi ridha ibu dapat membawa keberkahan dalam hidup.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

Dari hadis dan kisah di atas, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting:

1. Berbakti kepada orang tua lebih utama daripada jihad, kecuali dalam kondisi tertentu.

2. Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, sehingga memperlakukan mereka dengan baik adalah kunci mendapatkan keberkahan hidup.

3. Keutamaan doa dari orang yang berbakti, sebagaimana kisah Uwais yang doanya dikabulkan oleh Allah karena baktinya kepada ibunya.

4. Melayani dan membantu orang tua yang sudah lanjut usia adalah ibadah yang sangat besar pahalanya.

Kesimpulannya, dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah salah satu amalan yang paling utama, bahkan lebih utama daripada jihad dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang tua, menghormati mereka, serta merawat mereka dengan penuh kasih sayang agar mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan akhirat. "Bahkan menjadi rahasia berumur Panjang," tutup sang Ustadz.

Posting Komentar

0 Komentar