Bahaya Gigi Berlubang dan Infeksi Gusi bagi Kadar Hemoglobin (Hb)
OPINI, Kesehatan, kiprahkita.com –Gigi dan mulut sering kali tidak dianggap prioritas, padahal kondisinya sangat berkaitan erat dengan kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Gigi berlubang dan infeksi gusi bukan sekadar masalah lokal di rongga mulut, tetapi bisa menimbulkan dampak sistemik yang serius, salah satunya adalah penurunan kadar Hb yang berujung pada anemia.
Gigi berlubang terjadi ketika email gigi rusak akibat asam yang dihasilkan bakteri dari sisa makanan. Jika tidak ditangani, lubang tersebut dapat menjadi pintu masuk infeksi ke jaringan dalam gigi hingga ke pembuluh darah. Begitu juga dengan infeksi gusi atau periodontitis, yang merupakan peradangan kronis pada jaringan penyangga gigi. Infeksi kronis ini dapat merangsang tubuh untuk melepaskan zat-zat inflamasi (peradangan) yang mengganggu proses produksi sel darah merah di sumsum tulang.
Peradangan kronis akibat infeksi gigi dan gusi menyebabkan tubuh terus-menerus mengaktifkan sistem imun. Akibatnya, zat besi yang seharusnya digunakan untuk membentuk hemoglobin menjadi terperangkap dalam sel-sel tubuh dan tidak tersedia secara bebas dalam darah. Hal ini menyebabkan kadar hemoglobin turun secara perlahan, hingga penderita mengalami anemia. Dalam jangka panjang, anemia membuat tubuh terasa lemas, mudah lelah, sulit konsentrasi, dan rentan terhadap penyakit infeksi lainnya bahkan stroke.
Lebih parah lagi, penderita penyakit kronis lainnya yang memiliki infeksi gigi dan kadar Hb rendah berisiko tinggi mengalami komplikasi. Dalam beberapa kasus, anemia berat memerlukan transfusi darah. Namun, jika infeksi dari mulut sudah menyebar ke dalam darah, prosedur medis seperti transfusi justru bisa memperburuk kondisi, bahkan menimbulkan keracunan darah (sepsis) yang mengancam jiwa.
Dampak tidak langsung lainnya adalah terganggunya nafsu makan akibat rasa sakit saat mengunyah. Penderita gigi berlubang atau infeksi gusi cenderung menghindari makanan bergizi seperti daging, sayuran, atau buah-buahan karena kesulitan mengunyah. Akibatnya, asupan zat besi, protein, dan vitamin B12 yang penting untuk pembentukan sel darah merah ikut menurun. Inilah salah satu jalan masuk menuju anemia gizi.
Masalah mulut seperti gigi berlubang, gusi bengkak, atau infeksi di rongga mulut itu sering kali dianggap sepele. Banyak orang menunda ke dokter gigi hanya karena mengira nyerinya akan hilang sendiri. Padahal, gangguan kecil ini bisa berdampak besar pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, terutama dalam hal asupan gizi.
Nyeri Saat Mengunyah Mengurangi Nafsu Makan
Saat mengalami nyeri di mulut, seseorang cenderung enggan makan. Makanan yang bergizi biasanya memerlukan proses mengunyah yang lebih lama atau memiliki tekstur yang keras dan berserat. Contohnya daging merah, sayuran hijau seperti bayam, serta kacang-kacangan. Justru makanan-makanan ini yang menjadi sumber utama zat gizi penting: zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Ketika seseorang menghindari makanan ini karena rasa sakit saat mengunyah, tubuhnya berisiko kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin—protein penting dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Dampak Kekurangan Zat Gizi: Anemia dan Daya Tahan Tubuh Menurun
Hemoglobin yang rendah akibat kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti cepat lelah, lemas, pucat, jantung berdebar, hingga sulit berkonsentrasi. Tidak hanya itu, kekurangan gizi juga bisa menurunkan daya tahan tubuh, membuat seseorang lebih mudah terkena infeksi, termasuk infeksi mulut yang memperparah rasa nyeri.
Masalah ini kemudian bisa menciptakan lingkaran setan: nyeri di mulut membuat seseorang enggan makan, tubuh kekurangan zat gizi, daya tahan tubuh menurun, lalu masalah di mulut semakin parah.
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut = Menjaga Asupan Gizi
Untuk memutus rantai ini, menjaga kesehatan mulut harus menjadi bagian dari pola hidup sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride
Rutin memeriksakan gigi ke dokter setidaknya enam bulan sekali
Menghindari konsumsi gula berlebihan yang memicu gigi berlubang
Segera mengobati masalah gigi dan gusi sebelum semakin parah
Dengan mulut yang sehat, kita bisa menikmati berbagai jenis makanan bergizi tanpa rasa sakit. Tubuh pun bisa memperoleh asupan gizi yang seimbang untuk mendukung aktivitas sehari-hari dan mencegah berbagai penyakit.
Banyak pasien saat ini mengalami kadar hemoglobin (Hb) rendah atau anemia karena berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari aspek pola hidup, pola makan, hingga kondisi kesehatan. Berikut beberapa penyebab utamanya:
1. Pola Makan yang Kurang Seimbang
Banyak orang mengonsumsi makanan tidak bergizi karena masalah gigi sehingga rendah zat besi, tidak memperhatikan kadar vitamin B12, dan asam folat. Padahal, ketiga nutrisi ini sangat penting untuk pembentukan hemoglobin. Kebiasaan melewatkan sarapan atau diet ekstrem juga bisa memperparah kondisi.
2. Kondisi Ekonomi dan Akses Makanan Bergizi Kurang
Sebagian masyarakat karena sakit gigi kesulitan mendapatkan makanan bergizi karena keterbatasan gigi. Sumber zat besi seperti daging merah, hati, dan sayuran hijau relatif dihindari dan tidak tersedia di rumah.
3. Kondisi Kesehatan Tertentu
Penyakit kronis gigi bisa juga berakibat serius seperti gangguan ginjal, infeksi cacing (terutama di daerah tropis), thalassemia, hingga penyakit autoimun dapat menyebabkan penurunan produksi atau penghancuran sel darah merah secara berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
4. Menstruasi Berat pada Wanita
Wanita usia subur mengalami anemia karena kehilangan darah berlebihan saat menstruasi, apalagi jika asupan zat besi tidak cukup untuk menggantikannya diperparah lagi gigi bermasalah.
6. Infeksi dan Peradangan Kronis
Kondisi infeksi jangka panjang atau peradangan bisa mengganggu produksi hemoglobin di sumsum tulang, sehingga kadar Hb menurun meski asupan makanan cukup misalnya ada gejala kanker.
7. Kebiasaan Minum Teh atau Kopi Berlebihan
Tanpa disadari, konsumsi teh atau kopi setiap hari dan setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi di usus. Jika dilakukan terus-menerus, ini akan berdampak pada turunnya kadar Hb.
Hb rendah bukan hanya masalah nutrisi, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh, kebiasaan, dan faktor lingkungan. Edukasi gizi, pemeriksaan rutin, dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah anemia meluas di masyarakat.
Kebiasaan minum teh atau kopi setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi karena kandungan tanin (pada teh) dan kafein (pada kopi). Tanin akan berikatan dengan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati) di saluran pencernaan, sehingga zat besi tersebut tidak bisa diserap oleh tubuh. Akibatnya, jika ini terjadi terus-menerus, tubuh bisa mengalami kekurangan zat besi.
Zat besi sangat penting untuk produksi hemoglobin (Hb), yaitu protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen. Jika kadar Hb menurun, seseorang bisa mengalami gejala anemia seperti lemas, pucat, dan cepat lelah.
Jadi, minum teh atau kopi sebaiknya tidak langsung setelah makan, terutama jika Anda memiliki risiko anemia atau sedang membutuhkan asupan zat besi yang cukup (seperti ibu hamil, anak-anak, atau orang dengan kondisi tertentu).
Saran untuk Bapak Lansia:
1. Batasi Konsumsi Teh/Kopi: Cukup 1–2 cangkir per hari. Jangan terlalu kental.
2. Hindari Minum Setelah Makan: Beri jeda sekitar 1–2 jam setelah makan sebelum minum teh atau kopi.
3. Perhatikan Asupan Zat Besi: Perbanyak konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, hati ayam, bayam, dan kacang-kacangan.
4. Kombinasikan dengan Vitamin C: Saat makan, konsumsi buah seperti jeruk atau tomat untuk membantu penyerapan zat besi.
5. Periksa Kesehatan Secara Rutin: Cek kadar Hb dan kondisi kesehatan secara berkala, apalagi jika sering merasa lelah atau lemas.
6. Alternatif Minuman: Jika ingin minuman hangat, bisa coba air jahe, air kunyit, atau susu hangat tanpa gula.
Jika Bapak sudah terbiasa minum kopi/teh pagi-pagi, boleh saja dilanjutkan asal tidak berlebihan dan tidak berbarengan langsung dengan makan. Perlu diingat, kebutuhan zat besi lansia tetap penting agar tubuh tetap bugar dan tidak mudah lelah.
Kesimpulannya, gigi dan infeksi gusi berkontribusi besar terhadap penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi anemia kronis, gangguan nutrisi, dan bahkan komplikasi serius seperti sepsis. Menjaga kesehatan mulut adalah salah satu cara menjaga kesehatan darah dan tubuh secara keseluruhan. (Y/*)
0 Komentar