Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah: Lebaran 1446 H/2025 Muhammadiyah Terakhir Pakai Hisab, Tahun Depan Mengacu KHGT

HISAB, KHGT , kiprahkita.com –Pada tahun 2025, umat Islam di Indonesia akan menyaksikan perubahan signifikan dalam penetapan awal bulan Hijriah. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di tanah air, memutuskan untuk beralih dari metode hisab wujudul hilal ke Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) mulai tahun 1447 H.

Perubahan Metode Penetapan Awal Bulan

Muhammadiyah telah menggunakan metode hisab sejak awal abad ke-20, tepatnya sejak organisasi ini berdiri pada tahun 1912. Pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, memperkenalkan metode ini sebagai pendekatan ilmiah dalam menentukan awal bulan Hijriah. Sejak saat itu, Muhammadiyah secara konsisten menggunakan hisab dalam menetapkan tanggal-tanggal penting Islam, termasuk hisab hakiki wujudul hilal, yang menjadi pedoman resmi sejak tahun 1969.Sejak didirikan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menggunakan metode hisab wujudul hilal untuk menentukan awal bulan Hijriah. Metode ini mensyaratkan tiga kriteria:

1. Ijtimak (konjungsi) terjadi sebelum matahari terbenam.

2. Bulan terbenam setelah matahari.

3. Piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam.

Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari.

Namun, penetapan ini sekaligus menjadi momen terakhir penggunaan metode tersebut. Mulai tahun 1447 H atau 2026 M, Muhammadiyah akan beralih menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai rujukan resmi dalam menentukan awal bulan Hijriah.

“Betul, tahun depan Muhammadiyah akan menggunakan KHGT. Nanti akan ada peluncuran resmi,” ujar Ketua Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum PP Muhammadiyah, Edy Kuscahyanto, kepada redaksi, Minggu (30/3/2025).

Tujuan dan Harapan Implementasi KHGT

Peralihan ke KHGT bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam aspek waktu dan ibadah, serta menjawab tantangan kebutuhan saat ini. Dengan KHGT, diharapkan dapat memperkuat integrasi umat Islam secara global.

Selain itu, KHGT diharapkan dapat mengatasi keterbatasan metode wujudul hilal, terutama terkait visibilitas hilal yang dipengaruhi kondisi cuaca ekstrem. Dengan pendekatan yang lebih ilmiah dan terstandarisasi, KHGT menawarkan solusi untuk keseragaman penetapan awal bulan Hijriah di seluruh dunia.

Tantangan dan Langkah Sosialisasi

Implementasi KHGT tidak tanpa tantangan. Perbedaan kriteria penetapan awal bulan antara Muhammadiyah dan ormas lain yang masih menggunakan wujudul hilal dapat menimbulkan perbedaan dalam penentuan hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Untuk mengatasi hal ini, Muhammadiyah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan ormas lain. Melalui forum seperti Tanwir, yang diselenggarakan di Kupang pada Desember 2024, diharapkan pemahaman tentang KHGT semakin meluas sehingga implementasinya dapat diterima secara luas.

Menuju Persatuan Umat Islam Global

Peralihan ke KHGT merupakan langkah strategis dalam mewujudkan persatuan umat Islam global. Dengan adanya kalender terpadu, diharapkan dapat mengurangi perbedaan dalam penetapan awal bulan Hijriah, sehingga umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari besar secara serentak.

Dengan demikian, perubahan yang dilakukan Muhammadiyah ini bukan sekadar soal teknis penanggalan, tetapi juga upaya untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan kesatuan umat Islam di seluruh dunia.

Sekilas Tentang KHGT

KHGT (Kalender Hijriah Global Tunggal) adalah inisiatif dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menciptakan kalender Islam yang seragam secara global, menggantikan metode hisab lokal sebelumnya. Inisiatif ini bertujuan untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam penetapan awal bulan Hijriah, seperti Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Latar Belakang dan Tujuan KHGT

Sejak tahun 1932 hingga pertengahan 2024, Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal dalam menyusun kalender Hijriahnya. Namun, metode ini bersifat lokal dan terbatas pada wilayah Indonesia. Perbedaan waktu pelaksanaan ibadah yang terkait dengan lokasi geografis tertentu, seperti puasa Arafah, memunculkan kebutuhan akan kalender yang lebih universal. KHGT merupakan lompatan ijtihad Muhammadiyah untuk menjawab kebutuhan akan kepastian dan ketepatan tanggal-tanggal pelaksanaan ibadah yang bersifat global.

Prinsip dan Kriteria KHGT

KHGT didasarkan pada prinsip "satu hari satu tanggal" di seluruh dunia. Artinya, awal bulan Hijriah dimulai secara serentak di seluruh dunia, tanpa perbedaan waktu berdasarkan lokasi geografis. Kriteria yang digunakan meliputi elongasi bulan minimal 8 derajat dan tinggi bulan minimal 5 derajat di atas ufuk pada saat matahari terbenam di mana saja di bumi sebelum pukul 00.00 GMT.

Implementasi dan Dukungan

KHGT telah mendapatkan dukungan formal dari Muhammadiyah melalui Muktamar ke-47 di Makassar pada tahun 2015 dan diperkuat lagi pada Muktamar ke-48 di Solo tahun 2022. Penerapan KHGT dimulai pada 1 Muharram 1446 Hijriah, bertepatan dengan 7 Juli 2024. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah aktif melakukan sosialisasi KHGT ke seluruh Indonesia, bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di berbagai daerah.

Kontribusi terhadap Persatuan Umat Islam

Dengan mengadopsi KHGT, Muhammadiyah menunjukkan dedikasi dan komitmennya untuk membawa umat Islam menuju kesatuan yang lebih erat, menjawab tantangan zaman dengan inovasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemaslahatan umat di seluruh dunia. Jika memerlukan informasi lebih lanjut atau ingin mendalami topik ini, dapat mengunjungi situs resmi Muhammadiyah di [muhammadiyah.or.id](https://muhammadiyah.or.id). (Y/*)

Posting Komentar

0 Komentar