NASIONAL, kiprahkita.com –Pada malam 16 Mei 2025, Kampung Jim di Distrik Catubouw, Pegunungan Arfak, Papua Barat, dilanda bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan kehidupan banyak warga. Hingga 24 Mei 2025, Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan INAFIS Polda Papua Barat berhasil mengidentifikasi 15 jenazah korban bencana tersebut.
![]() |
Tim Ekskavasi berdialog |
Sebanyak 13 jenazah telah diserahkan kepada keluarga, sementara dua lainnya, atas nama Jupri Sarenus dan Andre Mandage, direncanakan akan diserahkan pada sore hari pukul 17.30 WIT .([ANTARA News][1], [Bhayangkara News][2], [indomedia.co][3])
Nama-nama korban yang telah teridentifikasi dan diserahkan kepada keluarga meliputi: Yoseph Ermilianus Efrem, Porman, Okden Wote, Joni Rahawari, Oce Takaliumang, Laurensius Denilson Armanto, George Takaliumang, Harispen Tampil, Reki Wote, Melkianus Isba, Oktavianus Petrus Alwandi, Yan Leo, dan Robertus Edison Nurak .([Polda Maluku Utara][4])
Kepala Biddokes Polda Papua Barat, Kombes Pol. dr. Iskandar, menyampaikan apresiasi dan empati kepada keluarga korban atas musibah ini. Ia menegaskan bahwa proses identifikasi dilakukan secara profesional, teliti, dan dengan prinsip humanis .([indomedia.co][3])
![]() |
Tim Dokter Mengidentifikasi korban |
Bencana ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Wilayah Pegunungan Arfak yang rawan longsor dan banjir bandang memerlukan perhatian khusus dalam hal mitigasi bencana dan pemangu Ok kaloo kmnan infrastruktur yang tahan terhadap kondisi ekstrem.([Tempo][5], [ANTARA News][1])
Kita juga perlu mengapresiasi kerja keras tim SAR, DVI, dan INAFIS yang telah berupaya maksimal dalam proses evakuasi dan identifikasi korban. Dedikasi mereka menunjukkan pentingnya koordinasi dan profesionalisme dalam penanganan bencana.([ANTARA News][1])
Sebagai bangsa, kita harus belajar dari tragedi ini untuk meningkatkan sistem peringatan dini, edukasi masyarakat tentang risiko bencana, dan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan. Hanya dengan langkah-langkah konkret kita dapat meminimalkan dampak bencana di masa depan.
Kronologi Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Pegunungan Arfak
Jumat, 16 Mei 2025 Pukul 13.00 – 20.00 WIT
Hujan deras mengguyur wilayah Kampung Jim secara terus-menerus selama tujuh jam. Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah di perbukitan menjadi jenuh air dan tidak stabil. https://sorongraya.inews.id/
Pukul 21.00 WIT Luapan air dari hulu Sungai Meyof, yang membawa material longsoran seperti batu dan lumpur, menerjang kawasan tempat tinggal dan para pendulang emas tradisional di Kampung Jim. Banjir bandang ini menghanyutkan tenda dan perlengkapan mereka.
Sabtu, 17 Mei 2025 Pagi Hari Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan BPBD mulai melakukan pencarian dan evakuasi korban. Satu korban pertama, Harun Meidodga (22 tahun), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Minggu – Rabu, 18–21 Mei 2025
Proses Pencarian
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. Hingga Rabu, 21 Mei 2025, total sembilan korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kamis, 22 Mei 2025
Pukul 11.30 WIT
Tim SAR berhasil menemukan lima jenazah korban yang tertimbun material longsor. Dengan penemuan ini, total korban meninggal dunia yang telah ditemukan menjadi 15 orang, dari total 19 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang.
Jumat, 23 Mei 2025l
Update Korban
Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, menyatakan bahwa total korban tewas mencapai 15 orang, dengan empat orang masih dinyatakan hilang. Sebanyak 96 personel gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk melanjutkan pencarian.
Sabtu, 24 Mei 2025
Penemuan Korban Tambahan
Tim SAR menemukan satu jenazah tambahan, sehingga total korban tewas menjadi 16 orang. Tiga orang lainnya masih dalam pencarian.
Kondisi Terkini dan Tindakan Lanjutan
Hingga 24 Mei 2025, total korban tewas akibat bencana ini mencapai 16 orang, dengan tiga orang masih dinyatakan hilang. Lima orang berhasil selamat dan telah mendapatkan perawatan medis. Tim SAR gabungan terus melanjutkan upaya pencarian terhadap korban yang belum ditemukan.
Pemerintah daerah dan aparat gabungan mengimbau warga untuk tetap siaga, mengingat curah hujan masih tinggi dan wilayah Pegunungan Arfak dikenal rawan bencana alam seperti longsor dan banjir bandang. Nabire.
Sumber Kompas.com
0 Komentar