Surya Bunawan, MA, Guru Pesantren Kauman Raih Juara 2 Nasional GTK Berprestasi Kemenag RI

Guru Pesantren Kauman Raih Juara 2 Nasional GTK Berprestasi Kemenag RI

JAKARTA-SUMBAR, kiprahkita.com Mudir Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Dr. Derliana, MA, memberikan apresiasi kepada salah seorang guru terbaiknya, Surya Bunawan, MA, yang berhasil meraih Juara 2 Nasional Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi Kementerian Agama Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diumumkan pada Sabtu, 6 Desember 2025 lalu dalam grand final yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.



Surya Bunawan, MA, Guru Pesantren Kauman Raih Juara 2 Nasional GTK Berprestasi Kemenag RI


Surya Bunawan, MA, Guru Pesantren Kauman Raih Juara 2 Nasional GTK Berprestasi Kemenag RI

Surya Bunawan, yang juga menjadi satu-satunya perwakilan dari lembaga pendidikan Muhammadiyah, lolos sebagai finalis nasional untuk kategori Guru Lintas Iman, bersaing dengan dua peserta lainnya:

Zetty Azizatun Ni’mah (MAN 1 Kota Kediri, Jawa Timur)

Eka Wiyati (MI Islamiyah Sumberrejo, Lampung Timur)

Perjalanan Surya menuju grand final bukan tanpa tantangan. Di tengah musibah banjir bandang dan galodo yang melanda Sumatera Barat, akses menuju bandara terhambat parah. Jalur yang biasanya ditempuh hanya dua jam kini harus dilalui hingga hampir seharian penuh akibat rute yang rusak dan rawan bencana. Meski menghadapi kesulitan, Surya tetap melanjutkan perjalanan dan berhasil meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional.

Sebagai bentuk penghargaan, Mudir Pesantren Kauman menyerahkan apresiasi dan ucapan selamat kepada Surya Bunawan pada apel pagi, Selasa, 9 Desember 2025, yang dihadiri seluruh guru dan santri. Acara berlangsung khidmat dan menjadi momen kebanggaan bagi seluruh keluarga besar pesantren.

Dalam sambutannya, Dr. Derliana menyampaikan rasa bangga dan harapannya agar prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh pendidik di pesantren.

“Prestasi ini adalah kebanggaan bagi kita semua. Semoga menjadi motivasi bagi guru-guru lainnya untuk terus berkarya. Waktu yang mepet dan situasi sulit tidak menjadi penghalang bagi guru Pesantren Kauman untuk berprestasi. Hal ini telah dibuktikan oleh Ustaz Surya Bunawan,” ujarnya.

Prestasi ini menjadi momentum penting bagi Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang dalam mencetak pendidik yang unggul dan mampu bersaing di tingkat nasional. Grand Final Anugerah GTK Berprestasi menjadi bagian dari rangkaian Peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Di tengah musibah banjir bandang dan galodo yang melanda Sumatera Barat, akses menuju bandara terhambat parah

Dengan pencapaian ini, Pesantren Kauman kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong kualitas pendidikan serta peningkatan kompetensi guru sebagai ujung tombak pembinaan santri. (Zainal TVMU)*

Surya Bunawan, MA,
LIKA-LIKU PERJALANAN PULANG
SETELAH EMPAT HARI mengikuti gebyar Grand Final GTK Kementrian agama RI 2025 di Jakarta sudah saatnya meninggalkan ibu kota negara. Beberapa kali kegiatan ke luar kota perjalanan pulang kali ini yang sungguh sangat menantang.
1. Grab, aku dijemput di hotel di bilangan Cikini, Jakarta pusat. Jam 06.30 aku sudah check out dan menuju bandara.
2. Pesawat. Pada pemesanan tiket jam boarding pass tertulis :
a. 10.25.
b. Ditukar ke jam 12.50, begitu kata petugas counter.
c. Aku urus dengan pertimbangan akan melewati Daerah Banjir Bandang.
c. Diurus dan Diubah ke 09.50
d. Ada pengumuman delay 60 menit.
3. Kereta api. Setibanya di Bandara Minangkabau aku langsung menuju ke stasiun kereta api Bandara. Tiket untuk menuju Stasiun Kayu Tanam sangat murah, hanya 5 ribu. Beli online. Durasi perjalanan 65 menit.
4. Ojek. Dari stasiun Kayu Tanam naik Ojek dihiasi gerimis sepanjang jalan sampai hampir Air terjun. Ongkosnya 25.000
5. Ojek sesi 2. Ojek dari arah Kayu Tanam tidak boleh langsung ke titik RM Manggung__, sehingga kita naik ojek lagi sampai depan RM Manggung. Titik terakhir yang boleh dilewat. Ongkosnya 5 ribu.
5. Jalan kaki. Dengan membawa Koper, tas punggung yang berat, dan kantong jinjing aku harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah di kaki bukit yang juga bekas longsor. Berjalan sekitar 100 meter.
6. Naik ojek lagi. Di ujung perjalanan jalan kaki kita harus naik ojek lagi menuju posko Silaing Bawah. Harga Ojeknya 20 ribu.
7. Dijemput mobil pondok. Alhamdulillah, keluar dari posko Silaing Bawah mobil pondok sudah menunggu.
Rute ini memang berat, tetapi masih lebih baik dibandingkan jika harus berputar melewati Sitinjau Lauik-Solok-PadangPanjang. Ketika berangkat rute ini aku tempuh 9 jammmm.
Prestasi di Jakarta yang aku dapat benar-benar sangat berharga.
Guru Lintas İman yang harus Lintas Alam untuk sampai di kampung halaman.
0912 2025, Senja di Kauman

Posting Komentar

0 Komentar