Dua Tokoh dan Satu Pondok Pesantren Muhammadiyah Mendapat Penghargaan dalam Acara Malam Anugerah Pesantren Award 2025

JAKARTA, kiprahkita.com Terdapat dua tokoh dan satu pondok pesantren Muhammadiyah yang mendapat penghargaan dalam acara Malam Anugerah Pesantren Award 2025.

Kedua tokoh Muhammadiyah yang mendapat Anugerah Pesantren Award 2025 dalam kategori Lifetime Achievement adalah KH. AR Fachruddin dan KH. Ahmad Azhar Basyir yang keduanya pernah menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah.

KH AR Fachruddin atau yang akrab disapa Pak AR merupakan pemegang rekor paling lama memimpin Muhammadiyah, yaitu selama 22 tahun (1968-1990).

Pak AR menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak tahun 1968 setelah di-fait accompli untuk menjadi Pejabat Ketua PP Muhammadiyah sehubungan dengan wafatnya K.H. Faqih Usman.

Sementara itu, KH. Ahmad Azhar Basyir merupakan Ketua PP Muhammadiyah yang menjabat sejak tahun 1990 hingga 1994. Azhar Basyir wafat tepat pada tanggal 28 Juni 1994 dalam usia 66 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karangkajen Yogyakarta.

Ketua Dewan Juri Anugerah Pesantren Award 2025, Alissa Wahid, menyampaikan bahwa seluruh tokoh tersebut telah meninggalkan jejak luar biasa dalam pendidikan pesantren dan pembangunan bangsa.

Keteladanan Tokoh Muhammadiyah dalam Pesantren Award 2025

Malam Anugerah Pesantren Award 2025 menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan Islam di Indonesia. Acara ini bukan sekadar ajang penghargaan, melainkan bentuk apresiasi terhadap dedikasi tokoh dan lembaga pesantren yang telah berkontribusi besar dalam membangun peradaban bangsa. Tahun ini, dua tokoh besar Muhammadiyah, KH. AR Fachruddin dan KH. Ahmad Azhar Basyir, dianugerahi penghargaan bergengsi dalam kategori Lifetime Achievement Award. Keduanya merupakan figur yang tidak hanya berperan dalam kepemimpinan organisasi, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam.

KH. AR Fachruddin, atau yang akrab disapa Pak AR, merupakan sosok pemimpin yang dikenal sederhana, bijaksana, dan memiliki kharisma yang menenangkan. Beliau memimpin Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama 22 tahun, sejak tahun 1968 hingga 1990 — masa kepemimpinan terlama dalam sejarah organisasi tersebut. Kepemimpinan Pak AR dimulai setelah wafatnya K.H. Faqih Usman, ketika beliau “di-fait accompli” untuk menjadi Pejabat Ketua PP Muhammadiyah. Meski awalnya diangkat dalam situasi mendesak, Pak AR justru membuktikan kapasitas dan keikhlasannya dalam membawa Muhammadiyah melalui berbagai dinamika sosial dan politik bangsa. Kesederhanaannya menjadi simbol keteladanan seorang pemimpin umat yang tak berjarak dengan rakyat.

Sementara itu, KH. Ahmad Azhar Basyir melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Muhammadiyah setelah Pak AR. Menjabat sejak tahun 1990 hingga wafatnya pada 28 Juni 1994, Azhar Basyir dikenal sebagai intelektual Muslim yang cemerlang dan pemikir Islam modern yang progresif. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah semakin meneguhkan perannya dalam dunia pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Pemikiran-pemikiran beliau tentang etika Islam, hukum Islam, dan filsafat menjadi referensi penting bagi banyak akademisi dan santri hingga kini. Meskipun masa kepemimpinannya relatif singkat, warisan intelektual dan moralnya tetap abadi dalam perjalanan sejarah Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia.

Ketua Dewan Juri Pesantren Award 2025, Alissa Wahid, menyampaikan bahwa kedua tokoh tersebut telah meninggalkan jejak luar biasa dalam pendidikan pesantren dan pembangunan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kepemimpinan, keilmuan, dan pengabdian yang mereka wariskan bukan hanya untuk kalangan Muhammadiyah, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa pesantren dan organisasi Islam memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang berilmu, berakhlak, dan berkemajuan.

Selain dua tokoh tersebut, sebuah pondok pesantren Muhammadiyah juga turut menerima penghargaan pada ajang yang sama. Hal ini menegaskan bahwa jaringan pendidikan Muhammadiyah, yang berakar kuat pada semangat dakwah dan pencerahan, terus berkontribusi dalam mencetak generasi berkarakter Islami dan berwawasan kebangsaan. Kolaborasi antara tokoh, lembaga, dan generasi muda menjadi fondasi kuat bagi keberlanjutan misi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Secara keseluruhan, Pesantren Award 2025 bukan hanya perayaan simbolis, melainkan refleksi atas kontribusi nyata pesantren dan tokoh-tokoh Islam dalam perjalanan bangsa. Keteladanan KH. AR Fachruddin dan KH. Ahmad Azhar Basyir mengajarkan bahwa kepemimpinan yang berlandaskan ilmu, keikhlasan, dan pelayanan kepada umat akan selalu relevan dalam setiap zaman. Mereka berdua adalah cermin dari semangat Islam berkemajuan — Islam yang mencerdaskan, mempersatukan, dan memuliakan manusia. (Suara.Or.Id Muhammadiyah)*

Posting Komentar

0 Komentar