Kepemimpinan Berkemajuan: Suksesi Sejuk Muhammadiyah dan Strategi Menuju Masa Depan
PASAMAN BARAT, kiprahkita.com –Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, kembali menunjukkan kedewasaannya dalam berdemokrasi melalui penyelenggaraan Muktamar ke-48 yang berlangsung di Surakarta pada November 2022 lalu. Muktamar ini menjadi penanda penting bagi arah gerak Muhammadiyah ke depan, baik dalam konteks regenerasi kepemimpinan maupun penetapan strategi jangka panjang di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks.
![]() |
Prof. Dr. Haedar Nashir sebagai Ketua Umum dan Prof. Dr. Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum |
Melalui proses pemilihan yang berlangsung efisien dan transparan kala itu menggunakan sistem e-voting, Muhammadiyah menetapkan kembali Prof. Dr. Haedar Nashir sebagai Ketua Umum dan Prof. Dr. Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk periode 2022–2027. Wah sudah 3 tahun saja ya.
Ini bukan kali pertama keduanya memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di organisasi yang telah berdiri sejak 1912 ini. Sebelumnya, mereka juga menjabat pada periode 2015–2020, yang diperpanjang karena pandemi COVID-19 yang menyebabkan penundaan muktamar dan hasilnya sekarang Prof. Dr. Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen periode 2024-2029) .
Kader-kader Muhammadiyah dikenal tangguh karena mereka dibentuk dalam tradisi intelektualisme, keikhlasan, dan militansi dakwah yang kokoh. Sejak dini, mereka digembleng melalui sistem kaderisasi yang terstruktur, mulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), hingga organisasi otonom lainnya, yang menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kepemimpinan.
Ketangguhan ini tercermin dalam kiprah mereka di berbagai lini kehidupan—dari dunia pendidikan, kesehatan, sosial, hingga politik dan pemerintahan—dengan semangat memberi tanpa henti dan berdiri teguh di tengah tantangan zaman. Kader Muhammadiyah tidak hanya berdaya secara individu, tetapi juga hadir sebagai kekuatan kolektif yang membawa perubahan bagi umat dan bangsa.
Seperti Prof. Abdul Mu’ti di atas saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) dalam Kabinet Merah Putih periode 2024‑2029.
Nah, penetapan kembali Haedar dan Mu’ti oleh peserta Rapat Pleno VIII Muktamar yang dilakukan lebih awal dari jadwal yang direncanakan menunjukkan efektivitas sistem digital dan kesiapan organisasi menghadapi era teknologi. Lebih dari itu, suasana musyawarah yang berlangsung dalam damai, sejuk, dan penuh rasa syukur dari warga Muhammadiyah mencerminkan kematangan berorganisasi serta keberhasilan dalam membangun kultur demokrasi yang sehat dan produktif sampai hari ini.
Perempuan Berkualitas: Suksesi di Tubuh Aisyiyah
Tidak hanya Muhammadiyah, organisasi otonom perempuan Muhammadiyah yaitu Aisyiyah, juga melaksanakan suksesi kepemimpinan secara damai dan tertib. Dalam Sidang Pleno ke-10 Muktamar Aisyiyah, Salmah Orbayinah terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah untuk periode 2022–2027, didampingi oleh Tri Hastuti Nur Rochimah sebagai Sekretaris Umum. Ini menjadi cerminan komitmen Aisyiyah dalam memperkuat peran perempuan Muslim Indonesia di ruang publik, sosial, dan keumatan.
Tujuh Langkah Strategis Muhammadiyah ke Depan Kala itu
Muhammadiyah bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga gerakan pembaruan Islam (tajdid) yang memiliki visi jauh ke depan. Dalam Sidang Pleno II Muktamar, Muhammadiyah telah merumuskan tujuh langkah strategis untuk menghadapi tantangan zaman dan memperluas perannya di tingkat nasional maupun global:
Peneguhan Paham Keislaman dan Ideologi Muhammadiyah
Di tengah disrupsi nilai dan pemikiran, Muhammadiyah menegaskan pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam dengan pendekatan wasathiyah (moderat), mengacu pada Alquran dan Sunnah sebagai landasan utama.
Penguatan dan Penyebarluasan Pandangan Islam Berkemajuan
Islam Berkemajuan adalah kerangka berpikir yang menekankan rasionalitas, keterbukaan, dan keadaban, relevan untuk menjawab tantangan globalisasi dan modernitas.
Memperkuat dan Memperluas Basis Umat di Akar Rumput
Muhammadiyah ingin membumi, menjangkau lebih luas ke kalangan masyarakat bawah, memperkuat dakwah komunitas serta kehadiran nyata dalam problem sosial.
Mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Unggulan dan Kekuatan Ekonomi
Ribuan AUM yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dan pendidikan umat. Ke depan, AUM diarahkan untuk lebih unggul, mandiri, dan berdaya saing global.
Berdakwah Bagi Milenial, Generasi Z, dan Alpha
Dakwah harus adaptif terhadap perubahan demografi dan teknologi. Generasi muda harus dijangkau dengan bahasa, media, dan pendekatan yang sesuai dengan dunia mereka.
Reformasi Kaderisasi dan Diaspora Kader ke Berbagai Bidang
Muhammadiyah ingin kader-kadernya tidak hanya aktif di internal organisasi, tetapi juga berkiprah di berbagai lini kehidupan: politik, birokrasi, bisnis, media, dan global arena.
Digitalisasi dan Internasionalisasi Muhammadiyah
Era digital menuntut Muhammadiyah untuk hadir secara aktif di ruang digital. Internasionalisasi juga menjadi penting agar gagasan Islam berkemajuan bisa memberi kontribusi dalam skala global.
Acuan Ideologis dan Fondasi Gerakan
Dalam menjalankan strateginya, Muhammadiyah tidak berjalan tanpa arah. Organisasi ini memiliki landasan ideologis dan konseptual yang kuat seperti Manhaj Tarjih, Muqaddimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Khittah, Pedoman Hidup Islami, hingga gagasan Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah. Keseluruhan dokumen tersebut tidak hanya menjadi penopang spiritual dan ideologis, tetapi juga kerangka kerja yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Refleksi dan Harapan
Pemilihan kembali Prof. Haedar Nashir dan Prof. Abdul Mu’ti menunjukkan kontinuitas visi dan kepercayaan penuh dari warga Muhammadiyah terhadap kepemimpinan mereka. Keduanya dikenal sebagai figur intelektual, komunikatif, dan moderat. Tantangan ke depan tidak ringan: era post-truth, konflik global, krisis ekologi, disrupsi teknologi, hingga ketimpangan sosial.
Namun dengan sistem kepemimpinan kolektif kolegial, strategi yang terukur, dan sumber daya umat yang besar, Muhammadiyah diyakini dapat terus menjadi kekuatan strategis umat dan bangsa. Dalam konteks Indonesia yang plural dan majemuk, peran Muhammadiyah sangat penting dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, membangun kesejahteraan sosial, dan menghadirkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Muktamar ke-48 kala itu menjadi tonggak penting dalam perjalanan Muhammadiyah abad kedua. Bukan hanya soal suksesi kepemimpinan, tapi juga afirmasi jati diri sebagai gerakan Islam yang inklusif, modern, dan solutif. Dengan tujuh strategi besar yang telah ditetapkan dan kepemimpinan yang konsisten, Muhammadiyah siap menyongsong masa depan—mengakar di tanah air, menjulang di cakrawala dunia.
Cakrawala 2022
PROF. Haedar Nashir dan Prof. Abdul Mu'ti terpilih memimpin Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Haedar menjadi ketua umum, sementara Mu'ti menjadi sekretaris umum.
Jabatan yang sama juga telah diamanahkan kepada keduanya, dengan posisi yang sama juga, pada periode 2015-2020 mengalami perpanjangan masa jabatan lebih dari dua, karena muktamar ditunda akibat pandemi Covid-19.
Haedar dan Mu'ti kembali ditetapkan pada jabatan tersebut, setelah peserta Rapat Pleno VIII Muktamar Muhammaiyah ke-48, Ahad (20/11), di Surakarta. Proses penetapannya lebih maju tiga jam dari jadwal, karena waktunya menjadi efektif dan efesien akibat penggunaan e-voting dalam pemungutan suara.
Pemungutan suara untuk memilih 13 orang pimpinan pusat, dilaksanakan pada Sabtu (19/11), dimulai pukul 19.52 WIB dan selesai pukul 23.45 WIB, dengan jumlah suara 2.519.
Begitu mendapat informasi, pleno muktamar memutuskan Haedar dan Mu'ti kembali jadi pimpinan umum, warga Muhammadiyah pun menyatakan rasa syukur mendalam, karena prosesinya berjalan dengan baik. Warga Muhammadiyah memang sudah dewasa dalam berdemokrasi, dan mampu melakukan suksesi kepemimpinan dengan sejuk.
Suksesi juga berlangsung dengan baik di lingkungan Aisyiyah, organisasi otonom yang pelaksanaan muktamarnya sama dengan Muhammadiyah.
Pada sidang plenonya yang kesepuluh, peserta mukyamar pun menetapkan Salmah Orbaniyah menjadi ketua umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Periode 2022-2027. Selain itu, telah ditetapkan pula Tri Hastuti Nur Rochimah sebagai sekretaris umum.
Haedar menyebut, seiring dengan arus perkembangan zaman, Muhammadiyah, Aisyiyah, dan segenap organisasi otonomnya berhadapan dengan banyak tantangan. Namun sebagai organisasi yang dalam kepemimpinannya mengedepankan kolektif kolegial, Muhammadiyah diyakin akan mampu bertahap dan terus meluaskan sayap organisasi dan amal usaha.
Terkait dengan siasat Muhammadiyah menghadapi pekembangan zaman, sesungguhnya pada Sidang Pleno II Muktamar yang dilaksanakan di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, sehari sebelumnya, telah diputuskan tujuh langkah strategis Muhammadiyah ke depan.
Tujuh agenda di atas, menurut Haedar sebagaimana dirilis laman resmi muhammadiyah.or.id, menjadi agenda penting bagi Muhammadiyah, karena terkait dengan kekuatan strategis Muhammadiyah dalam memajukan bangsa Indonesia dan umat Islam.
Langkah-langkah strategis itu meliputi:
1. Peneguhan paham keislaman dan ideologi Muhammadiyah.
2. Penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam berkemajuan.
3. Memperkuat dan memperluas basis umat di akar-rumput.
4. Mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) unggulan dan kekuatan ekonomi
5. Berdakwah bagi milenial, generasi Z, dan generasi alpha
6. Reformasi kaderisasi dan diaspora kader ke berbagai lingkungan dan bidang kehidupan
7. Digitalisasi dan intensitas internasionalisasi Muhammadiyah
Dalam tataran ideologis, misalnya, Muhammadiyah telah punya banyak acuan yang kesemuanya bersumber dari Alquran dan Sunnah. Tinggal lagi bagaimana mengaplikasikannya hingga ke semua lini kehidupan warga Muhammadiyah.
Tatanan acuan itu meliputi Manhaj Tarjih, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Dakwah Kultural, Pernyataan Abad Kedua, Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah, dan lain-lain.
Semoga sukses. Selamat buat seluruh warga Muhammadiyah, salam dan doa semoga sukses untuk pimpinan terpilih.(musriadi musanif 2022)
0 Komentar