Tragedi Pop Mie Ari
Muhammad Hafiz Afdhal
Kelas 9J
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Hari itu suasana kelas terasa berbeda. Bu Desi, guru Bahasa Indonesia, baru saja memberi tugas praktik teks prosedur kepada seluruh murid. Setiap kelompok diminta membuat makanan atau minuman sederhana, lalu mempresentasikannya di depan kelas.
![]() |
Ari yang dikenal rajin langsung membentuk kelompok bersama dua temannya, Handre dan Tania. Setelah berdiskusi, mereka sepakat untuk membuat Pop Mie, makanan instan yang praktis namun tetap bisa dikreasikan dengan cara yang menarik.
Mereka pun membagi tugas. Ari membawa Pop Mie dan sosis, Handre bertanggung jawab membawa termos berisi air panas, sementara Tania menyiapkan sendok, garpu, dan bumbu tambahan. Semua perlengkapan itu disiapkan dengan rapi agar keesokan harinya tinggal dipresentasikan.
Sore hari, mereka menaruh bahan-bahan tersebut di kelas agar tidak tertinggal. Namun tanpa mereka sadari, Deni—teman dari kelas sebelah—melihat perlengkapan mereka dan memperhatikannya dengan rasa ingin tahu.
Keesokan paginya, Ari datang lebih awal bersama Handre dan Tania. Begitu membuka meja tempat bahan mereka disimpan, wajah mereka langsung berubah. Pop Mie yang semalam disiapkan dengan hati-hati telah hilang!
“Lho, kok Pop Mie-nya nggak ada?” tanya Tania panik.
“Padahal semalam masih lengkap,” jawab Ari sambil mengacak rambutnya gusar.
Mereka bertiga pun berusaha mencari, namun hasilnya nihil. Handre mulai kesal. “Kalau kita nggak nemu, kita gagal presentasi,” katanya cemas.
Ari tidak mau menyerah. Ia segera menemui Bu Desi untuk meminjam ponsel dan melihat rekaman CCTV kelas. Setelah memutar beberapa menit rekaman, mereka akhirnya menemukan sesuatu yang mengejutkan: Dini, teman sekelas mereka, terlihat masuk ke kelas diam-diam dan mengambil beberapa cup Pop Mie dari meja Ari.
Tanpa buang waktu, Ari, Handre, dan Tania langsung mencari Dini. Namun, gadis itu tidak ada di kelasnya. Setelah bertanya kepada beberapa teman, mereka mengetahui bahwa Dini sedang berada di kantin bersama Deni.
Ketiganya pun bergegas ke sana. Benar saja, Dini dan Deni tampak duduk di sudut kantin sambil menikmati semangkuk Pop Mie yang mencurigakan. Ari mendekat dan menatap mereka dengan tenang.
“Pop Mie-nya enak, ya? Kayaknya mirip banget sama yang kami siapkan semalam,” katanya pelan.
Dini dan Deni saling berpandangan, lalu wajah mereka memucat. Ari menunjukkan rekaman CCTV dari ponsel Bu Desi.
“Maaf, Ari,” ucap Dini pelan. “Aku cuma iseng, nggak nyangka bakal bikin kalian panik.”
Deni pun ikut menunduk dan meminta maaf. Mereka lalu mengembalikan sisa Pop Mie yang belum dimasak.
Ari hanya tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, asal lain kali jangan ulangi lagi. Kita semua udah belajar dari kejadian ini.”
Beberapa menit kemudian, kelompok Ari kembali ke kelas dan mereka siap mempresentasikan tugas mereka dengan percaya diri.
Presentasi Pembuatan Pop Mie – Kelompok Ari
Setelah kejadian di kantin dan permintaan maaf dari Dini dan Deni, kelompok Ari segera kembali ke kelas. Mereka bergegas menyiapkan sisa bahan yang masih bisa digunakan. Meski awalnya sempat gugup karena insiden pagi itu, mereka tetap semangat.
Bu Desi memanggil nama kelompok mereka. Ari berdiri di depan kelas bersama Handre dan Tania. Dengan suara percaya diri, Ari membuka presentasi:
“Selamat pagi, teman-teman. Assalamualaikum Wrwb. Hari ini kami akan mempresentasikan cara membuat makanan sederhana yang pasti kalian semua kenal: Pop Mie spesial kreasi kelompok kami.”
Tania melanjutkan, “Bahan-bahan yang kami gunakan antara lain: 1 cup Pop Mie rasa ayam bawang, air panas, sosis ayam yang sudah dipotong kecil, daun bawang, dan cabai bubuk sebagai topping.”
Handre menjelaskan langkah-langkahnya:
Buka kemasan Pop Mie dan keluarkan semua isi bumbu.
Masukkan sosis yang sudah dipotong ke dalam cup, sebelum air panas dituang.
Tuangkan air panas secukupnya hingga mencapai garis batas.
Masukkan bumbu-bumbu, lalu aduk merata.
Tutup kembali Pop Mie dan tunggu selama 3 menit.
Setelah itu, buka tutupnya, taburi dengan daun bawang dan cabai bubuk, lalu sajikan selagi hangat.
Ari menambahkan, “Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun Pop Mie itu instan, tetap bisa dikreasikan dengan bahan tambahan agar lebih lezat dan bergizi.”
Pop Mie buatan mereka ternyata disukai oleh Bu Desi dan teman-teman sekelas. Setelah presentasi selesai, mereka membagikan beberapa cup Pop Mie untuk dicicipi oleh Bu Desi dan beberapa teman. Ruangan langsung dipenuhi aroma sedap.
Bu Desi tersenyum dan berkomentar, “Kelompok ini menunjukkan kerjasama yang baik, penyajian yang menarik, dan improvisasi yang kreatif. Saya sangat mengapresiasi.”
Semua teman bertepuk tangan. Wajah Ari, Handre, dan Tania terlihat lega sekaligus bangga. Mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, meskipun sempat diuji oleh insiden yang tidak terduga.
Hari itu, mereka tidak hanya belajar cara membuat Pop Mie, tetapi juga mempraktikkan kerja sama, komunikasi, dan sikap dewasa dalam menghadapi masalah. Pop Mie yang sederhana pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Ari dan teman-temannya belajar satu hal penting: dalam kerja kelompok, kejujuran dan tanggung jawab adalah resep paling utama—lebih hangat daripada semangkuk Pop Mie sekalipun.*
Tugas siswa ini mengubah teks prosedur menjadi Cerpen
0 Komentar