Memperkuat Diplomasi Kemanusiaan: Peran Muhammadiyah dalam Jalinan Kerja Sama dengan OKI

Memperkuat Diplomasi Kemanusiaan: Peran Muhammadiyah dalam Jalinan Kerja Sama dengan OKI

JAKARTA PUSAT, kiprahkita.com Pertemuan antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Tarig Ali Bakheet, menandai babak penting dalam penguatan diplomasi kemanusiaan Indonesia di tingkat global. Pertemuan yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, bukan sekadar agenda seremonial, melainkan representasi nyata dari komitmen Muhammadiyah dalam memainkan peran strategis pada isu-isu kemanusiaan internasional, khususnya yang berkaitan dengan Afghanistan.

Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni, menegaskan bahwa kerja sama antara Muhammadiyah dan OKI memiliki nilai strategis yang tidak dapat dilepaskan dari peran historis Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan yang telah lama terlibat dalam isu pembangunan manusia. Pandangan Syafiq mencerminkan paradigma bahwa organisasi masyarakat sipil, khususnya yang berbasis keagamaan, dapat menjadi aktor kunci dalam menjembatani kepentingan global dan kebutuhan masyarakat rentan di negara-negara konflik.

Dalam konteks Afghanistan, pentingnya dukungan internasional menjadi semakin jelas setelah berbagai dinamika politik dan sosial yang menempatkan rakyatnya dalam kondisi yang rapuh. Muhammadiyah, dengan reputasinya yang kuat di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, berada pada posisi ideal untuk memberikan kontribusi signifikan. Syafiq menyebutkan bahwa kontribusi tersebut dapat disalurkan melalui kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan OKI, sebuah konfigurasi yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang pentingnya sinergi antara masyarakat sipil dan lembaga diplomatik.

Kontribusi Muhammadiyah di sektor pendidikan, misalnya, telah terbukti melalui penyediaan beasiswa bagi mahasiswa Palestina dan Afghanistan. Ini bukan sekadar bantuan finansial, tetapi bentuk investasi jangka panjang untuk membangun kapasitas intelektual generasi muda di negara-negara terdampak konflik. Langkah ini sejalan dengan visi besar Muhammadiyah mengenai human development, yaitu upaya meningkatkan kualitas manusia sebagai fondasi perdamaian dan kemajuan.

Kunjungan Tarig Ali Bakheet juga memperlihatkan pengakuan internasional terhadap kapasitas Muhammadiyah. Kepercayaan ini tentu tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berakar dari sejarah panjang pergerakan Muhammadiyah yang konsisten dalam kerja-kerja kemanusiaan global. Melalui jejaring internasional yang terus diperluas, Muhammadiyah menunjukkan bahwa organisasi keagamaan dapat bertransformasi menjadi transnational actor yang berpengaruh.

Dengan demikian, kerja sama antara Muhammadiyah dan OKI tidak hanya penting bagi Afghanistan, tetapi juga menegaskan kembali peran Indonesia— melalui civil society—dalam kancah diplomasi kemanusiaan global. Langkah ini menjadi bukti bahwa kekuatan moral dan kapasitas organisatoris dapat menjadi modal besar untuk menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang dilanda krisis multidimensi.

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan solidaritas dan kolaborasi internasional, Muhammadiyah memperlihatkan bagaimana nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dapat diwujudkan dalam bentuk aksi nyata untuk perdamaian, pendidikan, dan pemberdayaan. Kerja sama ini bukan akhir, melainkan awal dari potensi kontribusi yang lebih luas bagi dunia Islam dan kemanusiaan global. (Muhammadiyah.or.id)*

Posting Komentar

0 Komentar