Rudihartono dari Papua Pegunungan, Wamena menyampaikan terima kasih dari semua pihak. Lebih-lebih dari PP Muhammadiyah untuk pendampingan. Sebab PWM Papua Pegunungan memiliki potensi SDM yang luar biasa jika dikembangkan.
WAMENA_PAPUA, kiprahkita.com –Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengukuhkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Papua Pegunungan sebagai PWM ke-38 pada Sabtu (8/11) lalu di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Selain PWM dalam kesempatan yang sama juga dilakukan pengukuhan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Papua Pegunungan. PWM dan PWA Papua Pegunungan ini merupakan yang pertama pasca pemekaran Papua Pegunungan jadi provinsi tersendiri tahun 2022.
Provinsi Papua Pegunungan resmi dibentuk pada 25 Juli 2022 melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022 dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 11 November 2022. Provinsi ini merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Papua dan meliputi delapan kabupaten: Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, Lanny Jaya, dan Nduga, dengan Wamena sebagai ibu kotanya. Pemekaran ini bertujuan mempercepat pemerataan pembangunan, memperpendek rentang kendali pemerintahan, serta meningkatkan pelayanan publik di wilayah pegunungan tengah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Namun, proses pembentukan Papua Pegunungan sempat menimbulkan perdebatan. Sejumlah kalangan menilai pemekaran dilakukan tanpa melibatkan secara penuh masyarakat adat dan belum sesuai dengan amanat otonomi khusus Papua. Meski begitu, banyak pihak berharap provinsi baru ini dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat, membuka akses ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur, serta memperkuat posisi orang asli Papua dalam pembangunan daerahnya sendiri.
Hadir dalam sekaligus mengukuhkan, Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah, bersama Anggota MPKSDI PP Muhammadiyah Muhammad Saleh Tjan, Ketua PWA DIY Widiastuti, Wakil Ketua PWM DIY dr. Ahmad Faesol dan Riduwan.
Dikukuhkan sebagai Ketua PWM Papua Pegunungan periode Muktamar 2022-2027 adalah Rudihartono Ismail, sementara Ketua PWA Papua Pegunungan periode Muktamar 2022-2027 adalah Asmah Djafar yang merupakan pasangan suami istri.
Agung Danarto dalam amanatnya menyampaikan selamat atas amanah baru bagi PWM dan PWA Papua Pegunungan. Sebagai kepemimpinan wilayah baru, Agung berpesan untuk membangun urusan-urusan mendasar. Pada kesempatan yang sama, Salmah Orbayinah menyampaikan bahwa di Papua Pegunungan ini akan segera menyusul aksi-aksi ibu ‘Aisyiyah untuk memajukan kehidupan masyarakat tanpa terkecuali.
Sementara itu, Ketua PWM Papua Pegunungan, Rudihartono Ismail berharap Sang Surya terbit dari timur dan memberikan pencerahan bagi seluruh anak bangsa. Terlebih melalui pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah ingin berbuat banyak untuk kebaikan masyarakat Papua Pegunungan.
“Kita ini adalah satu-satunya organisasi yang ada di Wamena, yang dikukuhkan langsung oleh Pimpinan Pusat,” ungkapnya. Dia berharap, Muhammadiyah dapat berkolaborasi dengan berbagai organisasi, paguyuban, seluruh masyarakat dalam meningkatkan dan memajukan kehidupan di Papua Pegunungan.
“Hari ini telah terbentuk Muhammadiyah di Papua Pegunungan yang siap bergerak untuk berkolaborasi dengan program Pusat, dan pemerintah daerah untuk mengambil bagian memajukan masyarakat,” tuturnya.
Rudihartono juga menyampaikan terima kasih dari semua pihak. Lebih-lebih dari PP Muhammadiyah untuk pendampingan. Sebab PWM Papua Pegunungan memiliki potensi SDM yang luar biasa jika dikembangkan.
Ketua PWA Papua Pegunungan, Asahan Djafar meminta dukungan dan kolaborasi dalam mengemban amanah ini. “Terlebih ‘Aisyiyah Papua Pegunungan ini masih belia atau bungsu, oleh karena itu kami meminta dukungan dan bimbingan,” tuturnya.
Dia berharap, hadirnya struktur Persyarikatan Muhammadiyah di Provinsi Papua Pegunungan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Tidak hanya untuk warga Muhammadiyah atau umat muslim saja, tapi untuk seluruh masyarakat Papua. (Muhammadiyah.org.id)*

0 Komentar