PASAMAN BARAT, kiprahkita.com –Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasaman Barat menyelenggarakan Orientasi Penguatan Muballigh Muhammadiyah se‑Kabupaten Pasaman Barat pada Kamis, 25 Desember 2025 lalu, bertepatan dengan 5 Rajab 1447 H, di Aula Bapelitbangda Kabupaten Pasaman Barat.
![]() |
| Suasana Orientasi |
Kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkuat kapasitas muballigh Muhammadiyah di tingkat daerah, yang dihadiri oleh sekitar 75 peserta dari berbagai unsur, termasuk anggota Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) daerah dan cabang. Antusiasme tinggi peserta mencerminkan kebutuhan nyata akan pembinaan dakwah yang lebih kuat di wilayah Pasaman Barat. Tabligh
Menurut Ketua Panitia, Ustadz Armi Herizel, serta Ketua Majelis Tabligh PDM Pasaman Barat, Ustadz Ahda Fitri, kegiatan ini diadakan secara swadaya melalui Sumbangan Wajib Peserta (SWP), tanpa dukungan dana eksternal. Tabligh
Acara menghadirkan narasumber dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, yaitu Ustadz Drs. Apris, M.M. selaku Koordinator Majelis Tabligh PWM Sumbar dan Ustadz Drs. Jonisfar, M.Pd. selaku Koordinator Diklat PWM Sumbar. Materi yang disampaikan difokuskan pada penguatan wawasan dakwah, pengembangan kapasitas muballigh, serta pemahaman sistem pembinaan muballigh Muhammadiyah. Tabligh
Wakil Ketua PDM Pasaman Barat, Ustadz Ardinan, menjelaskan bahwa agenda ini awalnya direncanakan sebagai pelatihan muballigh. Namun karena beberapa kendala, termasuk status daerah yang masih dalam tanggap darurat bencana banjir dan longsor, bentuk kegiatan diubah menjadi orientasi penguatan yang lebih singkat. Tabligh
Dalam sambutannya, Ketua PDM Pasaman Barat, H. Ronaldi, S.Ag., M.Pd., menekankan pentingnya budaya literasi di kalangan muballigh. Ia mengajak para muballigh untuk terus memperkuat tradisi membaca dan menulis sebagai bagian dari fondasi dakwah yang berkemajuan. Tabligh
Sebagai wujud dukungan atas semangat tersebut, PDM Pasaman Barat membagikan buku Himpunan Putusan Tarjih dan Fatwa Tarjih secara gratis kepada peserta, termasuk muballigh Muhammadiyah dan muballighat ‘Aisyiyah yang hadir. Tabligh
Melalui kegiatan ini, Majelis Tabligh PDM Pasaman Barat berharap penguatan kapasitas muballigh menjadi fondasi awal untuk program pembinaan yang lebih komprehensif di masa mendatang.
Orientasi Penguatan Muballigh Muhammadiyah: Antara Kebutuhan Struktural dan Tantangan Dakwah Kontemporer
Kegiatan Orientasi Penguatan Muballigh Muhammadiyah merupakan refleksi nyata dari upaya pergerakan dakwah yang tidak hanya retoris, melainkan juga strategis dalam menjawab kebutuhan keummatan dan organisasi di tingkat lokal.
Acara ini menjadi titik penting bagi Muhammadiyah Pasaman Barat untuk mempertegas peran muballigh sebagai garda terdepan pembawa misi Islam Berkemajuan dalam konteks yang semakin kompleks dan dinamis. tabligh.id
Secara struktural, orientasi kali ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak lagi berpuas diri dengan pendekatan tradisional dakwah yang sekedar menunggu momen pengajian atau ceramah. Dengan memfokuskan kegiatan pada penguatan wawasan, materi dakwah, dan pemahaman sistem pembinaan, kegiatan ini berkontribusi pada pembentukan muballigh yang memiliki kapasitas intelektual dan metodologis untuk menghadapi tantangan era baru.
Hal ini sejalan dengan tren internal persyarikatan yang menempatkan kaderisasi muballigh sebagai pilar penting dalam tata kelola dakwah Muhammadiyah di berbagai daerah. tabligh.id
Dari sisi substansi, pemilihan narasumber yang kompeten dari PWM Sumbar menandakan bahwa kegiatan ini tidak sekedar pengkaderan normatif, tetapi pembekalan pemikiran dan framework dakwah yang kontekstual.
Penekanan pada pengembangan wawasan dan pemahaman sistem pembinaan muballigh mencerminkan kesadaran akan kebutuhan dakwah yang tidak parsial, melainkan berbasis pemikiran yang kuat, yang mampu berinteraksi dengan isu-isu kekinian tanpa meninggalkan akar nilai Muhammadiyah yang moderat dan progresif. tabligh.id
Namun, di balik antusiasme ini, terdapat keterbatasan yang perlu dicermati. Dipilihnya format orientasi sebagai pengganti pelatihan intensif, yang semula direncanakan, mencerminkan keterbatasan kapasitas lokal dalam menghadapi krisis seperti bencana alam yang menimpa Pasaman Barat.
Ini membuka pertanyaan penting: sejauh mana struktur dakwah lokal mampu bertahan dalam kondisi darurat dan tetap konsisten menguatkan kapasitas muballigh? Situasi ini menjadi kritik halus terhadap kebutuhan Muhammadiyah untuk memperkuat resilience organisasi yang tidak hanya fokus pada konten dakwah, tetapi juga pada logistik dan manajemen risiko kegiatan dakwah.
Kegiatan ini juga menyingkap dimensi penting lain: peran literasi dalam dakwah. Sambutan Ketua PDM yang menekankan tradisi membaca dan menulis menunjukkan pergeseran paradigma dakwah dari sekedar penyampaian lisan ke dakwah intelektual yang produktif secara tulisan.
Dalam konteks Muhammadiyah yang sejak awal menempatkan pendidikan sebagai sarana transformasi sosial, penguatan literasi muballigh menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan disinformasi, polarisasi sosial, dan kebutuhan narasi Islam Berkemajuan yang berbasis pengetahuan. tabligh.id
Secara umum, orientasi penguatan muballigh ini adalah cermin dari sebuah organisasi dakwah besar yang tengah berusaha menyeimbangkan dua dimensi: tradisi dakwah klasik yang humanis dan tantangan kontemporer yang memerlukan adaptasi metodologis serta kesiapan intelektual.
Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan, tetapi manifestasi upaya Muhammadiyah untuk memperteguh korps muballigh yang tidak hanya taat pada nilai-nilai Islam, tetapi juga relevan dalam dialog sosial, budaya, dan teknologi. (tabligh.id)*

0 Komentar