Tinjau Daerah Terdampak Bencana di Limapuluh Kota, Gubernur Mahyeldi Serap Aspirasi Masyarakat
LIMAPULUH KOTA, kiprahkita.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Nagari Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung terus-menerus. Kondisi geografis yang berbukit serta tanah yang labil membuat wilayah ini rentan terhadap longsor dan pergerakan tanah. Hujan deras menyebabkan sungai meluap dan lereng bukit runtuh, sehingga air, lumpur, dan material kayu masuk ke permukiman warga secara tiba-tiba.
Dampak bencana tersebut dirasakan langsung oleh masyarakat Koto Tinggi. Banyak rumah warga mengalami kerusakan, sebagian bahkan tidak lagi layak huni, sehingga warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Akses jalan terputus akibat tertimbun longsor atau amblas, menghambat aktivitas masyarakat dan penyaluran bantuan. Selain itu, fasilitas umum seperti jaringan listrik dan air bersih juga terganggu, membuat kondisi warga semakin sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah daerah bersama BPBD, relawan, dan aparat keamanan telah melakukan berbagai upaya penanganan darurat, seperti evakuasi warga, pendirian posko pengungsian, serta penyaluran bantuan logistik. Di sisi lain, bencana ini menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi, seperti menjaga lingkungan, memperkuat sistem drainase, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana alam. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kondisi Nagari Koto Tinggi dapat segera pulih dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan aman.
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah meninjau langsung sejumlah lokasi terdampak bencana alam di Kabupaten Limapuluh Kota, sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat terkait kebutuhan pemulihan pascabencana, Minggu (14/12/2025) kemarin.
![]() |
| Gubernur Mahyeldi Serap Aspirasi Masyarakat |
Dua titik yang menjadi objek kunjungannya adalah Posko Bencana Alam Jorong Aia Angek, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, serta Nagari Baruah Gunuang, Kecamatan Bukit Barisan.
Ada dua permasalahan yang menjadi aspirasi masyrakat saat Gubernur Mahyeldi berdialog langsung dengan warga terdampak bencana. Mereka meminta disegerakan pemulihan akses jalan dan normalisasi lahan pertanian yang tertimbun lumpur dan bebatuan.
“Terputusnya akses jalan membuat beberapa wilayah terisolasi. Ini harus segera kita tangani agar aktivitas masyarakat, termasuk distribusi logistik dan hasil pertanian, bisa kembali berjalan,” ujar Mahyeldi.
Gubernur juga menegaskan pentingnya percepatan penanganan lahan pertanian warga yang rusak akibat bencana, mengingat sektor tersebut menjadi sumber utama penghidupan masyarakat setempat.
“Kami mendengar langsung keluhan masyarakat. Pemulihan lahan pertanian dan akses jalan menjadi prioritas agar warga bisa segera bangkit dan beraktivitas kembali,” katanya.
Sementara itu, Walinagari Koto Tinggi, Hendri menyampaikan bencana longsor dan banjir bandang telah merusak 47 unit rumah warga serta ratusan hektare lahan pertanian di daerahnya.
Menurutnya, dukungan alat berat dan bantuan bibit siap tanam perlu dipikirkan bagi petani terdampak. Agar persoalan lahan dan ekonomi masyarakat bisa pulih lebih cepat.
"Sedimennya tebal , sulit jika dikerjakan secara manual. Kita butuh bantuan alat berat untuk menara kembali lahan pertanian masyarakat," ungkap Walinagari Koto Tinggi, Hendri.
Selain berdialog, pada kesempatan tersebut Gubernur Sumbar juga menyerahkan bantuan logistik berupa beras, makanan siap saji, selimut, kasur, serta kebutuhan pokok lainnya kepada warga terdampak bencana.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Sumbar, Ahmad Zakri serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Sumbar, Nolly Eka Mardianto. (Adpsb/nov/ bud)

0 Komentar