LPCRPM PP Muhammadiyah Perkuat Peran Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Umat

YOGYAKARTA, kiprahkita.com Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) terus mendorong penguatan peran masjid sebagai pusat pelayanan umat dan pemberdayaan masyarakat. Komitmen tersebut disampaikan Ketua LPCRPM PP Muhammadiyah, Jamaluddin Ahmad.



Jamal menegaskan bahwa masjid Muhammadiyah tidak cukup hanya berfungsi sebagai tempat ibadah ritual, melainkan harus menjadi pusat kehidupan sosial yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara kontekstual dan berkelanjutan.

“Masjid Muhammadiyah harus hadir secara nyata dalam kehidupan jamaah dan masyarakat. Tidak hanya makmur secara finansial, tetapi juga memakmurkan umat melalui layanan sosial dan pemberdayaan,” ujarnya dalam program Ruang Publik TvMu: Inspirasi dari Jogokariyan yang disiarkan melalui kanal YouTube TvMu, Sabtu malam (27/12).

Dalam pembinaan masjid, Jamal menjelaskan bahwa LPCRPM mengedepankan tiga prinsip strategis. Pertama, masjid yang makmur dan memakmurkan. Kedua, masjid yang membahagiakan serta ramah bagi seluruh lapisan masyarakat. Ketiga, masjid yang mampu menjadi solusi atas berbagai persoalan umat.

“Masjid yang makmur secara finansial belum tentu hadir dalam menyelesaikan persoalan sosial umat. Inilah yang terus kita dorong untuk diperbaiki,” jelasnya.

Ia menambahkan, sejumlah masjid percontohan hasil inisiasi LPCRPM telah menjadi pilot project penerapan konsep masjid ramah, ramah musafir, serta terbuka bagi masyarakat luas. Beberapa di antaranya dilengkapi fasilitas pendukung seperti perpustakaan komunitas dan ruang belajar bagi generasi muda.

“Masjid yang hidup adalah masjid yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Di situlah masjid berperan strategis dalam memperkuat ukhuwah dan kehadiran sosial Muhammadiyah,” kata Jamal.

Generasi Muda Jadi Kunci Masa Depan Masjid

Dalam upaya memakmurkan masjid, Jamal juga menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai faktor kunci keberlanjutan dakwah dan peradaban Islam. Menurutnya, perubahan pola pikir serta pemberian ruang bagi anak muda sangat menentukan kemajuan pengelolaan masjid.

“Banyak masjid berkembang pesat karena dikelola oleh generasi muda yang kreatif dan responsif terhadap kebutuhan zaman,” ujarnya.

Berdasarkan survei internal LPCRPM, rata-rata jumlah jamaah masjid masih tergolong rendah dibandingkan dengan potensi masyarakat di sekitarnya. Kondisi tersebut menjadi tantangan bersama dalam memperkuat pembinaan masjid secara lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

Sebagai respons atas tantangan tersebut, LPCRPM menginisiasi program unggulan Akademi Marbot yang telah meluluskan puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini dirancang untuk membekali marbot dengan kemampuan manajemen masjid, pelayanan publik, serta pendekatan sosial dalam pemberdayaan masyarakat.

“Melalui Akademi Marbot, kami menyiapkan kader masjid yang tidak hanya memahami ibadah ritual, tetapi juga peka terhadap persoalan sosial dan mampu memberikan layanan yang bermakna bagi umat,” jelas Jamal.

Di akhir pernyataannya, Jamal menegaskan komitmen LPCRPM untuk terus mempercepat pengembangan masjid percontohan di berbagai wilayah serta memperluas akses pelatihan bagi para marbot.

“Masjid Muhammadiyah harus menjadi lokomotif perubahan sosial yang membawa kemaslahatan bagi seluruh umat,” pungkasnya. (ghulam)

Berita 2

YOGYAKARTA – Bank Indonesia bersama Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi menjalin kolaborasi strategis untuk memperkuat peran masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kesepakatan ini terwujud dalam rapat bersama yang digelar di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta.

Rapat dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, Ketua LPCRPM PP Muhammadiyah M. Jamaludin Ahmad, serta perwakilan dari Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, yaitu Bapak Firman Darwis (Deputi Direktur), Yason Taufik Akbar (Asisten Direktur), dan Syarah Natasha. Selain itu, turut hadir pengurus LPCRPM PP Muhammadiyah.

Transformasi Masjid sebagai Motor Ekonomi Umat

Dalam sambutannya, Ahmad Dahlan Rais menegaskan pentingnya masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai sentra interaksi sosial dan pengembangan ekonomi berbasis syariah. “Muhammadiyah memiliki sekitar 12.000 masjid di seluruh Indonesia, dan potensi besar ini harus dioptimalkan untuk kemaslahatan umat,” ujarnya.

Bapak Firman Darwis, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ekosistem ekonomi syariah nasional. “Kami melihat Muhammadiyah sebagai salah satu mitra strategis utama dalam pengembangan ekonomi syariah yang berdampak langsung pada masyarakat.

Masjid bisa menjadi penggerak ekonomi berbasis nilai sosial seperti zakat, wakaf, dan infrastruktur sosial yang tidak dimiliki sistem konvensional,” ungkapnya.

Tiga Pilar Penguatan Ekonomi Masjid

Kolaborasi ini berfokus pada tiga pilar utama: Pengembangan produk halal, Penguatan keuangan syariah, Peningkatan literasi dan edukasi ekonomi masyarakat.

Masjid-masjid Muhammadiyah didorong membentuk Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) agar pengelolaan ekonomi dilakukan secara profesional. Identifikasi masjid dilakukan berdasarkan level kesiapan, mulai dari masjid dengan multi bisnis (level 5) hingga masjid dengan potensi pengembangan awal (level 3).

Pilot project akan dijalankan di tiga masjid dari berbagai tingkatan, dengan rencana ekspansi ke daerah potensial seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rangkaian Program dan Inovasi Digital

Beberapa program konkret yang akan dijalankan meliputi:

Penyelenggaraan expo tahunan untuk menampilkan hasil kegiatan ekonomi masjid di berbagai level,

Pembentukan Akademi Marbot Masjid, dengan pengiriman 3-5 peserta muda dari setiap masjid untuk pelatihan manajemen dan kewirausahaan,

Pelaksanaan Regional Meeting tahunan berdasarkan wilayah dan pulau,

Pengembangan aplikasi digital untuk mendukung transaksi penjualan dan belanja produk-produk Muhammadiyah,

Pemberdayaan masjid sebagai agen produksi dan pemasaran produk unggulan Muhammadiyah.

Rencana Aksi dan Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut, akan dibentuk tim kerja khusus LPCRPM dalam pengelolaan program yang berkolaborasi dengan Bank Indonesia bidang Syariah. Konsolidasi data dan assessment masjid potensial akan dilakukan untuk menetapkan masjid percontohan di level 1-5. Penetapan prioritas dan tindak lanjut kebutuhan program akan dilakukan secara responsif dan terukur.

Selain itu, akan dilakukan penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Gubernur Bank Indonesia sebagai bentuk komitmen bersama.

Seluruh pihak berkomitmen melaksanakan program secara bertahap, terukur, dan berkelanjutan, dengan harapan masjid dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat berbasis nilai-nilai syariah.

Rapat yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini ditutup dengan semangat optimisme, dilanjutkan dengan survei lapangan ke Masjid Al-Falah Sragen sebagai salah satu lokasi percontohan. Kolaborasi ini diharapkan membawa dampak positif yang luas bagi umat dan bangsa, menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Penulis: Alfian Imam Nafi (Muhammadiyah.or.id)

Posting Komentar

0 Komentar