Teori Problem Solving

Disampaikan Oleh

Musriadi Musanif, S.Th.I

(Makalah ini pernah dipresentasikan pada kegiatan Pelatihan IMM)



A. PENDAHULUAN

KEGIATAN kepemimpinan (manajemen) organisasi nirlaba, sedikit berbeda dengan kegiatan kepemimpinan dalam organisasi bisnis.


Akan tetapi, dalam berbagai hal, terdapat persamaan-persamaan, terutama menyangkut norma-norma umum yang berlaku di hampir semua bentuk organisasi.


Organisasi adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua, tiga atau lebih, yang mempunyai tujuan yang sama serta diatur dengan suatu aturan yang disepakati untuk ditaati bersama. Setiap anggota sebuah organisasi, biasanya memiliki ikatan batin dengan sesama mereka.


Sebagai seorang pimpinan yang bijaksana, kegiatan manajemen organisasi itu, biasanya diawali dengan langkah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan kegiatan (actuiting) dan pengawasan kegiatan (controlling). Ada juga orang yang melengkapinya dengan unsur evaluasi(evaluating).


Persoalan utama yang dihadapi oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan adalah bagaimana merumuskan sebuah perencanaan secara tepat dan benar.


Perencanaan yang matang akan mampu menggambarkan secara detail, tentang segala persoalan yang dihadapi organisasi, serta rumus-rumus tepat untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, perencanaan (planning) adalah kunci utama.


Untuk bisa merumuskan sebuah perencanaan yang mantap, seorang pimpinan dituntut untuk menganalisa situasi organisasi yang dipimpinnya secara menyuluruh, baik dari aspek internal maupun eksternal. Dalam menganalisas situasi organisasi, pada umumnya pimpinan akan menemukan beragam permasalahan yang bisa mengganggu jalannya organisasi dalam mencapai tujuannya.


Di sinilah, keterampilan problem solving dituntut untuk berperan. Problem solving sebagai bagian penting di dalam manajemen, sesungguhnya adalah sebuah keterampilan berbentuk soft skill (keterampilan lunak), yang pada umumnya bisa didapat dari ‘jam terbang’ seseorang dalam memimpin.


Tentu harus pula ditambah dengan kematangan pemahamannya tentang ilmu-ilmu manajemen yang terintegrasi dengan hard skill (keterampilan keras).


Kalau demikian keadaannya, tentu kita perlu bertanya dulu, apakah yang dimaksud dengan problem solving itu? Bagaimana cara melakukannya? Apa pula tindak lanjutnya?


B. PENGERTIAN

Secara bahasa, problem dan solving berasal dari bahasa Inggris. Problem artinya masalah, sementara solving (kata dasarnya to solve) bermakna pemecahan.


Dengan demikian, problem solving dapat kita artikan dengan ‘pemecahan masalah.’ Problem Solving adalah suatu ilmu dalam manajemen organisasi yang dipergunakan oleh para pemimpin dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya.


Yang jadi persoalan utama di sini, bukanlah bagaimana teori memecahkan masalah itu sendiri. Akan tetapi, adalah memahami apa sih sesungguhnya yang dinamakan dengan problem (masalah). What’s the problem?


Secara sederhana dapat kita pahami, masalah adalah jarak yang membentang antara keadaan sekarang dengan tujuan yang hendak dicapai. Semakin jauh jarak antara ‘keadaan sekarang’ dengan ‘tujuan yang hendak dicapai’, itu artinya semakin banyak pula permasalahan yang sedang dihadapi.


IMM bertujuan untuk membentuk akademisi muslim yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Cobalah Anda amati, bagaimana kondisi akademisi muslim saat ini. Apakah mereka sudah berakhlak mulia? Kalau sudah, seberapa persenkah yang berakhlak mulia itu? Apa standar yang dipakai untuk menentukan seseorang berakhlak mulia atau tidak?


Bila ‘keadaan sekarang’ yang kita lihat adalah banyaknya mahasiswa-mahasiswa beragama Islam (muslim) yang bermoral bejat, punya pergaulan bebas, mengabaikan norma-norma sopan santun, tidak menjadikan Islam sebagai acuan utama pergaulan, suka berkata-kata kotor, tidak peduli dengan penderitaan masyarakat, maka itu artinya, IMM masih jauh dari tujuannya. Berarti ada masalah, ada jurang pemisah antara ‘keadaan sekarang’ dengan tujuan yang hendak dicapai.


Dalam kondisi demikianlah, seorang pemimpin organisasi (dalam hal ini adalah pimpinan IMM, akan menerapkan teknik-teknik jitu problem solving, sehingga jurang pemisah itu bisa dihilangkan, atau setidak-tidaknya semakin diperkecil.


Dalam memecahkan masalah (to solve the problem), seorang pimpinan yang bijaksana, biasanya akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memahami masalah dan menentukan tujuan

2. Mengumpulkan informasi yang relevan

3, Mengidentifikasi alternatif-alternatif solusi yang layak dan membuat estimaasi yang realistis

4. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh dalam menyelesai-kan masalah

5. Mengevaluasi setiap alternatif dengan menggunakan analisis sensitivitas untuk meningkatkan akurasi

6. Memilih alternatif terbaik

7. Mengimplementasikan solusi dan memonitor hasilnya.


Dalam mendefinisikan masalah, pimpinan suatu organisasi bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi altenatif, mengevaluasinya, memilih yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagai mana mestinya.(bersambung)

Posting Komentar

0 Komentar